Beda Generasi, Beda Cara Berpikir dan Cara Bertindaknya

Beda Generasi, Beda Cara Berpikir dan Bertindaknya

Tahun 2024 ini menjadi tahun kelahiran terakhir pada Generasi Alpha. Namun, yang sedang sangat ramai diperbincangkan justru Gen Z yang mana lahir pada tahun 1995 – 2009. Hal ini bisa saja dikarenakan Gen Z digadang-gadang menjadi generasi emas yang akan memimpin Indonesia di tahun 2045 yang artinya Indonesia sudah ‘merdeka’ seumur 100 tahun di tahun itu. Sehingga banyak sekali harapan serta ekspektasi yang tinggi dari para Baby Boomers, Gen X, dan Gen Y untuk Gen Z yang mereka kenal sebagai generasi yang “kurang tahan banting” alias lemah, katanya. Bahkan si Gen Z yang lahir di tahun 90-an saja mengatakan hal-hal semacam itu juga, padahal kan mereka salah satu bagian dari Gen Z ya. 

 

Tahun 2024 dan seterusnya, Gen Z akan menghadapi banyaknya tantangan dari banyaknya harapan yang ada. Walaupun Gen Z sering kali dipandang sebagai generasi yang lemah, pada kenyataannya mereka ini menghadapi tantangan yang berbeda dari generasi sebelumnya, sehingga cara berpikir dan cara bertindaknya pun juga akan berbeda. Di era digital ini, Gen Z tumbuh dengan kemajuan teknologi, perubahan sosial yang signifikan, dan ekspektasi yang tinggi. Bahkan di saat-saat Gen Z sedang bersusah payah untuk berkembang, mereka harus berusaha lebih untuk beradaptasi serta melewati fenomena Covid-19. Tantangan-tangan ini membutuhkan cara berpikir dan cara bertindaknya yang berbeda. 

 

Adaptasi Teknologi 

Gen Z adalah generasi pertama yang dengan sepenuhnya tumbuh membersamai internet dan juga teknologi digital. Mereka memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk berkomunikasi dan juga belajar, tidak hanya untuk sekedar mencari hiburan saja. Beradaptasi dengan cepat terhadap adanya teknologi ini merupakan suatu keunggulan yang belum tentu dimiliki oleh generasi sebelum-sebelumnya, namun di sisi lain juga bisa menjadi bumerang atau tantangan tersendiri terhadap risiko kecanduan digital atau bahkan bisa mengakses informasi yang berlebihan.  

 

Kreatif dan Inovatif 

Dengan lebih mudahnya mengakses informasi dan sumber daya secara online, Gen Z cenderung lebih bisa untuk berkreasi dan berinovasi. Mereka bisa memanfaatkan berbagai platform digital untuk membuat konten, berjualan, melatih skil secara otodidak, dan mengembangkan ide-ide baru. Dari situ mereka juga bisa lebih mudah untuk menghasilkan uang sendiri secara online

 

Peduli Sosial dan Lingkungan

Gen Z lebih peka terhadap isu-isu sosial dan lingkungan yang ada saat ini. Mereka terlibat secara aktif dalam kegiatan kampanye mengenai hak asasi manusia, kesadaran lingkungan, bahkan politik. Kepedulian ini mencerminkan pemahaman mereka mengenai pentingnya Sustainable Development Goals (SDGs) yang mungkin tidak terlalu ditekankan pada generasi sebelumnya. Terlebih lagi dengan adanya platform digital, mereka bisa lebih mudah untuk menyuarakan pendapat, menyebarkan informasi mengenai suatu itu, campaign, dan juga mendapatkan insight yang bermanfaat. 

 

Sadar akan Kesehatan Mental dan Emosional 

Gen Z lebih terbuka dalam membicarakan kesehatan mental dan kondisi emosionalnya. Mereka lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan mental yang sama saja dengan menjaga kesehatan fisik. Kesadaran ini dimulai dengan mencoba untuk mencari bantuan tenaga profesional seperti psikolog dan juga psikiater. Generasi sebelumnya mungkin menganggap hal ini sebagai sesuatu yang sepele dan tidak perlu untuk terlalu diperhatikan karena salah satu efek dari didikan keras yang didapatkan dari orang tua mereka yang lahir atau bahkan hidup di tahun dimana Indonesia sedang dijajah. 

Perbedaan cara berpikir antar generasi merupakan sesuatu hal yang bisa dijadikan sumber kekuatan jika bisa dikelola dengan baik. Para Baby Boomers, Gen X, dan Gen Y mungkin memang sering kali memandang Gen Z dengan skeptis karena perbedaan cara berpikir dan cara bertindaknya dalam menghadapi suatu masalah. Generasi-generasi tersebut mungkin menganggap ketahanan diri sebagai sebuah kemampuan untuk menghadapi kesulitan fisik dan mental dengan cara tidak banyak mengeluh, sedangkan Gen Z cenderung lebih berani dalam mengekspresikan perasaannya lalu berusaha untuk mencari solusi. Penting juga untuk dipahami bahwa ketahanan diri bukan hanya tentang fisik dan mental melainkan tentang adaptasi dan inovasi di era digital yang terus berubah ini. 

 

————————————

 

Banyak sekali lho program-program yang dibuat oleh Yayasan Rumpun Nurani dalam usaha untuk memperhatikan kondisi kesehatan mental diri sendiri atau orang-orang yang ada di sekitar kita. Ada kampanye kesehatan mental #connecttocare yang dibersamai oleh Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia, serta masih banyak lagi program-program lainnya. 

Yuk, cek dan follow Instagram @rumpunnurani untuk tau lebih banyak kegiatan lainnya!

Rekomendasi Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan Update Terbaru dari Kami!

Berlangganan newsletter kami sekarang untuk menerima artikel inspiratif, berita terkini, dan informasi penting lainnya, Gratis!