Screening Film dan Dialog Bermakna dalam Rangka Hari Anak Nasional

Screening Film dan Dialog Bermakna dalam Rangka Hari Anak Nasional

Dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional, Tim SBMH (School Based Mental Health) mengadakan kegiatan Screening Film dan Dialog Bermakna pada hari Sabtu, 27 Juli 2024 di Ruang Audiovisual Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta. Kami turut mengundang Psikolog Teman Baik, yaitu Ibu Sarita Meysaranda Matulu sebagai fasilitator pada kegiatan kali ini. Beliau akan memimpin diskusi mengenai film yang ditayangkan bersamaan dengan curahan hati para penonton. Film yang ditayangkan diantaranya ialah Film Phytagoras, Serenada, Memoar, dan Diorama. Film-film ini memiliki cerita dan sudut pandang yang berbeda-beda sehingga harapannya dapat memunculkan banyak perspektif dari penonton yang mungkin merasa relate dengan kisahnya. 

SBMH (School Based Mental Health) merupakan suatu program yang berfokus pada kesehatan mental yang bekerja sama dengan LAKI (Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia) untuk melakukan penelitian di beberapa sekolah yang telah bekerja sama dengan program ini. Screening film kali ini adalah yang ke-2 kalinya, dan insyaAllah akan dilaksanakan rutin supaya kita semua bisa berdiskusi mengenai kepedulian kita terhadap kesehatan mental. Kegiatan seperti ini tidak hanya untuk remaja, tetapi untuk orang tua dan guru yang berkontribusi juga terhadap kehidupan ‘remaja’ supaya dari film-film yang ditayangkan tersebut dapat memberikan berbagai perspektif dari banyak segmen.  

Kegiatan ini dimulai dengan sambutan dari Perwakilan SBMH dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DIY. Lalu, dilanjutkan ke acara yang utama, yaitu penayangan Film Phytagoras, Serenada, Memoar, dan Diorama yang difasilitatori oleh Ibu Sarita selaku Psikolog. Beliau meminta para penonton untuk menonton dengan seksama, lalu setelah selesai menonton setiap film, disediakan waktu kurang lebih 3 menit untuk para penonton bisa menuliskan apa yang mereka rasakan saat menonton film-film tersebut sebagai refleksi perasaan. 

Selama kurang lebih 70 menit lamanya para penonton menonton 4 film tersebut, Ibu Sarita selaku Psikolog memberikan ‘ruang’ bagi para penonton untuk bercerita apa yang mereka rasakan setelah menonton 4 film tersebut. Terdapat beberapa perspektif dari guru, orang tua, dan anak. 

  1. Perspektif Guru 

“Saya di sini mewakili perspektif dari seorang guru. Sebagai guru, pastinya kami harus menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk seluruh murid. Tapi itu saja tidak cukup, melainkan harus ada dukungan dari lingkungan rumah juga, alias keluarga. Pernah waktu itu saya minta murid-murid saya menuliskan perasaannya di secarik kertas sebelum waktunya pulang sekolah tiba. Ada salah satu murid saya yang menulis bahwa ia tidak mau dibanding-bandingkan, konteksnya di sini adalah dengan orang tua. Memang anak itu tidak perlu dibanding-bandingkan karena setiap anak punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.” 

  1. Perspektif Orang Tua

“Komunikasi dalam keluarga itu sangatlah penting. Perasaan seorang anak akan ‘terbuka’ apabila anak diberi rasa nyaman di rumah. Anak tidak akan terbuka kalau orang tuanya tidak mengajarkan anaknya untuk terbuka. Seharusnya tidak hanya anak saja yang mengerti, orang tua juga. Jika komunikasi dalam keluarga ini buntu, maka harus ada solusi baiknya seperti apa di era saat ini. Banyak sekali kasus bunuh diri di Gunung Kidul, jadi saya takut sekali kalau anak-anak remaja itu arahnya ‘ke sana’. Saya berharap, film-film ini bisa ditayangkan juga di Gunung Kidul.”

  1.  Perspektif Anak

“Menurut saya, orang tua itu perlu menerima bahwa anak itu tidak harus selalu sama dengan orang tuanya. Misal, orang tua maunya ‘A’ tapi anak maunya ‘B’. Hal seperti ini tidak bisa dipaksakan karena yang sering terjadi saat ini itu orang tua hanya hadir secara fisik, namun tidak secara emosional alias kurang membersamai anaknya dan kurang mau memahami apa yang sebenarnya diinginkan anak. Beberapa kasus kriminal seperti bullying, pelecahan seksual, dan tawuran itu terjadi ketika pelaku kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.”

Ibu Sarita selaku Psikolog menanggapi pernyataan dari para penonton, beliau membahas mengenai, “Apa yang harus dilakukan jika kita tidak menemukan orang-orang baik untuk memberikan kita dukungan untuk survive?” Dari banyaknya tanggapan dari para penonton, beliau menyimpulkan bahwa, setiap orang itu memiliki cara penanganannya sendiri, contohnya seperti memberikan ruang untuk diri sendiri agar kita bisa merefleksikan perasaan dan bisa berpikir jernih agar menjadi lebih positif. Kita harus paham bahwa isu kesehatan mental itu penting, maka tingkatkan awareness pada diri kita sendiri jika kita tidak menemukan pertolongan tersebut. Artinya, yang akan peduli dengan kita adalah diri kita sendiri. 

Kegiatan serupa seperti ini dengan kapasitas penonton yang lebih terbatas juga kami wujudkan dengan adanya kegiatan Ruang Teduh”. Kegiatan ini diadakan sebagai wujud kepedulian kami terhadap kesehatan mental kita semua. Ruang Teduh benar-benar akan memberikan kalian ‘ruang’ untuk bisa bercerita dari hati ke hati dengan teman-teman lainnya supaya kalian tidak merasa sendiri dan akan selalu merasakan ‘teduh’ dalam proses menyembuhkan diri sendiri.

————————————

Banyak sekali lho program-program yang dibuat oleh Yayasan Rumpun Nurani dalam usaha untuk memperhatikan kondisi kesehatan mental diri sendiri atau orang-orang yang ada di sekitar kita. Ada kampanye kesehatan mental #connecttocare yang dibersamai oleh Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia, serta masih banyak lagi program-program lainnya. 
Yuk, cek dan follow Instagram @rumpunnurani untuk tau lebih banyak kegiatan lainnya!

BBQU (Belajar Bersama Qur’an), Ustad Syatori Abdul Rauf : Agar Semua Takdir Hidup Kita Bernilai Langit

BBQU (Belajar Bersama Qur’an), Ustad Syatori Abdul Rauf : Agar Semua Takdir Hidup Kita Bernilai Langit

BBQU (Belajar Bersama Qur’an) merupakan kegiatan kajian rutin setiap seminggu sekali dengan mengundang pembicara yang berbeda-beda pada setiap minggunya. Program ini sudah berjalan selama kurang lebih 11 tahun lamanya –sudah ada sebelum Yayasan Rumpun Nurani– yang dimulai dari kajian di perumahan dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore sebanyak 3 sesi. Semakin lama jama’ahnya semakin banyak, maka dari itu seluruh pengurus memutuskan untuk mengadakan pengajian di masjid-masjid daerah padat penduduk yang harapannya bisa menjangkau lebih banyak lagi jama’ah, khususnya warga di sekitar masjid tempat dilaksanakannya program ini. Qadarullah, saat pandemi covid-19 program kajian ini masih terus berjalan, namun dilaksanakan secara online supaya bisa tetap berjalan. Pasca pandemi, program ini masih terus berjalan bahkan sampai saat ini. 

Kamis, 25 Juli 2024 Yayasan Rumpun Nurani mengadakan kegiatan BBQU yang dilaksanakan di Masjid Al-Falah Minomartani dengan mengundang Ustadz Syatori Abdul Rauf yang menjelaskan mengenai Agar Semua Takdir Hidup Kita Bernilai Langit yang mana sangat sesuai dengan tema besarnya, yaitu Melangitkan Takdir dengan Akal yang Dibimbing Iman. 

Pada kajian kali ini, Ustadz Syatori menjelaskan mengenai konsep takdir. Beliau mengibaratkan takdir itu seperti kayu bekas, artinya kayu tersebut memang ada harganya, namun tidak seberapa. Lalu, bayangkan jika kayu bekas tersebut diserahkan ke tukang ukir kayu yang sangat handal, pasti akan menghasilkan karya yang bagus, harganya pun bisa melangit. Jadi, “Tidak ada cara melangitkan takdir, selain dengan ‘mengukirnya’.” seperti yang sedang kita lakukan sebagai manusia saat ini ialah ‘mengukir takdir’.

Seseorang yang mengukir takdir hidupnya hanya dengan Akal tanpa Iman, maka akan menjadikan apapun takdir hidupnya tersebut bernilai rendah dan hina. Begitu pun sebaliknya, seseorang yang mengukir takdir hidupnya dengan Akal yang dibimbing Iman, maka akan menjadikan apapun takdir hidupnya tersebut bernilai tinggi dan mulia. 

Umumnya, manusia tertarik kepada apa saja yang dianggap memiliki harga yang sangat bernilai tinggi. Akal-lah yang bisa membuat manusia merasakan senang dan susah. Dalam kehidupan nyata, jika kita tiba-tiba kejatuhan uang 100 juta pasti senang rasanya, namun saat kehilangan uang 1 juta pasti susah rasanya. Padahal, saat susah lah, Akal berjalan menuntun kita untuk terus sabar dan menerima bahwa saat ini memang kita sedang kehilangan uang, dan Iman itu membuat kita berpikir bahwa, “Mungkin memang dengan cara ini Allah bisa mengajarkan saya sabar, menggugurkan dosa-dosa saya, dan menambah pahala saya.” 

Apa yang terjadi jika tiba-tiba kita kejatuhan uang 100 juta dari langit? senang rasanya. Namun, rasa senang yang kebablasan bisa menjadikan takdir tidak bernilai mulia, melainkan bernilai hina. Maka dari itu, Iman harus tetap menyertai kita untuk tidak lupa dalam bersedekah dan tetap sadar bahwa harta yang dititipkan oleh Allah kepada kita, terdapat hak-hak orang lain juga di dalamnya. Semua orang tahu jika jabatan, uang, gelar memang sesuatu yang besar, namun Allah lebih besar, dan untuk mengerti hal itu, kita tidak hanya membutuhkan Akal melainkan membutuhkan Iman juga. 

Jangan lupa untuk tetap bersyukur dengan ada wujud amalnya, karena seseorang yang mengatakan, “Alhamdulillah” belum bisa dikatakan bersyukur, harus diwujudkan dalam bentuk tindakan amalnya, yaitu melalui infaq; zakat; dan sedekah. Lalu, sebagai manusia, bolehkah kita tetap mengeluh? Boleh. Justru mengeluh itu merupakan pijakan kita untuk bisa ikhlas, sama halnya seperti berusaha untuk sabar, kita harus ada dalam keadaan yang ‘tidak sabar’ terlebih dahulu karena untuk bisa sabar itu butuh ‘musibah’. Takdir itu adalah kenyataan hidup. Apapun takdir yang diberikan kepada kita, tujuannya adalah menjadikan kita orang yang lebih baik lagi, serta membantu kita untuk dapat mengelola Akal yang dibimbing Iman. 

Yuk, Kawan Nurani, kita bersama-sama belajar dengan mengikuti program BBQU (Belajar Bersama Qur’an) yang telah berlangsung selama kurang lebih 11 tahun ini untuk memperdalam pemahaman kita mengenai ilmu agama. Jangan lupa untuk ajak keluarga, teman, dan kerabat untuk ikut serta dalam kajian ini! Mari bersama-sama belajar untuk lebih memahami ilmu agama dan menjadi bermanfaat untuk diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita. 

Follow Instagram @ngajibbqu untuk informasi lebih lanjut!

 
Mengembalikan Semangat Mewujudkan Visi Misi di Rapat Tengah Tahun 2024

Mengembalikan Semangat Mewujudkan Visi Misi di Rapat Tengah Tahun 2024

Yayasan Rumpun Nurani menyelenggarakan kegiatan Rapat Tengah Tahun 2024 yang dihadiri oleh seluruh pengawas, pembina, pengurus inti, dan anggota dari masing-masing divisi. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Juli 2024 yang bertempat di Utara Kolektif food & Space. Adanya kegiatan ini bertujuan untuk kembali menjalin ukhuwah islamiyah antar pengurus, mengevaluasi program kerja yang sudah berjalan atau yang masih menjadi wacana selama 6 bulan pertama, serta merencanakan kembali strategi yang harus dilakukan demi keberlangsungan Yayasan Rumpun Nurani selama 6 bulan ke depan.

Rapat Tengah Tahun 2024 dari Yayasan Rumpun Nurani telah digelar dengan penuh antusiasme dan dedikasi untuk memajukan misi kemanusiaan organisasi. Yayasan Rumpun Nurani merupakan sebuah Non Governmental Organization (NGO) atau sebuah lembaga sosial nirlaba sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas diri dan keluarga untuk bisa saling berbagi dan belajar bersama. Rapat Tengah Tahun 2024 ini menjadi momentum yang tepat untuk kami semua bisa saling mengingatkan tentang kebaikan dan Visi Misi apa yang ingin diwujudkan bersama.

Ada beberapa komponen dasar yang harus tetap diperhatikan agar pelaksanaan program kerja dapat berjalan dengan optimal, diantaranya :

  1. Pengetahuan Dasar
    Seperti pengetahuan tentang kebijakan untuk keberlangsungan program, model praktek layanan, penelitian yang relevan, dan segmentasi dari penerima manfaat.
  2. Nilai-Nilai Spiritual
    Seperti rasa kebersamaan dalam silaturahim dan rasa bertanggung jawab dalam melaksanakan rutinitas kewajiban sosial. Contohnya kegiatan Rabuan yang dilaksanakan setiap minggu, buka puasa bersama, bekerja sama dengan komunitas sosial lain, dan masih banyak lagi.
  3. Keterampilan Teknis
    Seperti dalam merencanakan program kerja, mengelola administrasi dan keuangan organisasi, serta monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan.

Untuk menindaklanjuti program kerja yang ada, kami harus tetap memastikan terjadinya konsistensi dalam pemberian layanan dengan tetap  menghargai  adanya keberagaman, kesetaraan dan inklusi agar RN menjadi lingkungan pembelajaran yang berkembang, memiliki sumber daya yang baik, inklusif, dan partisipatif. Selain itu, saling mendukung dan melindungi staf, penerima manfaat,  dan pengguna layanan yang terlibat dalam pelaksanaan program kerja kami. Memelihara semangat berkolaborasi dan transfer ilmu pengetahuan antar berbagai organisasi kemanusiaan yang bekerja sama dengan kami juga hal yang perlu untuk diperhatikan.

Yayasan Rumpun Nurani sebagai wadah untuk pembelajaran dan berkegiatan positif terus berusaha untuk menciptakan kebermanfaatan yang dapat dirasakan dampak positifnya untuk berbagai pihak. Momen Rapat Tengah Tahun seperti ini kembali menyadarkan kami bahwa diskusi ringan sangatlah penting untuk merefleksikan diri dan organisasi mengenai apa yang sebenarnya sedang sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan organisasi.

 Penulis : Ratna Atika F
Yayasan Rumpun Nurani-UAD Gelar Pelatihan Fasilitator Relawan Kesehatan

Yayasan Rumpun Nurani-UAD Gelar Pelatihan Fasilitator Relawan Kesehatan

Yayasan Rumpun Nurani bekerja sama dengan LPPM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Fakultas Psikologi mengadakan pelatihan bertajuk “Training of Trainer (ToT) Fasilitator Relawan Kesehatan Untuk Penguatan Kesehatan Psikologis Lansia di Yogyakarta”. Pelatihan tersebut dilaksanakan selama dua hari berturut-turut pada Jum’at dan Sabtu, 5-6 Agustus 2022 di Gedung Serbaguna UAD Kampus 1.

Pelatihan tersebut diisi oleh 3 pemateri yaitu Dr. Nina Zulida M. Si., Alfi Purnamasari S. Psi., M.Si., dan Dessy P. S. Psi., M. Si. Ketiganya merupakan dosen di Fakultas Psikologi UAD. Pelatihan ini dihadiri oleh para mahasiswa, yang sebagian besar memiliki latar belakang studi kesehatan.

Nina Zulida Situmorang selaku coach pelatihan, menjelaskan makna penguatan kesehatan psikologis bagi para relawan. Yaitu cara untuk meningkatkan psikologis dan kemampuan para relawan saat menghadapi lansia. Bukan hanya kemampuan kognitif tetapi juga kemampuan secara afeksi, termasuk tindakan yang akan mereka ambil saat berhadapan dengan lansia.

Salah satu sesi pelatihan yang paling menarik adalah sesi Focus Group Discussion (FGD). Menurut Nina, FGD ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengetahuan kognitif, pengalaman afeksi, dan pengalaman relawan di lapangan dari para relawan khususnya saat menghadapi lansia. 

“Pada saat kami mengemukakan pertanyaan dalam FGD, dengan sendirinya muncul internalisasi tanpa mereka sadari apa yang menjadi motif atau penguatan bagi mereka untuk menjadi relawan,” tutur Nina. Sehingga menurutnya, tanpa diberitahu secara langsung, relawan dapat merefleksikan makna penguatan kesehatan psikologis berdasarkan pengalaman mereka.

Para relawan begitu antusias mengikuti tiap rangkaian pelatihan. Tak lupa diisi dengan games yang seru sehingga pelatihan ini tidak berjalan dengan tegang dan terkesan monoton. Baik dari Yayasan Rumpun Nurani maupun UAD, berharap pelatihan seperti ini tetap berkelanjutan tiap tahunnya dengan konsep yang berbeda.

Merayakan HUT RI ke-77, Yayasan Rumpun Nurani Gelar Gerak Jalan dan Ramah Tamah

Merayakan HUT RI ke-77, Yayasan Rumpun Nurani Gelar Gerak Jalan dan Ramah Tamah

Dengan berpakaian nuansa merah-putih dan dilengkapi atribut kemerdekaan, puluhan anggota keluarga Yayasan Rumpun Nurani mengelilingi Kolektif Co. Space di Jalan Watugede, Wonorejo Sariharjo, Kecamatan Ngaglik pada Rabu 17 Agustus 2022 lalu. Kegiatan gerak jalan ini dilakukan dalam rangka merayakan Peringatan HUT RI ke-77 tahun.

Dengan suguhan Bubur Manado yang mengganti rasa lelah akibat gerak jalan, terlihat canda tawa seluruh anggota keluarga Yayasan Rumpun Nurani menikmati acara.  Selain gerak jalan, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan berbagai games

Nadif selaku penanggung jawab operasional menjelaskan bahwa bukan hanya sebagai perayaan HUT RI, pada kegiatan tersebut juga diisi dengan perkenalan dan ramah tamah antara keluarga besar dengan anggota baru. Lantaran Yayasan Rumpun Nurani membuka rekrutmen terbuka bagi anak magang beberapa waktu lalu. 

Setelahnya kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan agenda-agenda yang akan dilakukan oleh tiap departemen yang ada di Yayasan Rumpun Nurani. “Momen peringatan HUT RI tahun ini terasa sangat menggairahkan serta memantik semangat tiap individunya untuk menjalankan agenda-agenda selanjutnya,” tutur Nadif. 

Kurasi Produk Komunitas Ibu Pilihan (KIP)

Kurasi Produk Komunitas Ibu Pilihan (KIP)

Komunitas Ibu Pilihan (KIP), salah satu kelompok binaan dari Departemen Ekonomi Yayasan Rumpun Nurani melakukan kurasi produk pada Jum’at, 29 Juli 2022 lalu, bertempat di Kolektif Co. Space. Kegiatan kurasi produk ini bertujuan untuk menyaring produk dan produsen yang sesuai dengan kriteria KIP. 

Setelah kegiatan kurasi produk selesai, Tim Media Yayasan Rumpun Nurani berkesempatan menemui dan berbincang dengan Heni Andri Utami selaku kurator produk dan Meity Sukmawati selaku koordinator KIP. Mereka membagi informasi mengenai kegiatan kurasi produk dan serta KIP sebagai sebuah komunitas.  

Apa itu Komunitas Ibu Pilihan?

 Komunitas Ibu Pilihan (KIP) awalnya adalah komunitas yang memberi wadah bagi ibu secara umum. Namun, karena banyaknya komunitas yang serupa, Departemen Ekonomi Yayasan Rumpun Nurani memilih untuk memperkecil komunitas menjadi wadah bagi para ibu tulang punggung keluarga. Baik karena bercerai, suami yang telah meninggal, ataupun suami yang tidak dapat bekerja karena sakit dan lain sebagainya. 

Berapa banyak anggota KIP?

Saat ini terdapat sekitar 60 ibu yang tergabung dalam KIP. Namun, dari jumlah tersebut, terhitung ada sekitar 22 ibu yang sangat aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan KIP. 

Hal ini juga menjadi tantangan bagi pengurus untuk memperbanyak anggota yang bergabung di KIP. Untuk menarik ibu-ibu tunggal ini, dilakukan pengenalan mengenai KIP ini dengan mengedepankan keunikan. Jadi dalam KIP tidak hanya membantuk untuk memasarkan produk, tetapi juga memberikan pendampingan dan penguatan emosi kepada para ibu tunggal melalui kegiatan diskusi secara langsung dan webinar. 

Apa saja yang dilakukan oleh KIP?

Seperti yang telah disebutkan diatas, dalam KIP ini dilakukan pendampingan dari awal hingga akhir bagi ibu-ibu dalam memproduksi dan distribusi produk jualannya. Selain produknya, dilakukan juga pendampingan dan motivasi dengan saling mendengarkan dan becerita. Sehingga anggota KIP dapat saling mendukung satu sama lain. 

Apa itu kegiatan kurasi produk yang dilakukan sekarang?

Heni menjelaskan bahwa kurasi produk adalah menilai dan memastikan produk yang dipasarkan adalah produk yang baik. Kriteria baik ini dijelaskan dengan suatu produk harus memiliki izin usaha, seperti nomor induk berusaha berbasis risiko, izin PIRT atau izin keamanan pangan, izin edar, serta sertifikasi halal. 

Sehingga produk yang dijual tersebut bukan hanya sekadar bagus kemasannya, namun izinnya juga lengkap. Selain itu juga makanan dipastikan masuk ke dalam kategori sehat, tidak berpengawet, tidak menggunakan micin dan pewarna makanan yang berlebihan. Hal ini juga menjadikan dorongan bagi ibu-ibu untuk memproduksi makanan sehat.  

Bagaimana memastikan produk itu aman?

Untuk memastikan produk aman, dilakukan pendampingan dari hulu ke hilir. Artinya adalah melalui Komunitas Ibu Pilihan (KIP) dilakukan pendampingan dan pemantauan mulai dari pemilihan produk yang sehat, pengemasan yang menarik, hingga distribusi yang meluas. 

Apa saja media yang dimanfaatkan untuk memasarkan produk KIP?

Pemasaran dilakukan secara online melalui berbagai platform seperti Instagram. Akun yang digunakan untuk pemasaran ini disebut dengan nama Nun Shop. Selain pemasaran melalui media online, dilakukan juga pemasaran secara langsung dengan membuka Nun Corner dalam bazar yang dilakukan Yayasan Rumpun Nurani. Hingga saat ini, Yayasan Rumpun Nurani telah melakukan bazar sebanyak dua kali di Kolektif Co. Space. 

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Sambut Hari Anak, Yayasan Rumpun Nurani dan Forum Anak DIY Gelar Workshop “True Self”

Sambut Hari Anak, Yayasan Rumpun Nurani dan Forum Anak DIY Gelar Workshop “True Self”

Bertepatan dengan Hari Anak Nasional yang jatuh pada Sabtu, 23 juli 2022, Yayasan Rumpun Rurani bersama Forum Anak DIY melaksanakan workshop bertajuk True Self. Bertempat di Kolektif Co. Space, Workshop True Self ini bertujuan untuk mengajak anak lebih mengenal dirinya sendiri, termasuk mengetahui karakter dan potensi yang ia miliki. Rennta Chrisdiana selaku Ketua Yayasan Rumpun Nurani menjadi mentor dan narasumber dalam kegiatan workshop tersebut.  

 

Memulai dengan pertanyaan ‘Siapa saya?’, mentor yang akrab disapa dengan Bu Awie tersebut memantik anak untuk memikirkan eksistensi dirinya, karakter yang ia miliki, serta mengingat masa kecilnya yang paling membekas. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut digambarkan pada sebuah kertas.  

 

Tidak berhenti sampai disitu, kegiatan workshop dilanjutkan dengan sesi DB 4 Box. Dalam sesi ini, anak diminta untuk melipat kertas agar membentuk 4 kotak bagian. Pada setiap kotak tersebut, diisi dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan Siapa saya?; Apa mimpi besar saya?; Siapa yang bersama saya untuk mewujudkan mimpi saya?; Dan apa Tuhan di bayangan saya?. Dari 10 jawaban tiap pertanyaan yang diminta untuk dituliskan. Anak kemudian secara bertahap diminta kembali untuk memilih jawaban menjadi enam, tiga, hingga satu. Satu jawaban tersebut merupakan jawaban akhir yang paling menggambarkan diri mereka sendiri. 

 

Setelah sesi pertama selesai, bertepatan dengan waktu istirahat, panitia menyiapkan majalah yang nantinya akan dipilih oleh anak untuk menjadi bahan dari vision board milik mereka. Memasuki sesi kedua, anak diminta untuk menggunting materi-materi yang ada di majalah untuk ditempelkan menjadi vision board. Setelah pembuatan vision board tersebut, anak diminta untuk mempresentasikan hasil vision board-nya, yang berisi mimpi-mimpi yang mereka ingin wujudkan beserta usaha yang perlu mereka lakukan untuk mencapai mimpi tersebut.

 

Diajeng, perwakilan peserta dari Forum Anak Kota Yogyakarta, mempresentasikan hasil vision board miliknya. Dalam penjelasannya, ia ingin menjadi seorang diplomat. Oleh karena itu, cara yang perlu untuk dilakukannya adalah dengan lebih percaya diri dan belajar bahasa asing terutama Bahasa Inggris. “Maka dari itu aku harus berani untuk berbicara dalam Bahasa Inggris,” katanya.

 

Selain Diajeng, seluruh peserta lainnya terlihat antusias dan menikmati setiap tugas yang diberikan dalam kegiatan workshop. Bu Awie mengatakan bahwa kedepannya acara serupa perlu untuk terus diadakan. “Agar anak-anak Indonesia memiliki wadah untuk mengenal dirinya dan percaya diri untuk mengenalkan ke-autentikkan diri mereka,” jelas Bu Awie. 

 

Kegiatan workshop ini merupakan kegiatan kedua kolaborasi antara Yayasan Rumpun Nurani dengan Forum Anak DIY, setelah sebelumnya mengadakan Focus Group Disscussion di Kantor DPD DIY.  Kawan Nurani dapat terus mengetahui informasi tentang kegiatan kolaborasi ini atau kegiatan Yayasan Rumpun Nurani lainnya dari Instagram @rumpunnurani dan website rumpunnurani.org.

 

Multiverse dalam Pandangan Islam

Multiverse dalam Pandangan Islam

Akhir-akhir ini kita sering mendengar pembicaran mengenai alam semesta, dan semesta lain selain yang kita huni sekarang. Benar gak sih kalau alam semesta ini multiverse?

Pemikiran Stephen Hawking melalui M-Theory-nya mengatakan bahwa alam semesta kita bukanlah satu-satunya alam semesta. Ia memprediksi bahwa muculnya alam semesta berasal dari peristiwa quantum dan alam semesta lain lahir dengan seperangkat hukum fisikanya masing-masing. Namun dalam pemikirannya, kondisi ini menihilkan campur tangan Tuhan dalam penciptaan alam semesta.

Ternyata jauh sebelum itu, di dalam Al-Qur’an telah dijelaskan mengenai pembentukan alam semesta bahwa segala bentuk perubahan hingga akhirnya memunculkan kehidupan manusia merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh Allah. Ini dijelaskan di dalam Surah al-Anbiya ayat 30:

أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Perihal multiverse terdapat dalam Surah Hud ayat 107-108 yang berbunyi:

خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
وَأَمَّا ٱلَّذِينَ سُعِدُوا۟ فَفِى ٱلْجَنَّةِ خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَ ۖ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ

Artinya: Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.
Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.

Surah tersebut menunjukkan bahwa para penghuni surga dan neraka akan kekal selamanya selama masih ada langit dan bumi. Langit dan bumi dalam hal ini bukan hanya ada satu (universe), melainkan terdapat banyak langit dan bumi (multiverse). Seperti firmal Allah SWT dalam Surah At Talaq ayat 12 yang berbunyi:

ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ وَمِنَ ٱلْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ ٱلْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَىْءٍ عِلْمًۢا

Artinya: Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

Selain itu multiverse dalam Islam juga dapat dilihat seperti menurut Imam Suyuthi dalam kitab Busyra al-Kasib bi Liqa’ al-Habib mengutip perkataan Abu al- Qasim bahwa ada alam kandungan, alam dunia, alam barzakh dan alam keabadian (surga dan neraka).

Lantas apakah Kawan Nurani juga melihat adegan dalam film sekumpulan pahlawan bertemu dan Bersatu di ruang dan waktu yang sama? Nah apabila kita telusuri, ternyata adegan tersebut sama dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika ia melakukan perjalanan satu malam lintas universe, dan selama perjalanan tersebut Nabi Muhammad SAW mendapati berbagai peristiwa dan fenomena sosial di masa lampau dan masa depan, terlebih ia juga bertemu dengan nabi yang lain.

Meski apa yang terjadi tersebut berada di luar nalar dan kapasitas kemampuan kita sebagai manusia. Akan tetapi sebagai orang yang beriman, kita wajib meyakini bahwa terdapat alam lain selain alam yang kita huni saat ini. Serta semuanya merupakan bentuk dari kuasa Allah. Waallahualam bishawab.

 

Referensi:
Halwani, M. 2015. Multisemesta Dalam Perspektif Al-Quran (Studi Komparatif Al qur’an terhadap M-Theory Stephen Hawking). Syariati. Vol 1 (2).

 

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Takut dengan Hal Berbau Horor? Ini Doanya!

Takut dengan Hal Berbau Horor? Ini Doanya!

Apakah Kawan Nurani suka menonton film dengan genre horor? Sering gak sih jadi merasa takut setelah menonton film horor? Atau Kawan Nurani sudah takut meskipun tidak menonton film horor?

Menurut Jurnal Al-Ulum, dijelaskan bahwa sebagai manusia, kita memiliki naluri untuk merasa gembira, sedih, senang, cemas, dan takut. Namun pada dasarnya seharusnya kita tidak boleh takut akan keberadaan hantu, jin, dan setan seperti yang ada di film horor. Karena mereka adalah ciptaan Allah dan mereka tidak memiliki kekuatan untuk menyakiti dan mencelakakan manusia, melainkan membisikkan dan menanamkan rasa takut ke dalam hati manusia. Untuk itu kita memerlukan pegangan untuk menangani perasaan takut ini.

Ada beberapa doa yang dapat kita baca dan amalkan ketika merasa takut. Berikut beberapa diantaranya:
Khlwah binti hakim As Sulamiyyah berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa yang singgah di suatu tempat lantas ia mengucapkan ‘a’udzu bi kalimaatillahit min syarri maa kholaq’ (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya), maka tidak ada sama sekali yang dapat memudhorotkannya sampai ia berpindah dari tempat tersebut.” (HR. Muslim).
Ayat kursi

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Surah Al-Falaq

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
Surah An-Nas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ مَلِكِ النَّاسِۙ اِلٰهِ النَّاسِۙ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“Katakanlah,”Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,
Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

Nah, dari ayat-ayat di atas penting untuk kita catat, bahwa yang kita anggap menakutkan dan menyeramkan adalah bisikan dari jin dan setan, agar kita menjauh dari Allah dan takut kepada ciptaanya. Maka yang perlu kita pegang adalah selalu berlindung dan meminta pertolongan serta merasa takut hanya kepada Allah SWT.

Referensi:
Mursalim. 2011. Doa Dalam Perspektif Al-qur’an. Jurnal Al-Ulum. Vol 11 (1).

 

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Hidup Indah dengan Mengamalkan Sifat Zuhud

Hidup Indah dengan Mengamalkan Sifat Zuhud

Pada Kamis, 2 Juni 2022, Yayasan Rumpun Nurani melalui Departemen Dakwah melaksanakan kegiatan BBQu secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini menghadirkan Tri Winarsih sebagai pengisi materi dengan membicarakan sifat Zuhud. Tri mengatakan bahwa sifat Zuhud adalah meninggalkan kemewahan duniawi dengan mengharapkan kebahagiaan akhirat untuk memperoleh ridha Allah SWT. Dari penjelasannya, seseorang yang bersikap zuhud adalah mereka yang hanya fokus pada kepentingan akhirat saja.

Keutamaan sifat zuhud ini telah terkandung dalam sebuah hadist:
Dari Abu‘Abbâs Sahl bin Sa’d as-Sa’idi Radhiyallahuanhu , ia berkata, “Ada seseorang yang datang kepada Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Wahai Rasulullâh! Tunjukkan kepadaku satu amalan yang jika aku mengamalkannya maka aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai manusia.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya engkau dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya engkau dicintai manusia.” [Hadist Hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Mâjah dan selainnya dengan beberapa sanad yang hasan].

Makna dari zuhud terhadap dunia menurut riwayat Imam Ahmad adalah zuhud bukan berarti menyia-nyiakan hal duniawi, akan tetapi merasa hati lebih terpaut kepada kehendak Allah. Zuhud tidak selalu identik dengan kemiskinan, orang-orang yang memiliki sifat zuhud ketika kaya harta tidak menghambakan diri kepada kekayaan tersebut.

Keindahan dan godaan dunia sendiri telah digambarkan oleh Allah dalam QS. Yunus: 24 yang berbunyi:
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.”

Maka dari itu, sudah seharusnya kita senantiasa mengingat bahwa dunia hanyalah panggung bagi kita untuk mencari ilmu dan amalan-amalan yang akan menjadi bekal di akhirat kelak. Seperti yang dijelaskan dalam QS. An-Nahl: 96 yang berbunyi:
مَا عِنۡدَكُمۡ يَنۡفَدُ‌ وَمَا عِنۡدَ اللّٰهِ بَاقٍؕ وَلَـنَجۡزِيَنَّ الَّذِيۡنَ صَبَرُوۡۤا اَجۡرَهُمۡ بِاَحۡسَنِ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ‏
Artinya: Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Dalam kajian BBQ, Tri juga menjelaskan bahwa akan terjadi perubahan pola pikir bagi orang-orang yang hidup dengan ke-zuhud-an. Yaitu akan senantiasa memikirkan kehidupan akhirat tanpa mengingkari dunia; menumbuhkan perasaan bahwa kenikmatan dunia dapat menjauhkan hati dari Allah SWT; dan akan berhati-hati terhadap dunia yang penuh dengan tipu daya semata.

Belajar Sambil Bermain di Kajian Kamisan BBQu Fun & Learn

Belajar Sambil Bermain di Kajian Kamisan BBQu Fun & Learn

Setelah dua tahun lamanya, pada Kamis, 23 Juni 2022 lalu Yayasan Rumpun Nurani kembali melaksanakan kegiatan rutin yaitu Kajian Kamisan BBQu Fun & Learn. Berbeda dengan kajian biasanya, BBQu Fun & Learn ini dikemas dalam bentuk outbound yang berlokasi di Ledok Sambi, DIY. Kegiatan ini diikuti oleh 24 perempuan dari berbagai departemen yang ada di Yayasan Rumpun Nurani.

Di bawah naungan Departemen Dakwah, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah antar anggota, dan juga belajar Al-Qur’an dengan konsep yang berbeda. “Manfaat lain dari BBQu Fun & Learn ini dapat meningkatkan keterampilan, mengenali personality antar jama’ah, dan juga hiburan,” jelas Tatik Amaroh, selaku ketua kegiatan. 

Kegiatan BBQu Fun & Learn dimulai sejak pukul 09.00 hingga 12.30 WIB. Dipimpin oleh Yazid Subakti sebagai mentor, peserta BBQu Fun & Learn wajib mengikuti permainan yang telah diarahkan. Permaian tersebut antara lain lingkaran besar, tupai dalam sarang, mengisi botol dengan air secara estafet, meniup balon, dan lain sebagainya. 

Tak hanya sebagai hiburan bagi peserta, setiap permainan yang dilaksanakan mempunyai berbagai pesan yang dapat dipetik bagi kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah permainan mengisi botol dengan air secara estafet. 

Pesan yang disampaikan yaitu tentang pentingnya peran setiap orang untuk bekerja sama dalam kelompok. “Sekecil apapun peran seseorang akan berpengaruh besar bagi kelompok tersebut, sehingga jika tidak kompak maka akan berdampak besar bagi entitas kelompok,” ucap Yazid.

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Ma’rifatullah di Kajian Ruang Nurani

Ma’rifatullah di Kajian Ruang Nurani

Sebagai agenda rutin, melalui Departemen PSDM, Yayasan Rumpun Nurani menyelenggarakan kegiatan Kajian Ruang Nurani setiap hari Rabu pukul 16.00 hingga 17.30 WIB dan bertempat di Kolektif Co. Space. Tidak hanya untuk anggota dan pengurus, Kajian Ruang Nurani ini terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar. 

Atau yang akrab disapa Masto, selaku penanggung jawab dari Kajian Ruang Nurani, mengatakan bahwa terdapat beberapa rangkatan kegiatan yang dilakukan dalam Kajian Ruang Nurani. Dimulai dari tilawah bersama, dilanjutkan dengan pembacaan sari tilawah dan tafsir sari tilawah tersebut, hingga kemudian masuk ke materi yang berkaitan dengan tema ma’rifatullah. 

Ma’rifatullah sendiri merupakan tema pembicaraan yang membicarakan tentang Rabb, Malik, dan Ilah kita. Rabb dari istilah dalam Al-Quran adalah sebagai pencipta, pemilik, pemelihara, hingga penguasa. Sedangkan Ilah mempunyai arti yang dicintai, yang ditakuti, juga sebagai sumber pengharapan. Hal ini sebagaimana yang terkandung dalam Surah An-Nas (114): 1-3. 

Tujuan dari ma’rifatullah sendiri adalah sebagai upaya manusia untuk mengenal Allah SWT. Salah satu cara dari ma’rifatullah adalah melalui ilmu pengetahuan. Yaitu dengan mempelajari dan percaya segala sesuatu yang terjadi dan fenomena alam yang ada merupakan tanda kebesaran Allah SWT.

Masto berharap dengan melakukan kegiatan bermanfaat yang dapat menambah ilmu seperti Kajian Ruang Nurani ini dapat lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. “Dengan mengetahui kebesaran Allah yang dapat dijadikan untuk menambah iman dan taqwa,” ujar Masto.