Dalam mencapai sebuah keberhasilan, sudah semestinya kita mempersiapkan amunisi yang dibutuhkan. Kita tidak pernah tau jalan berlubang, batu kerikil, dan tantangan apa yang akan dihadapi ketika berjalan menuju keberhasilan. Oleh karena itu, memperbaiki diri dan menjadikan hati lebih bersih dapat menjadi cara untuk membantu kita dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Sama halnya Ramadhan, bulan yang sangat dinanti-nantikan oleh umat muslim di seluruh dunia, ketika siang dan malamnya memberikan keberkahan. Jika diibaratkan sebuah perayaan, Ramadhan adalah puncak kemeriahan yang membutuhkan persiapan untuk dapat melakukan amalan-amalan yang membawa diri kita pada kebaikan.
Segala persiapan dalam menyambut Ramadhan, dapat kita lakukan jauh sebelum Ramadhan, salah satunya adalah berpuasa di Bulan Sya’ban. Sebagaimana hadits Rasulullah:
“Usamah ibn Zaid ra. berkata, aku bertanya kepada Rasulullah saw. Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa satu bulan dari bulan yang lain sebagaimana engkau puasa pada bulan Sya’ban? Rasulullah bersabda: Bulan Sya’ban adalah bulan yang sering dilupakan. Ia berada di antara Rajab dan Ramadan. Di bulan itulah amal perbuatan manusia diangkat ke sisi Tuhan pengatur seluruh alam. Karena itu saya senang saat amal perbuatanku diangkat saya sedang berpuasa”.
Menurut Syams ad-Din ibn al-Qayyim bahwa ada tiga makna yang diambil dari lebih banyaknya Nabi Muhammad SAW berpuasa pada Bulan Sya’ban dibandingkan dengan bulan yang lainnya:
- Bahwa Nabi Muhammad SAW berpuasa tiga hari dalam setiap bulannya.
- Nabi Muhammad SAW melakukan puasa pada Bulan Sya’ban adalah untuk memuliakan/mengagungkan Bulan Ramadhan. Puasa ini sama seperti halnya salat sunah sebelum salat fardhu.
- Karena pada bulan Sya’ban amal perbuatan diangkat, maka Nabi Muhammad SAW lebih senang amal perbuatannya ketika sedang berpuasa
Dari riwayat diatas kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran bahwasanya Bulan Sya’ban adalah bulan untuk mempersipkan diri menyambut datangnya perayaan agung yaitu Ramadhan. Puasa yang dilakukan Rasulullah SAW, memberi pelajaran kepada kita untuk lebih merendahkan hati kita, menjaga hawa nafsu, dan mengontrol emosi kita dalam menuju sebuah kemenangan.
Referensi:
Siregar. M. N (2018). Reinterpretasi Hadis Tentang Keutamaan Bulan Rajab, Sya’ban dan Ramdhan. SHAHIH (Jurnal kewahyuan Islam), 1(1).
Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa