2022, Menerima dan Memulai Kembali

2022, Menerima dan Memulai Kembali

Apakah Kawan Nurani pernah merasa keruntuhan rasa percaya diri? Rasa percaya diri yang sudah dipupuk, lalu pelan-pelan bertumbuh hingga daun-daun hijaunya siap berfotosintesis, Namun tiba-tiba fotosintesis tersebut gagal. Hal ini mengibaratkan gambaran umum berbagai peristiwa yang terjadi pada dua tahun sebelumnya ketika masuknya pandemi COVID-19. Beberapa dari kita harus menerima kehilangan pekerjaan, kesempatan belajar, hingga kehilangan keluarga dan sahabat.

Rasa percaya diri yang tadinya berdiri kokoh, pelan-pelan duduk kembali. Daya dan upaya yang dilakukan telah lama seperti tidak ada gunanya, dipecundangi oleh dunia yang sepertinya tidak mau lagi berpihak. Meskipun rasanya ingin mengeluh dan menyerah, sudah seharusnya kita menerima dengan sadar keadaan terpuruk tersebut. Dengan menerimanya, kita dapat memulainya kembali. 

Jersild (dalam Hurlock, 1974) secara rinci menjelaskan ciri dari orang yang menerima keadaan dirinya adalah ia yakin dengan standar dan pengetahuan terhadap dirinya. Maksudnya adalah orang yang menerima paham tentang keterbatasan dirinya, sadar akan kemampuan dirinya, menyadari kekurangan tanpa harus menyalahkan diri sendiri. 

Dalam perspektif Islam, menerima dalah bagian dari qana’ah. Yaitu merasa cukup dan ridha akan rizki yang telah Allah berikan. Hal ini juga dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 155 yang artinya:

“dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar.”

Ayat tersebut adalah sebuah pengingat bagi kita bahwa tidak ada beban yang berat ketika kita memaknai beban tersebut sebagai bentuk titipan dari Allah agar kita dapat bersabar. Menerima bukan berarti kita menyerah, melainkan buah dari kepercayaan kita bahwa Allah akan memberikan kabar gembira dan kekuatan yang lebih besar.

Setelah menerima, hal selanjutnya yang kita lakukan adalah dengan memulai kembali. Pada dasarnya “memulai kembali” memang mudah untuk diucapkan, namun dalam penerapannya membutuhkan kekuatan yang besar. Namun, kekuatan tersebut bisa jadi telah kita dapatkan dari sikap menerima yang telah kita lakukan sebelumnya. Seperti yang tersirat dalam Surah Al-Insyirah ayat 5-6 yang artinya:

“Karena sesungguhnya bersama dengan kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

Dalam kedua ayat tersebut, Allah mengungkapkan bahwa sesungguhnya di dalam setiap kesempitan, terdapat kelapangan, dan di dalam setiap kekurangan terdapat pula jalan keluar. Oleh karena itu sudah seharusnya Kawan Nurani yang merasa terpuruk dan kehilangan rasa kepercayaan diri untuk menerima dan kembali memulai yang seharusnya dimulai. Karena Allah tidak akan pernah mengingkari janjinya untuk membantu hambanya yang bertawakal dan bersabar akan keadaan sulitnya. 

Mari kita menerima peristiwa pahit yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, melihat kegagalan kita sebelumnya sebagai bentuk pengalaman. Tahun 2022 ini menjadi waktunya kita melepaskan semua kecemasan, evaluasi dan menyusun rencana akan masa depan kembali, dengan percaya pada kemampuan yang kita miliki. Karena pada dasarnya kesuksesan adalah milik orang yang tidak berlarut dalam keterpurukan dan mau untuk memulai kembali.

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Peduli Lansia Penuhi Hari Tua

Peduli Lansia Penuhi Hari Tua

Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir perkembangan kehidupan. Secara alamiah, seiring bertambahnya usia, tubuh akan mengalami penuaan yang ditandai dengan terjadinya perubahan bentuk fisik dan fungsi tubuh yang mulai menurun. 

Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2020, terdapat 9,92% atau sekitar 26,28 juta penduduk lansia di Indonesia. Dari jumlah tersebut, hampir separuh lansia (48,14%) mengalami keluhan kesehatan baik fisik maupun psikis, serta sebanyak 24,35% lansia mengalami sakit. Namun, kebanyakan dari lansia yang mengeluh sakit, tidak melakukan pengobatan. Dengan alasan seperti putus asa, ruang gerak yang terbatas, dan akses yang sulit untuk menuju fasilitas pelayanan kesehatan.

Dengan kondisi tubuh yang telah mengalami kemunduran, masih banyak lansia yang bekerja dengan berbagai alasan. Seperti merasa masih memiliki kekuatan, atau aktualisasi diri. Hal ini juga berkaitan dengan kondisi psikis mereka yang merasa kesepian, tersisihkan dan terpencil, serta merasa dirinya berbeda dengan orang lain.

Selain itu, alasan lain yang membuat lansia tetap bekerja meski dalam kondisi tubuh yang tidak baik adalah desakan ekonomi. Menurut data BPS tahun 2020, sebanyak 36,57% lansia masih bertempat tinggal di rumah yang tidak layak huni. Hal ini menunjukkan masih banyak lansia yang tidak dapat menikmati kenyamanan di masa usia akhirnya.

Fenomena tersebut menjadi refleksi bagi kita, khususnya para pemuda dalam melihat kondisi masa tua. Sebagaimana yang kita harapkan pada masa tua nantinya, begitu pula yang diharapkan para lansia saat ini. Oleh karena itu, sudah sebaiknya kita dapat membantu lansia saat ini dalam menikmati kesejahteraan pada usia senja.

Langkah kecil yang dapat kita lakukan adalah dengan berbakti kepada orang tua kita sendiri yang juga merupakan lansia. Bahkan berbakti kepada orang tua adalah sebuah kewajiban, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadist. 

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra:23)

“Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Salat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa orang tua yang berusia lanjut memiliki tempat utama yang harus kita jaga dan rawat. Sebagaimana ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua. 

Selain orang tua kita sendiri, ada juga orang tua tidak beruntung lain yang kesulitan dalam menghidupi dirinya sehari-hari. Mereka merupakan orang tua yang membutuhkan tangan kita. Pendampingan dan pemberian bantuan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan kesehatan para lansia menjadi salah satu hal yang dapat kita lakukan dalam membantu mereka.

Kemampuan yang kita miliki baik secara materi maupun jasa, baik dalam jumlah kecil maupun besar, adalah hal penting yang dibutuhkan para lansia yang membutuhkan. Dengan membantu mereka, banyak pula yang kita dapatkan kembali, baik itu pengalaman maupun hal-hal baik yang didoakan oleh mereka yang kita bantu. Semoga dengan membantu lansia yang membutuhkan, kita juga dapat menjadi lansia yang dapat menikmati hal-hal baik di usia senja kita nantinya. 

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

5 Pelajaran Penting Untuk Menutup Tahun 2021

5 Pelajaran Penting Untuk Menutup Tahun 2021

Tak terasa beberapa hari lagi kita sudah memasuki tahun 2022. Sebelum membicarakan resolusi tahun baru, ada baiknya jika kita melakukan kilas balik dan refleksi terhadap hal-hal yang terjadi selama satu tahun ke belakang. Apakah kita juga sudah cukup banyak belajar dan mencapai banyak hal? Lalu apa yang harus ditentukan sebagai resolusi tahun berikutnya?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Yayasan Rumpun Nurani memliki tips untuk Kawan Nurani dalam menentukan hal tersebut. Yaitu dengan memperhatikan life lesson penting pada tahun sebelumnya untuk menemukan resolusi yang harus dicapai nantinya.

2. Being healthy is indeed an achievement

Meskipun terdengat sepele, menjaga fisik dan mental tetap sehat selama satu tahun merupakan salah satu pencapaian terbaik yang didapatkan. Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, namun juga memberkan tekanan-tekanan yang tidak kalah besar. Tidak heran jika banyak dari kita yang mulai merasa burnout dan stress.

Dengan kondisi tubuh yang tidak baik tersebut, kita dipaksa untuk tetap produktif di tengah kondisi yang tidak kondusif. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita mengapresiasi diri kita sendiri yang tetap bertahan melewati segala tekanan yang ada. Tentu sangat sulit untuk bisa menjaga kesehatan dan kewarasan selama satu tahun ini. 

Mengingat hal tersebut, menjadi sehat baik dalam maupun luar tubuh menjadi prioritas utama dari resolusi yang akan direncanakan. Dengan resolusi ini, kita akan berusahs untuk terus melakukan kegiatan yang menjaga tubuh kita tetap sehat, seperti rajin berolahraga dan menjaga pola makan sehat.

2. Acceptance is the key

Acceptance atau sikap menerima suatu kondisi dengan baik, adalah pelajaran yang banyak kita ambil di 2021. Karena tanpa sikap ini, akan sulit bagi kita untuk berdamai dengan keadaan, termasuk diri kita sendiri. Hal inilah yang menjadikan acceptance sebagai salah satu pencapaian yang dapat kita masukkan dalam list pembelajaran di tahun ini. 

Akan tetapi perlu diingat, acceptance berbeda dengan sikap putus asa ya, teman-teman. Acceptence bukan sekadar sikap menerima dan pasrah dengan keadaan, melainkan sikap kita yang tetap dapat tersenyum dengan ikhlas dan meneruskan upaya positif lainnya dalam berperilaku. Memiliki sikap acceptance ini sendiri terbukti dapat membuat hidup terasa lebih ringan, karena  kita menjadi sadar bahwa ada hal lain di dunia ini yang di luar dari kemampuan dan kontrol kita.

3. It’s not a rejection, but a redirection

Selanjutnya adalah pembelajaran penting lain yang masih berkaitan dengan sikap acceptanceMindset ini mengubah cara pandang kita mengenai  kegagalan dan hal lain yang kita alami. Kesalahan hingga kegagalan sering pula membuat kita merasa putus asa dan tak berguna. 

Dengan menerapkan mindset bahwa tidak ada yang namanya penolakan ini kita bisa melihat sisi lain dari terjadinya suatu peristiwa “gagal” terssebut. Hal yang kita anggap sebagai penolakan dan kegagalan ini, bisa saja adalah justru sebuah jalan dan kesempatan baru untuk kita. 

Bisa pula penolakan ini adalah bentuk perlindungan dari Allah SWT terhadap diri kita. Karena sebagai manusia, kita tidak mengegahui rencana terbaik-Nya. Hal ini berkaitan  dengan  Surat Al-Baqarah Ayat 216 yang berbunyi:

 

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ

 

Artinya:

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 216)

 

Dari penggalan surat tersebut, tertera jelas bahwa hal yang kita sukai, bisa saja bukanlah hal terbaik yang disiapkan oleh Allah SWT. Begitu pula sebaliknya.

4. Our attitude will affects everything

    Pelajaran selanjutnya adalah dengan berhati-hati dan bersikap positif dalam menyikapi segala hal. Hal ini dikarenakan segala sesuatu yang terjadi di hidup kita memiliki hubungan yang kuat dengan perilaku kita. Hal ini sering pula kita sebut dengan ungkapan karma is real.

Selain sikap, pikiran juga memengaruhi kehidupan kita. Disadari atau tidak, orang yang memiliki pikiran positif dan selalu yakin dengan impiannya, cenderung lebih dimudahkan untuk meraih yang diinginkannya. Sedangkan orang yang pesimis dan menganggap remeh diri sendiri cenderung mengalami lebih banyak kesulitan dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

    Dalam ilmu psikologi dijelaskan bahwa orang yang berpikiran positif memiliki lebih banyak energi dan tingkat kepercayaan diri yang jauh lebih baik. Mereka juga cenderung menetapkan tujuan yang lebih tinggi dan mengeluarkan lebih banyak usaha untuk mencapai tujuan mereka. Karena itulah orang-orang dengan pikiran positif umumnya juga lebih tangguh, sehingga membantu mereka bangkit kembali dan bertahan meskipun mengalami kemunduran.

    Telah disebutkan dalam HR. Muslim tentang keutamaan bersikap positif. Hal ini sebagaimana dituliskan di bawah ini:

 

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

 

Artinya:

Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675].

Dalam hadist tersebut diterangkan bahwa kita harus selalu berpikir positif dan mengingat Allah SWT. Berprasangka kepada Allah dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan selalu membantu dan menyiapkan yang terbaik bagi kita yang mengingatnya.

    

5. Make Allah as your main priority

Pembelajaran terakhir dan yang paling penting adalah dengan senantiasa melakukan segala hal dalam kebaikan  untuk mencari ridha Allah SWT. Karena dengan menjadikan Allah sebagai prioritas utama menjadikan kita melakukan hal yang tidak akan jauh-jauh dari kebaikan. Baik dalam hal pekerjaan, berhubungan dengan manusia satu sama lain, serta kegiatan-kegiatan lainnya. 

Selain itu, menanamkan dan menjadikan Allah SWT sebagai tujuan utama berperilaku juga dapat memupuk rasa ikhlas diri kita. Dengan rasa ikhlas yang nantinya terbentuk itulah pelan-pelan kita dapat berdamai dengan banyak hal. 

Nah, Kawan Nurani, dengan 5 pembelajaran berharga yang telah disebutkan di atas, semoga kita menjadi lebih siap dalam menghadapi perjalanan satu tahun yang akan datang. 

Ditulis oleh: Yunisa Anindita

Belajar Sambil Jajan Sehat di Bazar Kolektif 12.12

Belajar Sambil Jajan Sehat di Bazar Kolektif 12.12

Departemen Ekonomi Yayasan Rumpun Nurani akan mengadakan bazar bertajuk “Fun Learn and Healthy Bazar” pada Ahad, 12 Desember 2021 mendatang. Kegiatan bazar tersebut akan diadakan secara offline di Kolektif Co. Space, dimulai dari pukul 09.00 – 13.00 WIB. Dalam kegiatan ini, Yayasan Rumpun Nurani mengundang 20 UKM untuk menjual produk-produknya. 

 

Berbagai produk kuliner yang dijual dalam Bazar Kolektif 12.12 tersedia dari makanan ringan hingga makanan berat. Seperti es dawet, kue soes, dan jenis kuliner jadul lainnya. Terdapat pula ayam bumbu kuning dan serundeng daging yang diproduksi dengan kualitas terbaik dan penuh gizi. Produk yang dijual juga tidak hanya kuliner saja, melainkan juga produk non-kuliner. 

 

Selain berburu kuliner enak dan sehat di Bazar Kolektif 12.12, terdapat beberapa kegiatan yang dapat diikuti oleh pengunjung bazar. Salah satunya adalah mini talkshow mengenai literasi keluarga dan kreasi makanan sehat. Serta terdapat juga pojok kesehatan dengan tujuan agar pengunjung dapat melakukan konsultasi serta pengecekan kadar lemak dan gula darah. 

 

 

Yuni Windarti, selaku Koordinator Departemen Ekonomi Yayasan Rumpun Nurani mengatakan mini talkshow literasi keluarga merupakan kegiatan penting yang patut dinantikan dalam Bazar 12.12.  Talkshow tersebut akan diisi oleh Uli Pitaloka yang merupakan pegiat literasi keluarga serta founder Komunitas Koper Mandiri. “Talkshow yang akan dibawakan akan menjelaskan cara mengoptimalkan budaya positif dalam keluarga,” jelas Yuni. Adapun budaya positif yang dimaksud seperti kegiatan membaca, menulis, memilih tontonan, sampai berdiskusi bersama dalam keluarga. 

 

Selain mini talkshow, kegiatan yang tak kalah serunya dan dapat dilakukan oleh si kecil adalah kegiatan Boba Healthy Drinks. Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk membuat anak-anak dapat berkreasi dan membuat minuman boba yang sehat secara mandiri. Untuk dapat mengikuti kegiatan ini pengunjung hanya cukup membayar Rp 10.000 saja. 

 

Metode pembayaran pada Bazar Kolektif 12.12 dilakukan dengan cara yang berbeda. Mengingat konsep bazar yang merupakan pasar tertutup, pembeli hanya dapat melakukan transaksi setelah menukar uang rupiah mereka dengan mata uang Kolektif.  Mata uang yang dimaksud ialah voucher kupon dengan tiga pecahan, yakni 5.000, 10.000, dan 25.000.

 

Bazar Kolektif 12.12 ini sendiri merupakan lanjutan dari Festival Kuliner Pilihan yang dilakukan secara online pada 18 Oktober 2021 lalu. Festival kuliner tersebut mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat, sehingga dirasa penting untuk kembali melakukan kegiatan yang mendukung Komunitas Ibu Pilihan (KIP) melalui kegiatan seperti Bazar Kolektif 12.12 ini.

 

Melalui Bazar ini, Yuni berharap dapat membantu para pegiat UMKM. Disamping juga mengajak lebih banyak keluarga untuk semakin aware dengan pentingnya mengonsumsi produk-produk makanan yang sehat dan bergizi. 

 

 Nah.. Kawan Nurani, tunggu apalagi nih? Yuk datang dan ramaikan bazar pada 12 Desember 2021 di Kolektif Co. Space. Untuk info lebih lanjut, Kawan Nurani dapat menghubungi ke nomor Whatsapp di bawah ini. Ditunggu cerita seru kalian ya!

 

📲 Contact person:

wa.me/6285656561125 (Fairus)

wa.me/628993167621 (Ardi)

 

 

Peran Sosial dalam Mencapai Kebutuhan Dasar Umat Muslim

Peran Sosial dalam Mencapai Kebutuhan Dasar Umat Muslim

Sebagai manusia, menurut Abraham Maslow, terdapat lima kebutuhan dasar yang kita miliki. Yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, mencintai dan dicintai, penghargaan, serta aktualisasi diri. 

 

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling mendasar yang sering disebut juga dengan kebutuhan primer, seperti makan, pakaian, dan tempat tinggal. Sehingga diantara lima kebutuhan dasar tersebut, tercukupinya kebutuhan fisiologis merupakan hal yang sudah seharusnya kita syukuri kepada Allah SWT. Mengingat masih banyak di sekeliling kita yang belum dapat memenuhi kebutuhan fisiologisnya.

 

Islam tidak hanya menekankan kepada kita untuk hablum mina-Allah saja, akan tetapi juga hablum mina-annas. Maksudnya adalah dalam Islam, kita ditekankan untuk melakukan kepekaan atau kepedulian terhadap lingkungan sosial kita. Terutama bagi mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. 

 

Selain kebutuhan fisiologis, terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan lain menunjukkan bahwa kita hanyalah seorang hamba yang diberi nikmat luar biasa dari Allah SWT. Oleh karena itu, sudah semestinya kita tidak melupakan posisi tersebut dan terus bertakwa kepada-Nya.

 

Kepedulian sosial merupakan manifestasi akhlak dan bagian dari bentuk rasa syukur serta ketakwaan kita kepada Allah SWT. Bahkan telah termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadist mengenai anjuran kepedulian sosial ini seperti pemberian zakat, infak, dan sedekah.

 

Tidak hanya berupa pemberian materi belaka, terdapat bentuk lain yang dapat kita lakukan sebagai wujud dari kepedulian sosial. Yaitu dengan memberikan jasa yang kita miliki seperti menjadi relawan sosial. Menjadi relawan tidak berhenti dari pemberian kita saja, melainkan banyak yang dapat kita terima dari orang-orang yang kita bantu. Interaksi dan pelajaran-pelajaran berharga dari kegiatan sosial dapat membantu kita untuk mencapai tangga-tangga kebutuhan lainnya seperti perasaan mencintai dan dicintai, penghargaan, hingga mendapatkan aktualisasi diri.

 

Sebagai hierarki paling atas, kebutuhan aktualisasi diri yang merupakan keinginan untuk menggunakan segala kemampuan untuk mencapai segala yang kita mau dan bisa lakukan merupakan hal yang sulit. Namun bukan juga hal yang tidak mungkin kita wujudkan. Dengan melakukan kegiatan sosial, yang mana kita memberikan rasa cinta dalam bentuk keikhlasan dalam membantu, membuat kita mendapatkan kembali rasa cinta dan penghargaan dari orang-orang yang kita bantu. 

 

Hal ini menunjukkan bahwa kita telah memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dengan memberikan kemampuan yang dimiliki untuk membantu kehidupan orang lain. Menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain serta umat yang bertakwa kepada-Nya. Oleh karena itu, melakukan kegiatan-kegiatan sosial dengan membantu orang lain harus terus kita lakukan dan diperluas levelnya. Sehingga kita dapat dengan utuh menjalankan peran sebagai makhluk sosial yang juga terpenuhi segala kebutuhannya. 

 Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa 

Yayasan Rumpun Nurani Gandeng Salimah DIY dalam Inisiasi Peduli Lansia

Yayasan Rumpun Nurani Gandeng Salimah DIY dalam Inisiasi Peduli Lansia

Sebagai salah satu kelompok yang paling rentan terhadap pandemi, kasus morbiditas pada lansia di Indonesia menunjukkan peningkatan yang pesat. Sebagaimana dilansir dari Kementerian Kesehatan 2020, angka kematian akibat COVID-19 kian meningkat seiring bertambahnya usia. Sebanyak 8% pada usia 45-54 tahun, 14% pada usia 55-64 tahun, dan 22% pada usia di atas 65 tahun. Dengan kondisi tersebut, Yayasan Rumpun Nurani menginisiasi program yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan lansia.

Program yang bernama Relawan Kesehatan (REKAN) Lansia ini bertujuan untuk mendampingi lansia termasuk dengan memantau kesehatannya. Terdapat 50 orang REKAN Lansia yang akan mengunjungi rumah 250 lansia di wiyalah DIY. Para relawan yang tergabung dalam Program REKAN Lansia sendiri diseleksi dengan baik melalui Sekolah Lansia Salimah DIY. Alasan dari pengambilan relawan dari Sekolah Lansia Salimah adalah pengalaman dan skill yang telah dimiliki para relawan di dalamnya. 

Sekolah Lansia Salimah sendiri dibentuk untuk melakukan pendampingan psikologis dan sosial lansia. Sehingga bentuk pelatihan dan pendampingan yang dilakukan untuk membekali relawan Sekolah Lansia difokuskan pada topik serupa. Seperti memahami psikologis lansia, menjalin komunikasi yang baik dengan lansia, hingga pengelolaan administrasi Sekolah Lansia. Sejak pandemi COVID-19, dilakukan pelatihan baru yang membekali relawan untuk dapat mengelola kesehatan dasar lansia. 

Pelatihan dan pendampingan yang dilakukan terhadap relawan Sekolah Lansia Salimah dilakukan dengan membentuk peer group yang beranggotakan 7 hingga 10 relawan berbasis wilayah. Melalui peer group tersebut, dilakukan mentoring satu kali dalam seminggu. Selain itu, pelatihan pengembangan diri bagi seluruh relawan beberapa kali dilakukan secara insidental. Metode pelatihan dan pendampingan tersebut, nantinya akan diterapkan juga dalam program REKAN Lansia. 

Sebagai pendamping kesehatan dasar lansia, REKAN Lansia akan dihubungkan dengan tenaga kesehatan di tingkat kecamatan, seperti POSYANDU LANSIA, sebagai tenaga medis formal dalam mengelola kesehatan lansia. Mengingat selama masa pandemi ini, lansia diharapkan untuk mengurangi kunjungan langsung ke fasilitas kesehatan. 

Selain itu, REKAN Lansia juga nantinya akan membantu para lansia untuk mendapatkan vaksinasi lengkap. Hal ini dikarenakan saat ini di Provinsi DIY sendiri sebesar 70% lansia yang telah menerima satu dosis vaksin. Sedangkan hanya 58% dari mereka yang telah menerima dosis penuh.  Situasi ini menunjukkan risiko terhadap kesehatan lansia selama masa pandemi COVID-19.  

Ditulis oleh: Yunisa Anindita

 

Berkah bersama Syirkah, Sudah Kenal Belum? (Ngopi bersama Rury Febrianto)

Berkah bersama Syirkah, Sudah Kenal Belum? (Ngopi bersama Rury Febrianto)

Islam telah mengatur dan memberikan anjuran terhadap segala sesuatu dalam kehidupan umat muslim, termasuk mengenai usaha dan kerja sama yang disebut dengan syirkah. Secara bahasa, syirkah adalah al-ikhtilath (percampuran) atau persekutuan antara masing-masing yang sulit dibedakan. Dapat juga diartikan sebagai kerja sama yang terjadi antara para pemilik modal yang menggabungkan modalnya untuk membentuk usaha secara bersama. Dengan pembagian hasil sesuai yang disepakati dan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai kontribusi modal.

Dalil mengenai syirkah terdapat dalam Q.S. Shaad ayat 24 yang artinya:

Dia (Dawud) berkata “Sunguh, dia telah berbuat dzalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak diantara orang-orang yang bersekutu itu berbuat dzalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu. “Dan Dawud menduga bahwa kami mengujinya; maka dia memohon ampun kepada Tuhannya lalu memnyungkur sujud dan bertobat. 

Secara umum, syirkah dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

  1. Syirkah Inan, semua boleh berbeda. Artinya jumlah modal boleh berbeda tiap orangnya sesuai dengan kesepakatan.
  2. Syirkah Mufawadhah, semua harus sama. Maksudnya adalah modal yang dikeluarkan oleh tiap orang harus dalam jumlah yang sama.
  3. Syirkah Wujuh, dengan memanfaatkan kepercayaan salah satu pihak atau orang untuk mengelola suatu perjanjian tersebut.
  4. Syirkah Abdan, kerja sama dalam bentuk fisik. Maksudnya adalah usaha yang dibentuk oleh orang-orang yang memiliki keahlian berbeda-beda. 

Modal dalam syirkah bisa dalam bentuk uang atau aset. Jika modal berbentuk aset, maka harus dinilai dengan uang terlebih dahulu, agar dapat ditentukan hasil bagi keuntungan dan risiko kerugian. Sedangkan status anggota syirkah terhadap modal adalah amanah. Tidak ada anggota yang boleh menuntut diantara sesama anggota, karena kerugian harus ditanggung bersama. Salah satu anggota juga boleh menggunakan agunan sebagai jaminan untuk menjaga kelalaian atau sesuatu di luar ketentuan. 

Manajemen dalam syirkah dapat ditentukan dengan beberapa hal. Pertama, setiap anggota syirkah memiliki hak yang sama dalam mengelola syirkah. Baik dalam menjual, membeli, membayar, menerima barang, menyerahkan, menitipkan, menggugat, membatalkan akad, dan segala hal yang mendatangkan maslahat bisnis. Kedua, anggota syirkah tidak berhak mengelola sesuatu yang tidak mendatangkan manfaat bagi syirkah serta harus diizinkan oleh semua anggota syirkah lain. 

Selanjutnya, seluruh anggota harus mengikuti hal-hal yang sudah menjadi kesepakatan bersama. Boleh saja jika menurut kesepakatan para anggota syirkah, menyerahkan manajemen kepada orang lain untuk dikelola. Keempat, boleh mengangkat direktur syirkah selain dari anggota syirkah dengan upah yang sudah ditentukan dan dimasukkan ke dalam biaya pengelolaan syirkah. Serta boleh memberikan nisbah dari keuntungan yang didapat agar direktur tersebut termotivasi. Terakhir, anggota syirkah tidak boleh membuat ketentuan bahwa anggota yang dibantukan untuk mengelola manajemen, contohnya menjadi bendahara, mendapat gaji dalam jumlah tertentu. Akan tetapi, upah tersebut dapat diambilkan dari laba bersih dengan menambah presentase laba yang menjadi haknya sebelumnya.

Nah, setelah mengenal arti, bentuk, dan manajemen syirkah ini, Kawan Nurani yang sedang berencana membangun usaha dapat menerapkannya. Sehingga usaha yang dijalankan tetap dapat berjalan dengan baik dan tentunya berkah.

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Solidarity Grant 2021: Relawan Kesehatan Masyarakat untuk Kesejahteraan Lansia

Solidarity Grant 2021: Relawan Kesehatan Masyarakat untuk Kesejahteraan Lansia

Yayasan Rumpun Nurani kembali melakukan kerja sama dengan Atlantic Institute berupa pemberian solidarity grant dalam program kegiatan siaga COVID-19. Solidarity grant yang diberikan Atlantic Institute sendiri merupakan bentuk dukungan untuk membantu aktivitas kelompok tertentu dalam menghadapi problematika selama pandemi. Melalui kolaborasi kedua ini, Yayasan Rumpun Nurani menginisiasi program Relawan Kesehatan (REKAN) Lansia yang mendampingi lansia dalam memantau kesehatannya masing-masing.
 
Pada tahun 2020 lalu, solidarity grant yang didapatkan Yayasan Rumpun Nurani diberikan kepada most risk community seperti tenaga kesehatan dan most vulnerable group yaitu lansia. Namun pad tahun 2021 ini, Yayasan Rumpun Nurani akan berfokus pada most vulnerable gorup. Hal ini dikarenakan Yayasan Rumpun Nurani menemukan kebutuhan pendampingan kesehatan pada lansia sejak pandemi semakin tinggi.
 
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2020, kasus morbiditas pada lansia di Indonesia meningkat. Selain itu angka kematian akibat pandemi juga meningkat seiring bertambahnya usia, 8% pada usia 45-54 tahun, 14% pada usia 55-64 tahun, dan 22% pada usia diatas 65 tahun. Kondisi ini yang akhirnya menggerakkan Yayasan Rumpun Nurani kembali berkolaborasi dengan Atlantic Institute untuk mendukung target grup lansia yang sangat terdampak oleh COVID-19.
 
Sebelumnya, Yayasan Rumpun Nurani sendiri telah menjalankan program serupa yang memberikan alat kesehatan dan sembako kepada lansia. Memasuki tahun kedua pandemi COVID-19, Yayasan Rumpun Nurani berupaya untuk memperluas skala dan intervensi yang lebih berkelanjutan dengan melatih relawan kesehatan yang mendampingi lansia. Yayasan Rumpun Nurani nantinya akan bekerja sama dengan mitra lokal dan ahli untuk merancang program dan menghasilkan kurikulum pelatihan bagi para relawan.
 
Rennta Chrisdiana selaku Ketua Yayasan Rumpun Nurani, memaparkan bahwa REKAN Lansia direncanakan akan berjalan pada akhir Oktober 2021 hingga Januari 2022 dan digerakkan pada lima kabupaten di DIY. Sebagai program yang baru diinisiasi, Rennta menjelaskan bahwa relawan yang bergabung dibatasi, serta masih dilakukan uji coba metode, materi, dan kefektifan dari program REKAN Lansia. “Setelah siap, maka kami sangat berharap untuk bisa di scaling-up untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat,” pungkas Rennta.
 
Rennta juga mengatakan bahwa relawan yang bergabung dalam program REKAN Lansia nantinya juga akan bekerjasama dengan Sekolah Lansia (SALSA) untuk kemudian ditingkatkan kapasitasnya. SALSA merupakan program yang dijalankan oleh organisasi wanita Salimah. Program tersebut telah berjalan sekitar 5 tahun dan memiliki 1.300 siswa di Yogyakarta. “Ini akan membantu memilih kandidat yang tepat untuk REKAN Lansia, sebagai kedekatan emosional dan sosial dengan lansia,” imbuh Rennta.
 
Program REKAN Lansia ini memiliki target dapat menjangkau hingga 250 lansia di DIY. Nantinya para lansia akan didukung dengan pemberian makanan bergizi dan diperkenalkan dengan kegiatan rumah seperti olahraga sederhana, menanam sayur, dan membuat kerajinan untuk mengurangi kebosanan akibat pembatasan sosial. Rennta menambahkan bahwa para lansia akan mendapatkan pendampingan dari relawan lokal yang dilengkapi dengan peralatan medis sederhana dan juga dilatih untuk melakukan pemantauan medis sederhana terjadwal seperti tekanan darah, suhu tubuh, dan pemeriksaan darah sederhana. “Dengan dukungan tersebut, kami ingin melindungi para lansia agar tidak tertular COVID-19 dan menjaga kesejahteraannya,” jelasnya.
 
Tidak hanya bagi para lansia, REKAN Lansia ini juga memberikan manfaat yang dapat dirasakan para relawan. Menurut Rennta, relawan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta kesadaran mengenai masalah sosial yang ada di masyarakat, terutama permasalahan yang dialami oleh lansia. “Harapan kami, semoga nantinya program ini dapat memfasilitasi para relawan untuk dapat berkontribusi dalam membuat dampak baik di sekitar dan juga membuat para lansia mendapatkan kebutuhan mereka,” kata Rennta.
 
Ditulis oleh: Yunisa Anindita
Vaksinasi Massal BMM Bersama Yayasan Rumpun Nurani

Vaksinasi Massal BMM Bersama Yayasan Rumpun Nurani

Pada Rabu (13/10/2021) telah dilaksanakan vaksinasi massal pertama di Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Baitul Mal Muamalat (BMM) dan bekerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya adalah Yayasan Rumpun Nurani. Program vaksinasi massal ini merupakan kegiatan yang mendukung program pemerintah dalam penangan COVID-19.

Sari, salah satu pengurus BMM DIY mengatakan bahwa sebelumnya BMM telah melakukan dua kali kegiatan pemberian bantuan kepada warga yang terdampak COVID-19. Hingga pada akhirnya kegiatan vaksinasi massal ini tercetus setelah dilakukan diskusi dengan warga dan pemerintah desa serta kecamatan. 

Dari diskusi tersebut, ditemukan bahwa vaksinasi di Desa Tamanmartani masih rendah, dengan capaian vaksinasi yang tidak lebih dari lima puluh persen warga desa. Oleh karena itu pemerintah desa mendukung keberlangsungan dari kegiatan vaksinasi yang dilakukan BMM. “Pemerintah desa merasa sangat senang jika ada pihak lain yang ingin berkolaborasi dalam menyukseskan kegiatan vaksinasi di desa,” kata Sari. Bersama dengan relawan beasiswa BMM dan relawan lokal dari desa, kegiatan vaksinasi massal berhasil mengakomodir sembilan puluh persen warga Desa Tamanmartani untuk melakukan vaksinasi

Sari mengatakan kedepannya ada kemungkinan bahwa program yang sama akan terus dilakukan. Selama pandemi COVID-19 belum berakhir, BMM akan terus melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka penanganan COVID-19, serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Yayasan Rumpun Nurani. 

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Serbuan Vaksin untuk Percepatan Vaksinasi Desa Mulyodadi

Serbuan Vaksin untuk Percepatan Vaksinasi Desa Mulyodadi

Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro merupakan salah satu desa yang gencar dalam melakukan penanganan COVID-19 dan percepatan vaksinasi. Berbagai bentuk ajakan vaksinasi seperti poster, terpampang di sudut desa, salah satunya di depan kantor kelurahan. Hal ini menunjukkan seruan semangat dari pemerintah desa kepada warga Desa Mulyodadi agar mau berpartisipasi dalam percepatan vaksin COVID-19.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai program percepatan vaksin di Desa Mulyodadi, Tim Media Yayasan Rumpun Nurani berkesempatan mewawancarai Ari Sapto Nugroho, selaku lurah Desa Mulyodadi.

Apa saja yang sudah dilakukan dalam mendorong percepatan vaksinasi di Desa Mulyodadi?
Setiap satu kali dalam seminggu, sebanyak 200 hingga 250 dosis vaksin disediakan bagi warga Desa Mulyodadi. Selain itu, dilakukan vaksinasi massal sebanyak dua kali. Sebanyak 1.300 dosis telah disuntikkan kepada warga pada vaksinasi massal pertama, dan kemudian dilanjutkan dengan vaksinasi massal yang kedua, dengan jumlah 750 dosis vaksin.

Apakah semua warga Desa Mulyodadi sudah tervaksinasi?
Kami memiliki target sejumlah 8.000 warga Desa Mulyodadi mendapatkan vaksin. Hingga saat ini, kurang lebih hanya 1.000 warga yang belum tervaksinasi. Dari 1.000 warga tersebut, mereka merupakan para penyintas COVID-19 yang harus menunggu selama tiga bulan untuk dapat divaksin. Selain itu warga lain yang belum divaksin adalah mereka yang sakit dan tidak lolos screening, serta warga yang takut untuk divaksin.

Bagaimana cara mengajak warga agar mau divaksin?
Pemerintah kelurahan sebisa mungkin untuk tidak malas dalam mengajak seluruh warga Desa Mulyodadi agar mau divaksin. Kami juga melibatkan banyak unsur hingga ke lingkungan yang paling dekat dengan warga. Misalnya adalah dengan rutin melakukan patroli atau kunjungan ke seluruh pedukuhan yang ada.

Sosialisasi yang dilakukan kepada warga juga dalam berbagai bentuk. Misalnya kami pernah membuat broadcast, dengan bantuan salah satu warga yang merupakan penyiar radio, untuk membagikan informasi kepada warga melalui grup WhatsApp mengenai manfaat vaksin. Selain itu, pemerintah kelurahan mengirimkan undangan kepada seluruh warga untuk menghadiri kegiatan vaksinasi COVID-19 massal beserta dengan lembar screening. Tujuannya adalah agar tidak menimbulkan antrian panjang di lokasi kegiatan vaksinasi.

Apa faktor pendorong keberhasilan vaksinasi di Desa Mulyodadi?
Semenjak COVID-19 masuk ke Indonesia, kami telah berpikir cara-cara penangangan yang tepat bagi warga Desa Mulyodadi yang terpapar. Bersama Sambatan Jogja (SONJO), kami berhasil mendirikan shelter. Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah kelurahan agar shelter dapat berdiri dan dikelola dengan baik. Yaitu dengan merangkul semua perangkat desa, pedukuhan, hingga ketua RT untuk bekerja sama.

Pemantauan shelter dilakukan 24 jam, sehingga dapat diketahui kondisi dari setiap warga yang melakukan isolasi mandiri. Pemenuhan logistik di shelter juga dilakukan secara bekerja sama dengan memanfaatkan grup koordinasi dengan 14 pedukuhan yang ada. Dengan adanya koordinasi yang matang sejak awal itu pula yang menjadikan kesiapan Desa Mulyodadi dalam penanganan COVID-19, termasuk dalam hal vaksinasi.

Seberapa besar pengaruh dukungan dari berbagai pihak?
Hal terpenting yang terlihat dari kegiatan penanganan COVID-19 adalah dukungan dari dalam desa itu sendiri. Semua pihak harus turut bergerak dan tidak loyo. Peran kepala yang menjadi contoh bagi warganya untuk terlibat aktif dalam kegiatan juga menjadi hal penting dasar lainnya. Lurah juga harus ikut turun dalam penjagaan shelter, hingga patroli.

Dukungan dari pihak luar menjadi penyemangat bagi desa dalam melakukan program. Selain SONJO, Yayasan Rumpun Nurani banyak memberikan dukungan, seperti pemberian bantuan APD, handsanitizer, dan bantuan-bantuan lainnya.

Tantangan apa yang dihadapi selama pandemi COVID-19?
Ada banyak tantangan yang dihadapi, salah satunya adalah permasalahan anggaran. Awalnya pemerintah desa tidak berniat membuka donasi, namun seiring berjalannya kegiatan ditemui bahwa dana desa tidak cukup memenuhi, disamping juga banyak warga yang menawarkan diri untuk membantu. Oleh karena itu, pada akhirnya kami membuka donasi dan juga menerima bantuan dari berbagai komunitas.

Tantangan lainnya yang dihadapi adalah permasalahan ekonomi warga yang turun akibat pandemi. Untuk mengatasi hal tersebut, kami membagi wilayah Desa Mulyodadi ke dalam beberapa zona berdasarkan angka penularan COVID-19. Bagi zona yang menurut pemerintah kelurahan merupakan zona hijau dan kuning, menjadi tempat dioptimalkannya kegiatan perekonomian warga. Terhitung selama pandemi COVID-19, ada delapan UMKM baru yang dibangun oleh warga Desa Mulyodadi. Mulai dari jasa boga, kerajinan batik, hingga pemanfaatan limbah plastik menjadi barang lainnya.

Kami berusaha untuk terus memberikan pelatihan bagi pelaku UMKM. Seperti yang baru dilakukan adalah pelatihan pembuatan minyak esensial dari tanaman serai wangi. Pelatihan tersebut mendatangkan narasumber dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Pelatihan UMKM ini bertujuan untuk memberdayakan warga yang memang membutuhkan pemasukan, seperti ibu tunggal yang menjadi kepala keluarga.

Apa rencana yang akan dilakukan ke depannya?
Pemerintah kelurahan akan terus mengawal semua kegiatan penanganan COVID-19. Kegiatan vaksinasi juga direncanakan akan terus berjalan setiap minggu, agar seluruh warga Desa Mulyodadi mendapatkan vaksin. Terkait dengan anggaran, pemerintah kelurahan telah melakukan persiapan dan antisipasi untuk kegiatan tahun depan. Dengan pengalaman yang telah dilakukan, kami siap untuk membagikan langkah-langkah penanganan COVID-19 yang telah dilakukan kepada desa-desa lainnya.

Ditulis Oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Mendidik Anak Sepenuh Hati ala Bunda Wening

Mendidik Anak Sepenuh Hati ala Bunda Wening

Masih dalam rangkaian acara Tiga Puluh Hari Memantaskan Diri (THMD) yang berada di bawah naungan Sekolah Calon Ayah (SCA) dan Sekolah Calon Ibu (SCI) Yayasan Rumpun Nurani, zoominar dengan tajuk ‘Mendidik Anak Sepenuh Hati’ hadir sebagai solusi untuk para calon ayah dan calon ibu dalam mempersiapkan diri untuk mendidik anak nanti dengan baik. Zoominar yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2021 lalu ini dibawakan oleh Wening Wulandari atau biasa akrab disapa Bunda Wening. Perempuan yang lahir di Surabaya ini sudah sering membawakan berbagai macam kajian dan menerbitkan tulisan-tulisannya terkait topik parenting. Pada sesi zoominar yang memakan waktu kurang lebih satu setengah jam ini, Bunda Wening memaparkan poin-poin penting tentang hal-hal apa saja yang berpengaruh dalam cara mendidik anak dalam orang tua.

“Ketika kita ingin menjadi orang tua yang sepenuh hati, pertanyaan utamanya adalah apakah hati kita sudah penuh? Ketika kita ingin menjadi orang tua yang menyenangkan, apakah hati kita sudah senang? Ini adalah big question yang harus kita jawab dulu sebelum menjadi orang tua,” kata Bunda Wening saat mengawali diskusi di malam hari itu. Bunda Wening berpendapat demikian karena ia telah banyak melihat orang tua-orang tua di luar sana yang kesulitan dalam mengelola permasalahan yang ada di dalam rumah tangga.

Bunda Wening kemudian mendeskripsikan hati manusia sebagai tangki, dimana tangki tersebut dapat terus diisi dengan cinta dan kasih sayang. Semakin penuh tangki itu terisi dengan cinta dan kasih sayang, semakin baik pula nantinya untuk kesiapan diri kita untuk memberikan cinta dan mengisi tangki pada orang lain. Sedangkan tangki yang kosong akan kesulitan untuk mengisi tangki milik orang lain.

“Bagaimana bisa tangki seseorang menjadi kering dan kosong? Tentu saja ini sangat bisa untuk terjadi. Biasanya ini disebabkan oleh luka batin di masa kecil atau masa lalu yang belum terobati yang biasa disebut dengan inner child. Inner child ini bisa saja bersumber dari pengalaman positif maupun pengalaman negatif yang belum terselesaikan. Jadi mungkin kita pernah marah atau kesal dengan orang tua kita saat dulu dan belum kita maafkan orang tuanya, atau belum kita terima keadaannya dan maafkan kejadiannya,” jelas Bunda Wening, panjang lebar.  Hal ini kemudian dikaitkan ke cara mengelola emosi yang nantinya juga akan berpengaruh pada cara seseorang mendidik anaknya.

Bunda Wening juga menekankan pentingnya bagi para orang tua untuk selalu mau belajar dan melihat ke masa depan (visioner). “Maksud visioner di sini adalah bagaimana kita bisa mengira-ngira apa dampak dari perlakuan kita sekarang terhadap anak kita nanti. Kira-kira apa yang terjadi pada anak saya nanti jika saya melakukan hal ini? Itu harus tahu,” tegasnya. 

Selanjutnya, Bunda Wening membagikan pandangan-pandangannya serta pengalaman pribadi beliau dalam mendidik anak dalam rumah tangga. Kurang lebih ada beberapa poin-poin penting yang telah tim media rangkum untuk teman-teman sekalian. Di antaranya,

  1. Penting untuk menyembuhkan luka batin di masa kecil sebelum berumah tangga dan mendidik anak. Hal ini dikarenakan kita dapat mewariskan sifat-sifat kita kepada anak kita. Jangan sampai kita mewariskan sifat-sifat buruk dan juga luka kecil kita kepada anak kita. Contohnya, saat kita memiliki luka batin diperlakukan kurang baik dengan orang tua kita dulu setiap kali kita melakukan kesalahan, jangan sampai kita malah mengulangi kesalahan orang tua kita kepada anak-anak kita. Jangan sampai unfinished business yang kita miliki mempengaruhi pertumbuhan anak-anak kita nanti.
  2. Penting untuk orang tua bisa menjadi visioner yang mampu melihat ke masa depan dan terus mau belajar. Untuk menjadi orang tua yang visioner, kita dapat membagi tahapan pembelajaran per tiap tujuh tahun. Ada tujuh tahun pertama, tujuh tahun kedua, dan tujuh tahun ketiga yang dapat digunakan untuk membedakan perlakuan kita terhadap anak. Tujuh tahun pertama kita dapat memperlakukan anak sebagai raja dimana kita membebaskan anak untuk dapat mencoba segala hal yang ingin diketahuinya. Kemudian tujuh tahun kedua kita dapat menjadikan anak kita sebagai tahanan perang yang kita didik untuk lebih patuh dan disiplin dengan peraturan-peraturan yang kita buat. Dan tujuh tahun ketiga, kita dapat melihat hasilnya sembari merujuk perlakuan kita kepada anak-anak kita.
  3. Penting untuk bisa bekerja sama dengan pasangan dan menunjukkan kekompakan di depan anak. Jangan sampai kita menunjukkan ketidakkompakkan kita di depan anak dan membuat anak merasa lebih bisa terbuka pada satu sosok orang tua. Meskipun kita memiliki perbedaan dengan pasangan, kita tetap harus berusaha menunjukkan kekompakan kita sebagai orang tua di hadapan anak kita. 
  4. Penting untuk dapat membagi fitrah peran yang jelas antara ayah dan ibu. Di sini, harus jelas dalam membuat kurikulum mendidik anak. Kita juga harus bisa menentukan metode yang akan kita gunakan dalam mendidik anak kita nanti. Ada tiga metode yang harus kita ketahui, antara lain metode teladan, metode tahu-paham-terdorong (tpt), dan metode diskusi. 
  5. Penting untuk bisa menjaga komunikasi yang baik di dalam keluarga. Kita harus belajar untuk dapat menyampaikan maksud kita dengan cara yang baik dan dapat diterima orang lain. Maka dari itu kita perlu belajar memahami pasangan atau lawan bicara kita. Bahkan, kita juga perlu mengerti bahasa cinta dari pasangan kita. 

“Pernikahan itu adalah manajemen memaklumi. Tidak ada orang yang sempurna. Tetapi jika kita memiliki prinsip untuk terus bertumbuh dan mau memaklumi proses, insya Allah pernikahan akan berjalan dengan baik dan proses yang ada di dalam pernikahan itu juga akan lebih mudah dilewati. Termasuk nanti saat membagi tugas dalam mendidik anak. Jadi yang penting adalah kemampuan pasangan untuk bisa saling memahami dan tumbuh bersama,” pungkas Bunda Wening di sesi terakhir zoominar pada malam hari itu. 

Nah, Kawan Nurani, bagaimana tanggapan teman-teman sekalian setelah membaca artikel mengenai parenting kali ini? Apakah sudah terbesit jelas betapa pentingnya mendidik anak dengan cinta dan penuh kasih sayang? Ada banyak sekali materi-materi bermanfaat yang dapat teman-teman pelajari lebih dalam selagi mengikuti Program Sekolah Calon Ayah dan Ibu di Yayasan Rumpun Nurani lho. Lebih lanjutnya, selalu tunggu info barunya melalui instagram @sekolahcalonayah dan @sekolahcalonibu ya! 

Ditulis oleh: Yunisa Anindita

Ngopi (Ngobah Pikir) Bersama Dr. Hamim

Ngopi (Ngobah Pikir) Bersama Dr. Hamim

Sabtu (18/09/2021), Yayasan Rumpun Nurani menyelenggarakan acara Ngobah Pikir (Ngopi) melalui Zoom Meeting. Kegiatan diskusi ini mengangkat tema ‘Berkenalan dengan Varian COVID-19 dan Belajar tentang Recovery’ yang menghadirkan Dr. Ahmad Hamim Sadewa Ph.D sebagai pembicara, serta dipandu oleh Aliya Hamida sebagai moderator. 

Dr. Hamim, dalam pejelasannya, mengatakan bahwa virus memiliki varian dan jenis yang berubah karena melakukan mutasi. Secara ilmiah, proses mutasi virus ini merupakan hal yang normal. Dr. Hamim kemudian menambahkan, meski demikian, proses mutasi virus juga berdampak merugikan terhadap gejala yang ditimbulkannya bagi manusia. 

Ia melanjutkan penjelasannya mengenai dua varian yang sering dibahas terkait COVID-19, yaitu Varian of Interest (VOI) dan Varian of Concenrt (VOC). Kedua kelompok varian tersebut memiliki beberapa varian lain didalamnya. Dr. Hamim mencontohkan salah satu varian dari VOC adalah varian Delta, yang sejak Juli 2021 lalu masuk ke Indonesia. Masuknya varian Delta ini, menurutnya mengakibatkan ledakan gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia. “Membuat beberapa rumah sakit, khususnya rumah sakit di Jogja menjadi kewalahan,” imbuhnya.

Sebagai penutup, Dr. Hamim mengingatkan kepada peserta yang hadir pada acara Ngopi tersebut untuk terus menerapkan protokol kesehatan, sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini berdasar dari anggapannya bahwa meskipun virus dapat berkurang, tetapi tidak menutup kemungkinan akan ada varian virus lain. 

Ngopi sendiri merupakan acara rutin yang diselenggarakan sebulan sekali oleh Yayasan Rumpun Nurani. Kegiatan ini membahas isu-isu yang berbeda dan terkini, seperti pendidikan, pengembangan diri, keluarga, sociopreneur, dan lainnya. Terkait pembicara yang dihadirkan, Agung Basuki selaku panitia Ngopi, mengatakan bahwa Yayasan Rumpun Nurani mengundang pembicara yang ahli dalam topik yang dibahas, baik dari internal maupun eksternal Yayasan Rumpun Nurani. “Seperti Dr. Hamim ini, kita undang karena beliau adalah praktisi kesehatan,” jelasnya. 

Penjelasan lebih lengkap mengenai isu COVID-19 dan kegiatan Ngopi lainnya, dapat Kawan Nurani temukan di laman resmi Yayasan Rumpun Nurani rumpunnurani.org atau media sosial Yayasan Rumpun Nurani.

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa