Setiap manusia memiliki permasalahannya sendiri dan tidak pernah lepas dari masalah dan pesoalan kehidupan. Banyak sekali masalah yang datang, silih berganti, hilang satu timbul masalah baru. Beratnya suatu masalah tergantung kepada cara kita menyikapinya. Tidak ada masalah yang tidak memiliki penyelesaian dan jalan keluar. Bila tidak disikapi dengan baik, maka akan mengakibatkan timbul kecemasan, ketakutan, dan ketidaktenangan. Padahal ketenangan dan kedamaian jiwa adalah kunci bagi kita untuk menjalani hidup secara teratur sebagaimana yang dikehendaki Allah.
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS Al-Fath : 4).
Arti dari penggalan ayat di atas memberikan gambaran kepada kita, bahwa ketenangan itu datang dari Allah dan pasti akan diberikan oleh Allah. Hanya saja, kembali kepada diri kita masing-masing untuk mendekat kepada Allah dan meminta ketenangan itu. Tiada makhluk apapun yang selalu ada untuk kita sebagaimana Allah menemani kita. Meskipun memiliki seorang sahabat yang mendengarkan curahan hati kita, akan tetapi tidak selamanya seorang sahabat akan selalu ada. Mereka hanya manusia yang memiliki keterbatasan dan urusannya masing-masing. Lain halnya ketika kita curhat kepada Allah yang selalu ada, bahkan 24 jam non-stop hadir untuk menemani kita.
Bagaimana cara mendapatkan ketenangan hati dari Allah?
Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan kiat praktis untuk mendapatkan ketenangan jiwa, yaitu dengan berdzikir. Dzikir adalah mengingat Allah dengan memuji asma Allah dalam berbagai kesempatan. Dengan berdzikir maka Allah tidak akan segan memberikan kenikmatan sebuah rasa tenang kepada kita. Seperti firman Allah dalam Surat Ar-Ra’d ayat 28.
alladżīna āmanu wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā bidżikrillāhi taṭma`innul-qulụb
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS Ar-Ra’d : 28).
Seperti sebuah syair ‘Tombo Ati’, selain dzikir ada empat hal lain untuk mengobat hati dan menenangkan jiwa. Yaitu adalah dengan membaca Al-Qur’an beserta maknanya, melakukan shalat malam, berkumpul dengan orang sholeh, dan memperbanyak puasa.
Dari kelima obat hati tersebut kita perlu merenungi sudahkah kita mengonsumsi kelima obat tersebut dalam keseharian kita? Yayasan Rumpun Nurani melalui Departemen Dakwah menginisiasi kegiatan yang bertujuan untuk berbagi dan saling mengingatkan kepada Kawan Nurani untuk mengonsumsi obat hati tersebut. Kegiatan tersebut bertajuk “Ngaji @Kolektif” yang diselenggarakan secara terbuka di Secret Garden Kolektif Collaboration Space. Kegiatan ini akan diselenggarakan pada Ahad, 22 November 2020. Maka dari itu Kawan Nurani jangan lupa untuk datang dan mengajak kawan lain untuk saling berbagi dan bertukar cerita. Dengan begitu kita tidak lupa dan akan teratur mengonsumsi obat hati demi mendapatkan ketenangan jiwa. Informasi lebih lengkap mengenai kegiatan “Ngaji @Kolektif” juga dapat ditemukan pada laman Instagram @kajianbbqu.