Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro merupakan salah satu desa yang gencar dalam melakukan penanganan COVID-19 dan percepatan vaksinasi. Berbagai bentuk ajakan vaksinasi seperti poster, terpampang di sudut desa, salah satunya di depan kantor kelurahan. Hal ini menunjukkan seruan semangat dari pemerintah desa kepada warga Desa Mulyodadi agar mau berpartisipasi dalam percepatan vaksin COVID-19.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai program percepatan vaksin di Desa Mulyodadi, Tim Media Yayasan Rumpun Nurani berkesempatan mewawancarai Ari Sapto Nugroho, selaku lurah Desa Mulyodadi.
Apa saja yang sudah dilakukan dalam mendorong percepatan vaksinasi di Desa Mulyodadi?
Setiap satu kali dalam seminggu, sebanyak 200 hingga 250 dosis vaksin disediakan bagi warga Desa Mulyodadi. Selain itu, dilakukan vaksinasi massal sebanyak dua kali. Sebanyak 1.300 dosis telah disuntikkan kepada warga pada vaksinasi massal pertama, dan kemudian dilanjutkan dengan vaksinasi massal yang kedua, dengan jumlah 750 dosis vaksin.
Apakah semua warga Desa Mulyodadi sudah tervaksinasi?
Kami memiliki target sejumlah 8.000 warga Desa Mulyodadi mendapatkan vaksin. Hingga saat ini, kurang lebih hanya 1.000 warga yang belum tervaksinasi. Dari 1.000 warga tersebut, mereka merupakan para penyintas COVID-19 yang harus menunggu selama tiga bulan untuk dapat divaksin. Selain itu warga lain yang belum divaksin adalah mereka yang sakit dan tidak lolos screening, serta warga yang takut untuk divaksin.
Bagaimana cara mengajak warga agar mau divaksin?
Pemerintah kelurahan sebisa mungkin untuk tidak malas dalam mengajak seluruh warga Desa Mulyodadi agar mau divaksin. Kami juga melibatkan banyak unsur hingga ke lingkungan yang paling dekat dengan warga. Misalnya adalah dengan rutin melakukan patroli atau kunjungan ke seluruh pedukuhan yang ada.
Sosialisasi yang dilakukan kepada warga juga dalam berbagai bentuk. Misalnya kami pernah membuat broadcast, dengan bantuan salah satu warga yang merupakan penyiar radio, untuk membagikan informasi kepada warga melalui grup WhatsApp mengenai manfaat vaksin. Selain itu, pemerintah kelurahan mengirimkan undangan kepada seluruh warga untuk menghadiri kegiatan vaksinasi COVID-19 massal beserta dengan lembar screening. Tujuannya adalah agar tidak menimbulkan antrian panjang di lokasi kegiatan vaksinasi.
Apa faktor pendorong keberhasilan vaksinasi di Desa Mulyodadi?
Semenjak COVID-19 masuk ke Indonesia, kami telah berpikir cara-cara penangangan yang tepat bagi warga Desa Mulyodadi yang terpapar. Bersama Sambatan Jogja (SONJO), kami berhasil mendirikan shelter. Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah kelurahan agar shelter dapat berdiri dan dikelola dengan baik. Yaitu dengan merangkul semua perangkat desa, pedukuhan, hingga ketua RT untuk bekerja sama.
Pemantauan shelter dilakukan 24 jam, sehingga dapat diketahui kondisi dari setiap warga yang melakukan isolasi mandiri. Pemenuhan logistik di shelter juga dilakukan secara bekerja sama dengan memanfaatkan grup koordinasi dengan 14 pedukuhan yang ada. Dengan adanya koordinasi yang matang sejak awal itu pula yang menjadikan kesiapan Desa Mulyodadi dalam penanganan COVID-19, termasuk dalam hal vaksinasi.
Seberapa besar pengaruh dukungan dari berbagai pihak?
Hal terpenting yang terlihat dari kegiatan penanganan COVID-19 adalah dukungan dari dalam desa itu sendiri. Semua pihak harus turut bergerak dan tidak loyo. Peran kepala yang menjadi contoh bagi warganya untuk terlibat aktif dalam kegiatan juga menjadi hal penting dasar lainnya. Lurah juga harus ikut turun dalam penjagaan shelter, hingga patroli.
Dukungan dari pihak luar menjadi penyemangat bagi desa dalam melakukan program. Selain SONJO, Yayasan Rumpun Nurani banyak memberikan dukungan, seperti pemberian bantuan APD, handsanitizer, dan bantuan-bantuan lainnya.
Tantangan apa yang dihadapi selama pandemi COVID-19?
Ada banyak tantangan yang dihadapi, salah satunya adalah permasalahan anggaran. Awalnya pemerintah desa tidak berniat membuka donasi, namun seiring berjalannya kegiatan ditemui bahwa dana desa tidak cukup memenuhi, disamping juga banyak warga yang menawarkan diri untuk membantu. Oleh karena itu, pada akhirnya kami membuka donasi dan juga menerima bantuan dari berbagai komunitas.
Tantangan lainnya yang dihadapi adalah permasalahan ekonomi warga yang turun akibat pandemi. Untuk mengatasi hal tersebut, kami membagi wilayah Desa Mulyodadi ke dalam beberapa zona berdasarkan angka penularan COVID-19. Bagi zona yang menurut pemerintah kelurahan merupakan zona hijau dan kuning, menjadi tempat dioptimalkannya kegiatan perekonomian warga. Terhitung selama pandemi COVID-19, ada delapan UMKM baru yang dibangun oleh warga Desa Mulyodadi. Mulai dari jasa boga, kerajinan batik, hingga pemanfaatan limbah plastik menjadi barang lainnya.
Kami berusaha untuk terus memberikan pelatihan bagi pelaku UMKM. Seperti yang baru dilakukan adalah pelatihan pembuatan minyak esensial dari tanaman serai wangi. Pelatihan tersebut mendatangkan narasumber dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Pelatihan UMKM ini bertujuan untuk memberdayakan warga yang memang membutuhkan pemasukan, seperti ibu tunggal yang menjadi kepala keluarga.
Apa rencana yang akan dilakukan ke depannya?
Pemerintah kelurahan akan terus mengawal semua kegiatan penanganan COVID-19. Kegiatan vaksinasi juga direncanakan akan terus berjalan setiap minggu, agar seluruh warga Desa Mulyodadi mendapatkan vaksin. Terkait dengan anggaran, pemerintah kelurahan telah melakukan persiapan dan antisipasi untuk kegiatan tahun depan. Dengan pengalaman yang telah dilakukan, kami siap untuk membagikan langkah-langkah penanganan COVID-19 yang telah dilakukan kepada desa-desa lainnya.
Ditulis Oleh: Ahmad Wasil Mustofa