[cmsmasters_row data_padding_bottom_mobile_v=”0″ data_padding_top_mobile_v=”0″ data_padding_bottom_mobile_h=”0″ data_padding_top_mobile_h=”0″ data_padding_bottom_tablet=”0″ data_padding_top_tablet=”0″ data_padding_bottom_laptop=”0″ data_padding_top_laptop=”0″ data_padding_bottom_large=”0″ data_padding_top_large=”0″ data_padding_bottom=”50″ data_padding_top=”0″ data_bg_parallax_ratio=”0.5″ data_bg_size=”cover” data_bg_attachment=”scroll” data_bg_repeat=”no-repeat” data_bg_position=”top center” data_color=”default” data_bot_style=”default” data_top_style=”default” data_padding_right=”3″ data_padding_left=”3″ data_width=”boxed” data_shortcode_id=”75jzsss7l”][cmsmasters_column data_width=”1/1″ data_animation_delay=”0″ data_border_style=”default” data_bg_size=”cover” data_bg_attachment=”scroll” data_bg_repeat=”no-repeat” data_bg_position=”top center” data_shortcode_id=”89nzy62ti”][cmsmasters_text shortcode_id=”8l4laiz22″ animation_delay=”0″]
Apakah Anda pernah berbohong? jika anak-anak berbohong, tentu ada beragam alasan di baliknya sebagaimana Anda pernah melakukannya. Namun demikian, berbohong tetaplah perilaku buruk yang harus dihindari agar tidak menjadi kebiasaan yang kelak membentuk karakter buruknya.
Ingat, kebiasaan berbohong atau berdusta adalah salah satu ciri orang munafik disamping khianat dan ingkar janji.
Makna berbohong
Berbohong adalah salah satu perbuatan buruk paling banyak dilakukan manusia tanpa mengenal umur dan status. Berbohong dilakukan oleh anak-anak, para anak, orang dewasa, bahkan lanjut usia. Sejarah tertua mengenai kebohngan telah terjadi bahkan sebelum manusia diturunkan ke bumi ini. Ketika itu Iblis berusaha keras meyakinkan Nabi Adam agar memakan buah Khuldi, padahal Allah melarang untuk memakannya. Rayuan berkali-kali gagal karena Nabi Adam taat pada larangan Allah. Agar usahanya berhail, Iblis meyakinkan bahwa dirinya diutus oleh Allah untuk menyampaikan kepada Nabi Adam bahwa Allah sudah mencabut larangan makan buah itu. Padahal larangan Allah itu tak pernah berubah.
Itulah kebohongan Iblis, yaitu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Jadi, setiap perkataan yang disampaikan dengan sengaja untuk memutarbalikkan atau menutupi faktanya itulah kebohongan. Lawan dari kebohongan adalah kejujuran.
Selain kata-kata, sikap atau perbuatan yang dimaksudkan untuk menutupi fakta dan kenyataan aslinya juga termasuk kebohongan. Seorang anak bisa saja ingin main PS lalu berpakaian seragam sekolah dan berpamitan keada kedua orang tuanya agar dikira berangkat ke sekolah. Tanpa mengatakan pergi ke sekolah, seragam sekolahnya itu adalah bentuk kebohongan untuk menutupi fakta bahwa ia ke tempat PS.
Mengapa anak berbohong?
Seperti disinggung sebelumnya, sebagian alasan anak berbohong adalah sama dengan alasan anda ketika Anda berbohong. Anda bisa saja berkilah bahwa kebohongan yang anda lakukan itu terpaksa dan maksudnya baik. Kalau begitu, anak mungkin juga demikian alasannya. Singkatnya, manusia berbohong karena ia menganggap kejujurannnya mengandung risiko. Perilaku berbohong berhubungan dengan ketidakpercayaan kepada orang yang dihadapi, kesalahan fatal yang memalukan, atau ketidaknyamanan yang mengancam.
Menghadapi anak berbohong
- Mengetahui penyebabnya
Salah satu cara mengatasi anak anak yang suka berbohong adalah menyelidiki dan mencari tahu apa yang membuat anak anak tersebut sampai ia berbohong. Ini penting agar anda dapat lebih bijaksana dalam menyikapi kesalahan anak dan menjadi pelajaran.
- Hargai
Saat anak telah berhasil menunjukkan perilaku jujur, berikan apreasi dengan cara yang spontan namun bermakna. Anda bisa memberikan pujian dengan kalimat lisan, memeluknya, mengangkat jempol atau ekspresi lain yang mengisyaratkan nahwa anda menghargai.
- Kendalikan Emosi
Anda pasti merasakan betapa sakitnya dibohongi. Reaksi paling mudah ketika dibohongi adalah marah atau menghardik. Tapi tindakan ini hanya akan membuat anak merasa dimusuhi, dan akibatnya di lain waktu dia akan tetap berbohong karena merasa dendam terhadap orangtuanya. Mungkin saja ia masih memiliki peluang untuk jujur, tetapi sikap orang tuanya yang tak bersahabat membuatnya lebih nyaman berbohong untuk waktu-waktu berikutnya.
- Jelaskan dampak Kebohongan
Berikan penjelasan dan mudah dipahami anak tentang bahaya berbohong. Di antara bahaya paling besar adalah membuatnya tidak dipercaya. Orang paling tidak bisa dipercaya bukanlah orang dungu atau orang jahat, tetapi pembohong. Oleh karena itu, pembohong akan disingkirkan dari pergaulan dan sulit mendapat hubungan baik dalam kelompok pertemanan manapun, bahkan bersama anak-anak sesama pembohongpun tidak saling percaya.
Dampak lainnya dari kebohongan adalah kecemasan. Sebab, sekali saja seseorang berbohong, ia akan sibuk memikirkan kebohongan berikutnya untuk menutupi kebohangan pertama sebelum faktanya terungkap. Person was-was ini akan terus menghantui hingga menjadi penyakit mental yang bisa menjjalar pada penyakit fisik.
- Beri tenggat waktu keprcayaan
Jika anda berhasil membuktikan kebohongan anak, sampaikan bukti itu dengan tegas bahwa sang anak terbukti berbohong. Setelah itu, anda tak perlu ragu membuat tenggat waktu baginya untuk memeprbaiki diri, yaitu tidak mengulangi kebohongan lagi. Lebih tegas lagi, anda dapat membuat perjanjian apa yang akan terjadi jika kbohongan itu terulang.
- Jika harus memberi hukuman
Karena efek dari kebohongan adalah runtuhnya kepercayaan, anda pat memberlakukan hukuman kebohongan bagi anak adalah dicautnya kepercayaan dari orang tua dan seluruh keluarga.
Jika kebohongan ini memang benar-benar sudah parah, tanpa alasan yang dibnarkan sehingga Anda harus menghukumnya, anda dapat menegakan bahwa anda mencabut kepercayaan dengannya sampai ia bertaubat atau menghilangkan kebiasaannya. Yang dimaksud mencabut kepercayaan adalah memepaskan beberapa amanah darinya, tidak lagi memercarayai cerita dan laporan darinya, membatasi pertemanan, dan tidak lagi melibatkannya dalam pembicaraan penting.
Untuk membuatnya tetap berpeluang memperbaiki diri, anda harus aktif berkomunkasi dengannya untuk hal-hal lain dengan nuansa tegas.
Ditulis oleh : Yazid Subakti
[/cmsmasters_text][/cmsmasters_column][/cmsmasters_row][cmsmasters_row data_padding_bottom=”50″ data_padding_top=”50″ data_color=”default” data_bot_style=”default” data_top_style=”default” data_width=”boxed” data_shortcode_id=”s8ym9ne9kd”][cmsmasters_column data_width=”1/3″ data_bg_position=”top center” data_bg_repeat=”no-repeat” data_bg_attachment=”scroll” data_bg_size=”cover” data_border_style=”default” data_animation_delay=”0″ data_shortcode_id=”vvxiiml9qo”][cmsmasters_image shortcode_id=”efj5ky96pq” align=”left” animation_delay=”0″]17146|https://rumpunnurani.org/wp-content/uploads/2020/09/yazid-subakti-2.png|full[/cmsmasters_image][/cmsmasters_column][cmsmasters_column data_width=”2/3″ data_shortcode_id=”wljv70o77l”][cmsmasters_heading shortcode_id=”f9s8gy9aut” type=”h2″ font_size=”25″ font_weight=”400″ font_style=”default” text_align=”left” margin_top=”0″ margin_bottom=”20″ animation_delay=”0″]Tentang Penulis[/cmsmasters_heading][cmsmasters_text shortcode_id=”i7pj3w582″ animation_delay=”0″]
Penulis, yang akrab dipanggil Kang Yazid adalah seorang praktisi yang sering menggelar kelas-kelas bertema keluarga. Tidak hanya membahas bagaimana bersiap menjadi orang tua, Kang Yazid juga sering mengangkat tema seputar edukasi tentang menjaga keharmonisan pasangan suami-istri. Bersama istrinya, sudah banyak buku yang telah diterbitkan bersama dengan tema parenting dan keluarga.
[/cmsmasters_text][cmsmasters_button shortcode_id=”k4kjqd1gx7″ button_type=”regular” button_link=”https://rumpunnurani.org/profile/yazid-subakti/” button_target=”blank” button_text_align=”left” button_font_weight=”default” button_font_style=”default” button_text_transform=”default” button_border_style=”default” button_border_radius=”50px” button_bg_color=”#ff9600″ button_text_color=”#ffffff” button_border_color=”#ff9600″ button_bg_color_h=”rgba(255,150,0,0.7)” animation_delay=”0″]Lihat Profil[/cmsmasters_button][/cmsmasters_column][/cmsmasters_row]