Yayasan Rumpun Nurani Gelar Diskusi Peduli Palestina bersama Aman Palestin

Yayasan Rumpun Nurani Gelar Diskusi Peduli Palestina bersama Aman Palestin

Yayasan Rumpun Nurani sepakat untuk menjalin kerjasama dengan Aman Palestin untuk membantu Palestina melalui diskusi terbuka pada Jum’at 10 Juni 2022 lalu. Kegiatan ini bertepatan dengan pelaksanaan Agenda Kabar Palestina dari Aman Palestin, yang dihadiri langsung oleh Ustadz Awang Suffian, Lc. selaku ketua pembina Yayasan Aman Palestin Indonesia.

Yayasan Aman Palestin sendiri merupakan organisasi sosial bersifat independen dan kemanusiaan untuk membantu Palestina yang mulai beroperasi sejak akhir tahun 2004 dan berpusat di Selangor Darul Ehsan, Malaysia. Di Indonesia, Aman Palestin diwakili oleh lembaga resmi bernama Yayasan Aman Palestin Indonesia (AP-I) yang berdiri di Kota Bandung pada 24 Mei 2017 silam.

Bendahara umum Yayasan Rumpun Nurani, Siti Alfiah Kusuma Wardani mengatakan agenda diskusi yang turut melibatkan para pengurus serta mengundang perwakilan dari Baitulmaal Munzalan Indonesia ini diselenggarakan dengan tujuan untuk kembali bersimpati kepada saudara umat muslim di Palestina selepas wabah pandemi COVID-19 mereda. “Ketika kita sudah mulai bangkit kembali seperti saat ini, kita dapat kembali membantu perjuangan saudara kita di Palestina,” ungkapnya.

Diketahui dalam diskusi terbuka yang dilaksanakan di Kolektif Co. Space, Yogyakarta tersebut, Yayasan Rumpun Nurani dan beberapa pihak yang terlibat berhasil mencapai satu kesepakatan kerjasama yang sudah diwacanakan. Kesepakatan tersebut ialah mengadakan sebuah program atau acara guna menyerukan kembali bantuan untuk Palestina. Ketika diwawancara lebih lanjut, Siti Alfiah Kusuma Wardani mengungkap bahwa rincian mengenai bentuk program atau bentuk acara yang akan disepakati akan dibahas lebih lanjut di waktu mendatang.

Program kerja sama ini menjadi penting dan berpengaruh bagi Yayasan Rumpun Nurani karena sejalan dengan misi yayasan. Yaitu menguatkan kehidupan masyarakat serta melakukan kegiatan masyarakat demi terwujudnya keharmonisan sosial yang partisipatif dan berkelanjutan. “Tentu saja ini bagian dari misi kita untuk menguatkan kehidupan masyarakat dari saudara seiman kita di Palestina, mereka juga manusia yang perlu untuk dibantu,” imbuh Wardani.

Wardani berharap bahwa, kontribusi yayasan yang nantinya akan diberikan kepada warga Palestina dapat diterima. Namun, yang lebih utama dari tujuan program tersebut adalah mengharapkan keberkahan dari Allah SWT. “Yang lebih utamanya adalah Allah ridha terhadap apa yang kami berikan kepada saudara-saudara kita di sana untuk menjaga Masjid Al-Aqsa,” pungkasnya.

Syawalan Keluarga Yayasan Rumpun Nurani 1443 H

Syawalan Keluarga Yayasan Rumpun Nurani 1443 H

Dalam rangka meningkatkan silaturahim antar anggota keluarga, Yayasan Rumpun Nurani menggelar acara Syawalan 1443 H pada Ahad, 22 Mei 2022 lalu.  Seluruh pengawas, pembina, hingga pengurus Yayasan Rumpun Nurani memadati Kolektif Co. Space, mengikuti seluruh rangkaian acara Syawalan tersebut. 

 

Pada pukul 13.00 WIB, acara Syawalan dimulai dengan pelantikan bagi anggota tim Departemen Pendidikan dan pembubaran panitia Ramadhan Bersama Nurani (RBN) 2022. Setelah dua kegiatan tersebut, acara dilanjutkan dengan pembukaan dan tilawah, kata sambutan Ketua Yayasan Rumpun Nurani, sholat Ashar berjamaah, serta kajian. 

 

Kajian sore itu disampaikan oleh Ustad Abdullah Sunono, yang berbicara mengenai nasihat kepada keluarga muslim dalam menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada isi ceramahnya, ia mengatakan bahwa sudah seharusnya kita sebagai umat dan keluarga muslim untuk terus belajar dalam mencintai sesuatu yang tidak hanya materi, melainkan mencintai Allah dan Rasulnya. “Meski tidak pernah bisa sempurna, tetapi kita tetap harus terus berjalan menuju sebuah kesempurnaan,” ucap Ustad Abdullah Sunono.

 

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian apresiasi kepada pengurus Yayasan Rumpun Nurani yang terlah berkontribusi aktif dalam kegiatan yayasan. Penghargaan tersebut diberikan kepada Novi selaku Koordinator Departemen Sosial, Ririn selaku Koordinator Departemen Dakwah, Ahmad Subroto selaku Koordinator Ruang Nurani, dan Ahmad Suluki selaku Ketua Tim Fundrising Yayasan Rumpun Nurani. Harapannya melalui penghargaan ini, seluruh pengurus dapat termotivasi dalam melakukan kebaikan dalam kegiatan-kegiatan yayasan.

 

Selain itu, disampaikan juga beberapa informasi mengenai rencana kegiatan yayasan dengan mendirikan Nurani Islamic Center (NICe) yang akan menjadi lokasi pusat dari seluruh kegiatan Yayasan Rumpun Nurani. Serta informasi mengenai kurban prioritas yang akan dilakukan pada Hari Raya Idul Adha yang bekerja sama dengan Baitul Mal Muamalat (BMM). 

 

Kawan Nurani yang ingin mengetahui informasi lebih lengkap terkait NiCe, kurban prioritas, serta kegiatan Yayasan Rumpun Nurani lainnya, dapat mengunjungi laman website rumpunnurani.org dan juga Instagram @rumpunnurani. 

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

‘Menikah Bervisi Surga’ versi Ustad Adi Pratama

‘Menikah Bervisi Surga’ versi Ustad Adi Pratama

“Tagline ‘Menikah Bervisi Surga’ memang bukanlah ungkapan yang baru, namun tetap sesuai dengan pembicaraan mengenai pernikahan,” ungkap Ustad Adi membuka pembicaraannya dalam kelas Tiga Puluh Hari Memantaskan Diri (THMD). Ia menyampaikan bahwa kesempurnaan hijrah kuncinya adalah pernikahan. 

 

Ustad Adi menceritakan pengalamannya berhijrah hingga menikah menuju jalan Allah. Ia pertama kali merasa tergetar oleh Surah Al- Qasas Ayat 77 yang artinya: Kejarlah akhiratmu namun jangan lupakan duniamu. Baginya, ayat tersebut menekankan bahwa bukan hanya sekadar seimbang dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat, akan tetapi segala sesuatu yang kita lakukan dan di manapun berada, haruslah selalu mengingat Allah. “Kerja adalah ibadah, makan untuk ibadah, bahkan tidur pun ibadah, semua yang kita kerjakan harus bertujuan ibadah,” jelas Ustad Adi.

 

Dalam perjalanan hijrahnya, Ustad Adi sempat merasa masih ada perasaan kurang meskipun semua telah dijalani. Lalu kemudian ia bertemu dengan seorang sahabatnya yang juga seorang ustad. Sahabatnya tersebut mengatakan padanya bahwa kekurangan tersebut adalah pernikahan. “Dari situ seolah tersambar petir, kagetnya luar biasa, karena saat itu saya sedang bangkrut maka harus berpikir ulang jika harus menikah,” kata Ustad Adi menceritakan perasaan bimbangnya kala itu, khawatir tidak akan ada perempuan yang berkenan menerimanya.

 

Namun kemudian ia menyadari bahwa pemikirannya tentang sulitnya menikah adalah kesalahan. Ia menyadari bahwa jodoh bukanlah sesuai spesifikasi tertentu, melainkan seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 216. Yaitu “Boleh jadi buruk di hadapanmu tetapi baik di hadapan Allah, sebaliknya buruk di hadapan Allah tetapi seolah baik di hadapanmu,”.

 

Lalu Allah SWT kemudian menakdirkan perjumpaan Ustad Adi dengan istri. Dalam rentang waktu dua minggu ia melamar, dan dua bulan setelahnya menikah dengan bermodal lima ratus ribu rupiah. “Atas izin Allah pula lah, sampai pada sepuluh tahun umur pernikahan, dengan banyak karunia yang Allah berikan,” katanya. 

 

Dalam perjalanan pernikahan, ketika ia tidak mengerti mengenai hikmah pernikahan, dipertemukanlah ia dengan Surah Ar-Rum ayat 21. Artinya “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

 

“Berdasarkan ayat tersebut, pernikahan yang dijalankan bukan perihal pembicaraan kapan membeli rumah, mobil, dan punya anak, karena itu adalah bab bonus,” kata Ustad Adi. Menurutnya yang seharusnya dibicarakan di antara pasangan suami dan istri adalah cara agar dapat bangun malam bersama, membaca Al-Qur’an bersama, dan sering berpuasa bersama. Dalam pernikahan, sepasang suami istri harus saling mengingatkan dalam hal ibadah untuk lebih mendekat kepada Allah. Itulah yang dinamakan pernikahan yang bervisi surga.  

 

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Pondok Pesantren ‘Inklusif’ Ainul Yakin

Pondok Pesantren ‘Inklusif’ Ainul Yakin

Yayasan Rumpun Nurani melalui program Nurani Menyapa berkesempatan berkunjung ke Pondok Pesantren Ainul Yakin pada 27 Februari 2022 lalu. Pada kunjungan tersebut, Fatma, kepala kurikulum dan kepengajaran, menceritakan sejarah dibangunnya Pondok Pesantren Ainul Yakin.
 
Pondok Pesantren Ainul Yakin didirikan oleh Kyai Muhidin Isma Almahtin pada tahun 2005 dan bermula dari sebuah tempat bimbingan belajar bagi siswa yang mengalami kesuitan belajar. Selama melakukan kegiatan bimbingan belajar, terdapat satu siswa yang merupakan anak berkebutuhan khusus dan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran berdasarkan kurikulum umum. “Dari anak tersebutlah muncul ketertarikan pendiri ponpes untuk mendalami fenomena yang terjadi,” jelas Fatma yang merupakan adik dari pendiri Pondok Pesantren Ainul Yakin.
 
Pada tahun 2007 ketertarikan dari Abi Guru Isma tersebut mengantarkan pada perubahan tempat bimbingan belajar menjadi rumah terapis bagi anak difabel. Perubahan tersebut terus mendapatkan dukungan dari wali siswa, hingga pada tahun 2008 terbentuk menjadi sekolah terapis. Tidak berhenti sampai disitu, sekolah terapis terus berkembang hingga menjadi pondok pesantren pada tahun 2012.
 
“Perjalanan tidak semulus yang dibayangkan karena santri yang diasuh adalah anak-anak special,” kata Fatma. Pondok pesantren yang awalnya bertempat rumah mertua Abi Guru Isma di daerah Nitikan, terpaksa pindah ke daerah Tanaman pada tahun 2014. Selanjutnya ponpes tetap harus berpindah dan merintis pembangunan di daerah Gunung Kidul, dan secara resmi ditempati pada tahun 2017.
 
Meskipun mengalami perjalanan sulit, hingga kini pondok pesantren yang didirikan oleh Abi Guru Isma telah memiliki tujuh unit. Yaitu Ainul Yakin Terpadu Tepus Gunung Kidul, Ainul Yakin City Serba Bantu Karangtengah Gunung Kidul, Ainul Yakin Arahan Bantu Putra Wonosari Gunung Kidul, Ainul Yakin Arahan Bantu Putri Bantul, SMP Perintis Yogyakarta, Griya Fasihul Qur’an (GFQ), dan Pondok Pesantren Bangkit Sri Asih Ngawen. Santri yang belajar di unit-unit tersebut beragam dan datang dari seluruh penjuru Indonesia.
 
Sebagai pondok pesantren inklusif, kurikulum pembelajaran yang dipakai berbeda dengan kurikulum umum. Kurikulum yang dipakai adalah enam terpadu, terdiri dari belajar, terapi, beribadah, bekerja, berkeluarga, dan bermasyarakat. “Pondok pesantren ini memang tidak sama dengan kebanyakan ponpes umumnya, karena fokus pada anak yang memiliki keistimewaan,” imbuh Fatma.
 
Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa
Menyiapkan Diri Menyambut Ramadhan di Bulan Sya’ban

Menyiapkan Diri Menyambut Ramadhan di Bulan Sya’ban

Dalam mencapai sebuah keberhasilan, sudah semestinya kita mempersiapkan amunisi yang dibutuhkan. Kita tidak pernah tau jalan berlubang, batu kerikil, dan tantangan apa yang akan dihadapi ketika berjalan menuju keberhasilan. Oleh karena itu, memperbaiki diri dan menjadikan hati lebih bersih dapat menjadi cara untuk membantu kita dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

Sama halnya Ramadhan, bulan yang sangat dinanti-nantikan oleh umat muslim di seluruh dunia, ketika siang dan malamnya memberikan keberkahan. Jika diibaratkan sebuah perayaan, Ramadhan adalah puncak kemeriahan yang membutuhkan persiapan untuk dapat melakukan amalan-amalan yang membawa diri kita pada kebaikan. 

Segala persiapan dalam menyambut Ramadhan, dapat kita lakukan jauh sebelum Ramadhan, salah satunya adalah berpuasa di Bulan Sya’ban. Sebagaimana hadits Rasulullah:

 “Usamah ibn Zaid ra. berkata, aku bertanya kepada Rasulullah saw. Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa satu bulan dari bulan yang lain sebagaimana engkau puasa pada bulan Sya’ban? Rasulullah bersabda: Bulan Sya’ban adalah bulan yang sering dilupakan. Ia berada di antara Rajab dan Ramadan. Di bulan itulah amal perbuatan manusia diangkat ke sisi Tuhan pengatur seluruh alam. Karena itu saya senang saat amal perbuatanku diangkat saya sedang berpuasa”.

Menurut Syams ad-Din ibn al-Qayyim bahwa ada tiga makna yang diambil dari lebih banyaknya Nabi Muhammad SAW berpuasa pada Bulan Sya’ban dibandingkan dengan bulan yang lainnya:

  1. Bahwa Nabi Muhammad SAW berpuasa tiga hari dalam setiap bulannya.
  2. Nabi Muhammad SAW melakukan puasa pada Bulan Sya’ban adalah untuk memuliakan/mengagungkan Bulan Ramadhan. Puasa ini sama seperti halnya salat sunah sebelum salat fardhu.
  3. Karena pada bulan Sya’ban amal perbuatan diangkat, maka Nabi Muhammad SAW lebih senang amal perbuatannya ketika sedang berpuasa

Dari riwayat diatas kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran bahwasanya Bulan Sya’ban adalah bulan untuk mempersipkan diri menyambut datangnya perayaan agung yaitu Ramadhan. Puasa yang dilakukan Rasulullah SAW, memberi pelajaran kepada kita untuk lebih merendahkan hati kita, menjaga hawa nafsu, dan mengontrol emosi kita dalam menuju sebuah kemenangan. 

Referensi:

Siregar. M. N (2018). Reinterpretasi Hadis Tentang Keutamaan Bulan Rajab, Sya’ban dan Ramdhan. SHAHIH (Jurnal kewahyuan Islam), 1(1).

 

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

REKAN Lansia Melakukan Kunjungan ke Sejumlah Lokasi

REKAN Lansia Melakukan Kunjungan ke Sejumlah Lokasi

Pada Kamis 9 Desember 2021 lalu, para relawan yang bergabung dalam Program REKAN Lansia telah berkunjung ke beberapa lokasi yang merupakan tempat tinggal lansia yang menjadi target program. Relawan diberangkatkan menuju empat wilayah DIY, yang mencakup wilayah Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul. Seorang anggota Yayasan Rumpun Nurani yang menjadi pengampu dari wilayah Bantul tepatnya Kecmatan Sewon, Ahmad Wasil, membagikan ceritanya saat terjun langsung ke lapangan bersama para relawan.

 Wasil mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada hari tersebut adalah rangkaian upaya pendampingan kepada relawan. Tujuan dari upaya tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan para relawan dalam pengaplikasian program REKAN Lansia. Menurutnya, dengan melihat antusiasme yang luar biasa dari relawan, serta sikap positif yang ditunjukkan para lansia menjadi landasan besar dalam keberhasilan Program REKAN Lansia nantinya.

Dari hasil pengamatannya, Wasil melihat para relawan memiliki semangat dan rasa percaya diri yang bertambah setelah melakukan kunjungan secara langsung. Selain itu, dari hasil konsultasi yang dilakukan kepada para lansia yang tinggal di Kecamatan Sewon, Wasil menemukan bahwa pada awalnya para lansia sempat merasa ragu terhadap Program REKAN Lansia ini. Akan tetapi, ketika para lansia tersebut dikunjungi, mereka menjadi lebih yakin dan percaya dengan Program REKAN Lansia. “Jadi baik relawan dan juga lansia yang menjadi sasaran, sudah sama-sama yakin dan lebih termotivasi sekarang,” pungkas Wasil. 

Melihat antusias dan sikap positif yang diperlihatkan para relawan dan lansia, Wasil berharap kepedulian dan kegiatan kunjungan terhadap lansia seperti ini harus terus dilangsungkan. “Karena para lansia yang saya temui kemarin terlihat seperti kesepian dan membawa ingatanku kepada orangtua sendiri,” ujar Wasil sekaligus menutup perbincangan.

Ditulis oleh: Yunisa Anindita

Pelatihan REKAN Lansia: Manajemen Gizi pada Lansia

Pelatihan REKAN Lansia: Manajemen Gizi pada Lansia

Pada 21 November 2021 lalu, Yayasan Rumpun Nurani melakukan pelatihan kedua untuk para relawan pada Program REKAN Lansia. Dalam sesi tersebut, topik utama yang ditekankan adalah manajemen gizi pada lansia. Topik manajemen gizi ini sendiri merupakan salah satu tema penting yang menjadi bekal utama para relawan sebelum terjun membantu para lansia secara langsung.

Dibimbing oleh ahli gizi profesional dari RSUP Sardjito, Nur Dwi Handayani S. SIT, pelatihan dilaksanakan secara online melalui Zoom Meeting sejak pukul 09.00 WIB hingga 11.30 WIB.

Dalam sesi yang berjalan lebih dari dua jam itu, pemateri menjelaskan tiga kunci utama dalam memastikan kesehatan lansia. Tiga kunci tersebut antara lain termasuk penerapan pola makan sehat, menjaga kebugaran, serta istirahat yang cukup.

Nur menjelaskan bahwa untuk menjaga kesehatan lansia, yang perlu dipastikan adalah lansia mengonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan terjaga kebugarannya. Untuk menjaga kebugaran tersebut, Nur mengatakan lansia dapat melakukan senam lansia secara rutin atau berjalan di pagi hari. “Selain itu, memiliki waktu tidur yang benar dan istirahat yang cukup harus dimaksimalkan,” jelas Nur. 

Selanjutnya, Nur memaparkan tahapan-tahapan yang perlu dilakukan relawan untuk mempertahankan status gizi baik pada lansia. Pertama, adalah dengan memantau berat badan lansia secara berkala. Menurut Nur, kenaikan dan penurunan berat badan pada lansia yang masih tergolong normal per bulannya, hanya berada di angka satu hingga dua kilogram. Maka dari itu, para relawan diimbau untuk dapat segera memeriksakan lansia jika berat badannya mendadak mengalami kenaikan atau penurunan yang drastis. 

Kedua, adalah dengan menjaga lingkar pinggang lansia, terutama lansia perempuan. Untuk menjaga lingkar pinggang yang normal, Nur menekankan pentingnya untuk rajin berolahraga. “Paling tidak seminggu sekali, karena pembakaran lemak pada manusia akan semakin sulit jika sudah semakin sepuh,” ujar Nur.

Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, barulah relawan dapat mengecek status gizi lansia. Ada beberapa indikator yang dapat digunakan dalam melihat status gizi lansia. Indikator tersebut antara lain adalah tinggi dan berat badan lansia yang normal, tebal lemak bawah kulit daerah tricep yang di bawah 16mm bagi pria, dan di bawah 28mm bagi wanita, serta lingkar lengan atas yang di atas 22 cm. Selain itu, lingkar pinggang juga dapat digunakan sebagai indikator status gizi lansia. Lingkar pinggang lansia laki-laki normalnya adalah di atas 90 cm dan perempuan di atas 80 cm. “Jika ternyata di bawah dari angka normal, tandanya kita sudah perlu melakukan pengawasan pada lansia yang bersangkutan,” tambah Nur.

Dalam rangka menjaga status gizi lansia, Nur menyebutkan empat hal penting yang bisa dilakukan relawan. Menurutnya, menjaga status gizi lansia dapat dilakukan dengan mengatur porsi makanan pokok, membatasi konsumsi gula setiap harinya, mengurangi penggunaan garam dan makanan yang diawetkan, hingga rutin memakan makanan sumber kalsium yang tinggi. Selain makanan tinggi kalsium, Nur juga menyebutkan makanan tinggi vitamin dan protein yang juga perlu diberikan untuk para lansia.

Hingga pada akhir pelatihan, Nur kerap menyebutkan makanan-makanan bergizi yang bisa menjadi kunci utama dalam menjaga gizi lansia. Ikan, buah, dan sayur merupakan resep andalan anti pikun untuk para lansia. Yang tidak kalah penting adalah meminum air putih dengan takaran yang cukup setiap hari. Rutin minum air putih juga dapat meningkatkan kelembaban kulit pada lansia. 

Selain untuk lansia, Nur juga meminta para relawan untuk dapat menjaga kesehatan diri masing-masing. “Saya harap relawan sekalian dapat termotivasi dan mau memulai hidup yang lebih sehat dan terhindar dari penyakit apapun, sehingga dapat terus berbuat kebaikan,” ujar Nur seraya mengakhiri pelatihan online hari itu. 

Ditulis oleh: Yunisa Anindita

Pemeriksaan Kesehatan Lansia oleh REKAN Lansia

Pemeriksaan Kesehatan Lansia oleh REKAN Lansia

Setelah merampungkan segala pelatihan, relawan Program REKAN Lansia mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dengan mengunjungi langsung lansia yang menjadi target sasaran program. Setiap relawan REKAN Lansia melakukan pemeriksaan kesehatan kepada lima lansia dampingan yang bertempat tinggal dekat dengan relawan. 

Tidak hanya menggunakan metode kunjungan ke masing-masing rumah lansia, relawan REKAN Lansia juga melakukan pemeriksaan sekaligus di satu tempat dan mengundang lansia untuk datang. Seperti yang dilakukan oleh kelompok dua yang merupakan perwakilan relawan wilayah Bantul. Setiap relawan dalam kelompok tersebut membawa masing-masing lima lansia untuk diperiksa di rumah Herlina, selaku ketua dari kelompok relawan tersebut. Kebetulan memang akses lansia untuk datang ke rumah Herlina tidak sulit, sehingga metode ini dapat diterapkan.

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan tekanan darah, tingkat asam urat, kolesterol. Selain itu juga dilakukan pengukuran lingkar perut, tinggi dan berat badan lansia, suhu tubuh, kadar oksigen, hingga pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). 

Lansia yang mengikuti pemeriksaan kesehatan merasakan adanya program peduli lansia melalui REKAN ini seperti membawa angin segar bagi mereka. Hal ini dikarenakan beberapa dari mereka sudah lama tidak dapat memeriksakan dirinya ke layanan kesehatan seperti Puskesmas karena rasa takut terhadap COVID-19. Selain itu juga karena lansia-lansia tersebut tidak memiliki akses untuk menjangkau Puskesmas yang jauh dari tempat tinggalnya. 

Sumirah, salah satu lansia yang melakukan pemeriksaan kesehatan, mengatakan bahwa ia senang dan bersemangat mengikuti program ini. Dengan pemeriksaan ini, ia dapat mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Seperti harus makan lebih banyak sayur dan buah, hingga rajin berolahraga. “Gembira sekali melihat dokter, saya senang dan perasaan jadi fresh lagi,” ujar Sumirah. 

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Kesan Relawan Mengikuti Pelatihan REKAN Lansia

Kesan Relawan Mengikuti Pelatihan REKAN Lansia

Program REKAN Lansia telah berjalan kurang lebih satu bulan lamanya. Berbagai aktivitas pun sudah dilakukan, termasuk pelatihan yang mendukung dan mengembangkan ilmu para relawan, baik yang dilakukan secara daring maupun luring. 

Beberapa pelatihan yang dilaksanakan melalui daring dengan Zoom Meeting, seperti pelatihan relawan pertama mengangkat tema ‘Kegawatdaruratan’ yang diisi oleh dokter spesialis penyakit dalam. Selanjutnya adalah pelatihan yang membahas mengenai manajemen gizi yang diisi oleh ahli gizi. 

Sedangkan pelatihan yang dilakukan secara luring, yaitu pelatihan yang diadakan pada 4 Desember 2021 lalu di Kolektif Co. Space. Pelatihan tersebut diselenggarakan dengan mengusung topik penggunaan alat fasilitas kesehatan untuk lansia. Para relawan diberikan arahan secara langsung mengenai cara menggunakan alat kesehatan. 

Setelah mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut, tiga orang relawan menceritakan kesan mereka mengikuti pelatihan dan program REKAN Lansia secara umum. Ketiga relawan tersebut adalah Tri Wahyuni yang berasal dari Gunung Kidul, Endah dari Sanden, dan Herlina asal Sewon. 

Ketiga relawan tersebut memiliki motivasi yang sama dalam mengikuti Program REKAN Lansia ini. Mereka mengaku situasi yang ada di lingkungan mereka adalah alasan mereka termotivasi dalam program REKAN Lansia. Situasi tersebut adalah ketika masih banyak lansia di sekitar mereka yang tidak tersentuh oleh program kesehatan pemerintah. Selain itu masyarakat di lingkungan tersebut yang ingin membatu, tidak memiliki ilmu kesehatan yang memadai. “Dengan bergabung REKAN Lansia, otomatis saya mendapat ilmu lebih tentang kesehatan, sehingga saya ingin menerapkan itu ke lingkungan saya,” ujar Tri.

Menyetujui perkataan Tri, Endah mengatakan keinginannya untuk bergabung REKAN Lansia juga dikarenakan minimnya pengetahuan lansia di lingkungannya terkait ilmu kesehatan. “Apalagi saya tinggal di kampung dan akses informasi lansia di kampung sangat kurang,” kata Endah. Sehingga bagi Endah, dengan menjadi pendamping lansia, ia mendapatkan ilmu yang berguna bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.

Menambahkan kedua temannya, Herlina mengatakan bahwa disamping mendapatkan ilmu yang berguna, menjadi relawan pendamping lansia menjadi kebanggaan tersendiri bagi dirinya. “Saya dapat membantu para lansia untuk aware dengan kesehatan mereka. Selain itu, saya juga merasakan rasa bahagia tersendiri saat dapat menjadi fasilitator untuk lansia,” ungkap Herlina.

Tidak ketinggalan, ketiga relawan juga mengungkapkan harapan mereka terhadap Program REKAN Lansia ini. Dengan kompak, ketiganya mengingkan kegiatan pelatihan pendamping lansia dapat diperbanyak lagi dan menjadi kegiatan rutin untuk kedepannya. Selain itu mereka menginginkan agar Program REKAN Lansia dapat berkesinambungan. “Akan lebih baik jika terus diadakan program-program lain yang dapat membantu para lansia meraka diperhatikan secara detail,” tutup Herlina. 

Ditulis oleh: Yunisa Anindita

Melihat Keseruan Acara Flower Workshop Yayasan Rumpun Nurani

Melihat Keseruan Acara Flower Workshop Yayasan Rumpun Nurani

Merangkai bunga adalah kegiatan yang umumnya dianggap sulit untuk dilakukan oleh masyarakat umum. Selama ini, kita bahkan menganggap hanya orang dengan keterampilan khusus yang dapat merangkai bunga dengan cantik. Namun, pemikiran ini terbantahkan saat para peserta acara Flower Workshop berhasil membuat rangkaian bunga yang indah pada Sabtu, 27 November 2021 lalu.

Bertempat di Kolektif Co. Space, acara bertajuk Flower Workshop ini dilaksanakan di bawah naungan Departemen Pendidikan Yayasan Rumpun Nurani. Kegiatan ini sendiri ditujukan kepada para pecinta bunga yang tertarik untuk merangkai bunga, baik untuk meningkatkan keterampilan sendiri maupun kepentingan usaha merangkai bunga. 

Workshop ini dibimbing langsung oleh Riana Setyaningrum, seorang Floral Designer yang aktif meluncurkan karyanya di International Art Exhibition. Kegiatan workshop ini berjalan sejak pukul 09.00 WIB hingga 11.30 WIB.

Dalam flower workshop ini peserta dilatih merangkai bunga dari nol. Panitia juga telah menyediakan alat dan bahan yang diperlukan peserta dalam merangkai bunga. Peserta diajak untuk berkreasi sekreatif mungkin dengan menggabungkan bunga krisan dan bunga mawar.

Sumber: dokumen pribadi

Menurut salah satu peserta, Rafi’u Hafizhati, flower workshop yang ini telah merubah mindset-nya terhadap merangkai bunga. “Saya menjadi sadar bahwa sebenarnya merangkai bunga itu tidak sesulit yang kami bayangkan,” kata Rafi’u. Ia kemudian menambahkan bahwa dengan mengikuti workshop ini, menjadikannya ingin belajar lebih banyak mengenai merangkai bunga.

Melihat antusiasme yang diberikan peserta inilah yang kemudian menjadikan Departemen Pendidikan Yayasan Rumpun Nurani semakin bersemangat untuk agenda kegiatan edukatif di kemudian hari. Ke depannya, Yayasan Rumpun Nurani akan menghadirkan lebih banyak kegiatan edukatif lain, yang bisa menginspirasi Kawan Nurani untuk terus belajar dan mengembangkan diri. 

Ditulis oleh: Yunisa Anindita

Yuk, Ketahui Rencana Kegiatan Yayasan Rumpun Nurani di Tahun 2022

Yuk, Ketahui Rencana Kegiatan Yayasan Rumpun Nurani di Tahun 2022

Yayasan Rumpun Nurani telah melaksanakan Musyawarah Tahunan pada 15 Januari 2022 lalu. Dalam musyawarah yang dihadiri oleh seluruh pengurus, pembina dan pengawas, dibahas evaluasi program yang dilakukan sepanjang tahun 2021 dan rumusan program yang akan dilaksanakan Yayasan Rumpun Nurani di tahun 2022. Program yang akan dijalankan oleh Yayasan Rumpun Nurani terbagi ke dalam dua golongan, yaitu program prioritas dan khusus. 

Program prioritas merupakan program yang telah ada di tahun sebelumnya dan akan dilanjutkan kembali di tahun 2022. Program-program tersebut adalah Sekolah Calon Ayah (SCA) dan Sekolah Calon Ibu (SCI) dari Departemen Pendidikan, Ngaji @Kolektif dari Departemen dakwah, Nurani Menyapa dan Nurani Bergerak dari Departemen Sosial, dan Komunitas Ibu Pilihan (KIP) dari Departemen Ekonomi. Program-program tersebut ditargetkan akan memiliki jumlah penerima manfaat yang meningkat seratus persen dari tahun sebelumnya. 

Sedangkan, program khusus yang akan dijalankan pada tahun 2022 adalah Ramadhan Bersama Nurani (RBN). Pada dasarnya program RBN merupakan program yang telah dilaksanakan sejak tahun-tahun sebelumnya, namun akan banyak peningkatan yang akan dilakukan pada tahun 2022 ini. Program khusus yang kedua yaitu Relawan Kesehatan (REKAN) Lansia. Program ini merupakan program yang ditujukan kepada ibu-ibu yang akan dilatih dan diterjunkan untuk menjadi relawan dalam pemantauan kesehatan terhadap lansia di DI Yogyakarta. 

Kerja sama dengan berbagai pihak baik eksternal dan internal akan terus dilanjutkan demi mempererat silaturrahim dan tercapainya tujuan program yang dilakukan. Kerja sama dengan pihak eksternal yang pernah terjalin diantaranya adalah Baitul Mal Muamalat, Baitul Mal Munzalan Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Islam Indonesia, SONJO, Salimah, Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia, Kolektif Co. Space, dan yang lainnya. 

Dalam rangka meningkatkan dan memperkuat kualitas dan silaturrahim antar relawan dan pengurus serta anggota Yayasan Rumpun Nurani, akan dilaksanakan berbagai pelatihan dan kegiatan rekreasi. Diantaranya seperti kegiatan Ngobah Pikir (Ngopi), Kajian Ruang Nurani, Syukuran Syawalan, kegiatan 17an, hingga Musyawarah Tahunan itu sendiri.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada di Yayasan Rumpun Nurani ini bertujuan untuk menjaga visi dan misi yayasan dapat berjalan dengan baik. Para pembina dan pengawas Yayasan Rumpun Nurani juga akan turut mengawasi dan memberi masukan serta dukkungan kepada seluruh pengurus dan anggota yayasan. 

Hal lain yang menjadi fokus penting Yayasan Rumpun Nurani adalah transparansi dari setiap kegiatan yang dilakukan. Dalam hal ini,transparansi yang dilakukan adalah dengan pemberitaan melalui platform digital milik yayasan. Transparansi ini menjadi sebuah modal untuk menambah kepercayaan dari pihak donatur dan fundraiser yang bekerja sama dengan Yayasan Rumpun Nurani. Di samping pemberitaan rutin mengenai kegiatan dari program yayasan, tim media Yayasan Rumpun Nurani berupaya mengoptimalkan platform digital tersebut dengan memberikan konten-konten positif dan edukatif. 

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Berbagai Program Berhasil Dilaksanakan Yayasan Rumpun Nurani Sepanjang Tahun 2021

Berbagai Program Berhasil Dilaksanakan Yayasan Rumpun Nurani Sepanjang Tahun 2021

Tiga tahun sudah Yayasan Rumpun Nurani berusaha untuk terus menebar kebermanfaatan dengan prinsip kemanusiaan di Indonesia, dan DI Yogyakarta pada khususnya. Dalam rangka melihat capaian yang dilakukan oleh Yayasan Rumpun Nurani selama tiga tahun ini, dilaksanakan Musyawarah Tahunan (Musta) pada 15 Januari 2022 lalu. Musyawarah tersebut dilaksanakan di Hotel Platinum Yogyakarta, dan dihadiri oleh seluruh pengurus, pengawas, dan pembina Yayasan Rumpun Nurani.

 

Rangkaian kegiatan dalam Musta adalah pemaparan hasil kerja dari setiap departemen yang ada di Yayasan Rumpun Nurani. Mulai dari Departemen Dakwah, Pendidikan, Ekonomi, dan Sosial. Pada pemaparan yang dilakukan oleh Departemen Dakwah, terlihat hasil pencapaian yang didapatkan dari dua program besar yang dilakukan, yaitu Belajar Bareng Qur’an (BBQ) dan Ngaji @Kolektif. 

 

BBQ telah berhasil menjadi sarana belajar bagi Kawan Nurani Muslimah dengan jumlah pelaksanaan sebanyak 40 kali secara daring, dan dua kali secara hybrid. Hal yang sama juga terjadi pada program Ngaji @Kolektif. Sepanjang tahun 2021, Ngaji @Kolektif telah berhasil dilaksanakan sebanyak 11 kali, yang mana dilakukan setiap satu bulan sekali, pada pekan terakhir bulan tersebut. Kegiatan ini sendiri ditujukan bagi Kawan Nurani generasi milenial untuk belajar dan mengaji bersama terkait topik-topik yang relevan dengan kegelisahan orang muda sekarang.

 

Departemen Pendidikan juga turut berhasil menjalankan program pendidikannya. Seperti halnya program Sekolah Calon Ayah (SCA) yang berhasil dilaksanakan hingga 5 periode, dan Sekolah Calon Ibu (SCI) sebanyak 9 periode. Kedua program ini diikuti peserta yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia dan juga merupakan beberapa utusan dari institusi, beasiswa, dan peserta regular. 

 

Selain itu, terlaksana juga program Opera, sebuah program dengan materi peningkatan kepedulian dan pemahaman bagi kaum laki-laki, bahwa untuk menjadi seorang suami dan ayah membutuhkan persiapan yang matang. Selanjutnya, ada pula program In Wedding Education, yang bertujuan meningkatkan kualitas dan level kedekatan setiap pasangan. Terakhir, yaitu program Sinau yang bertujuan meningkatkan soft skill dan keterampilan Kawan Nurani. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam program Sinau ini adalah kegiatan pelatihan dengan tema “Bergerak untuk Menggerakkan”, “Glowing at Home”, dan “Flower Workshop”.

Memiliki tujuan untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi umat yang mandiri, Departemen Ekonomi terus berusaha meningkatkan keterampilan seluruh anggota yang tergabung dalam Komunitas Ibu Pilihan (KIP). Yayasan Rumpun Nurani berhasil menjalin kerja sama dengan Universitas Ahmad Dahlan dan AMIKOM dalam peningkatan keterampilan anggota tersebut.

 

Tidak berhenti sampai disitu, Departemen Ekonomi juga mengembangkan Nun Shop, sebuah toko yang secara online dan offline menjual produk milik anggota KIP dan mitra. Melalui Nun Shop ini, modal awal yang hanya sebesar tujuh juta rupiah, mengalami peningkatan dengan mendapatkan omset sebesar Rp 151.077.600 hingga tahun 2021 lalu. 

 

Sama seperti departemen lainnya, Departemen Sosial telah menjalankan program kegiatan sosial sepanjang tahun 2021., Yaitu melalui program Nurani Menyapa dengan kegiatan Sedekah Jum’at, Tebar Alat Ibadah, Gerakan Infak Beras, Ramadhan Bersama Nurani, Pengembangan Komunitas, dan Nurani Bergerak. Kegiatan Nurani Bergerak sendiri berfokus pada kegiatan peduli bencana seperti yang terjadi ketika bencana Mamuju dan Banjir di Kalimantan Selatan. 

 

Menanggapi bencana pandemi COVID-19, Nurani Bergerak mengadakan Shelter Tangguh Bencana dan kegiatan percepatan vaksinasi. Hingga kegiatan terakhir di penghujung tahun 2021, Nurani Bergerak melakukan kegiatan peduli bencana Gunug Semeru dengan menyalurkan bantuan sebesar Rp 165.320.000.

 

Tidak semudah membalikkan telapak tangan, berbagai program tersebut dilaksanakan dengan menghadapi berbagai kesulitan. Namun, dengan kerja sama sesama anggota Yayasan Rumpun Nurani dan dukungan serta kepercayaan pihak lain, kesulitan tersebut dapat dilalui. Oleh karena itu, Yayasan Rumpun Nurani dengan tulus berterimakasih atas dukungan dan bantuan serta kepercayaan yang telah diberikan. Semoga pada tahun 2022, Yayasan Rumpun Nurani mampu meneruskan kegiatan yang sudah berjalan dan mampu meningkatkan kinerja atas evaluasi tahun 2021, sehingga dapat terus memeperluas manfaat.