Merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, bahwa banyak orang kurang tertarik untuk mengikuti kegiatan dakwah dan kajian. Sebagian menilai bahwa mereka tidak cukup ‘religius’ untuk ikut mendengarkan dakwah. Menurut mereka, kegiatan kajian dan dakwah hanyalah bagi orang-orang yang memiliki iman yang kuat. Sebagian lagi merasa kegiatan dakwah membosankan dan tidak menarik.
Padahal pemahaman dalam hal agama merupakan pondasi tegaknya amal saleh. Karena dengan pemahaman yang benar dalam agama, akan diperoleh ilmu yang bermanfaat dan menjadi asas dalam kehidupan sehari-hari. Sangat disayangkan ketika orang-orang menolak ajakan mendengarkan dakwah dan mengikuti kajian yang memberikan ilmu bermanfaat.
Melihat minimnya minat tersebut, Yayasan Rumpun Nurani melalui Departemen Dakwah membuat rangkaian kegiatan kreatif bertajuk “Belajar Bersama Al-Qur’an (BBQu)”. Kegiatan tersebut mengusung konsep inovasi dakwah inklusif yang merangkul para muslimah untuk memahami Al-Qur’an dan Hadist. Rangkaian kegiatan ini terdiri dari kajian mingguan (BBQu Kemisan), menghafal Al-Qur’an yang dibimbing langsung oleh ustadz dan ustadzah berpengalaman. Selain itu, komunitas BBQu juga melakukan pemaknaan hikayat Al-Qur’an dari kegiatan seru melalui kegiatan BBQu Fun & Learn, BBQu Goes to Masjid, BBQu Rihlah, dan Mabit Bersama.
Indyahsari Mihadini, selaku Kepala Departemen Dakwah menjelaskan bahwa pelaksanaan rangkaian kegiatan BBQu tersebut dibuat untuk menarik minat dari berbagai rentang usia. Hingga kini, anggota komunitas BBQu berada pada rentang usia 25 hingga 40 tahun. “Bahkan ada anggota tertua yang berusia 70 tahun,” pungkasnya.
Namun karena kondisi pandemi saat ini, pelaksanaan rangkaian kegiatan Program BBQu tidak dapat terlaksana secara optimal. Indyahsari mengatakan ada beberapa Program BBQu yang harus terpaksa dihentikan untuk sementara waktu. Sementara, beberapa kegiatan lain dilakukan secara daring. Meski demikian, respons yang diberikan para peserta kajian tetap positif selama berpartisipasi dalam program BBQu tersebut.
Salah satu dari peserta tersebut adalah Dewi Astuti, ia mengatakan tetap semangat untuk terus mengikuti kegiatan BBQu meskipun secara online. Menurutnya melalui kegiatan BBQu, ia mendapat banyak materi dari ustadzah yang dapat meningkatkan keimanannya pada Allah SWT. “Alhamdulillaahirabbil’aalamiin saya dipertemukan dan diizinkan bergabung dengan kajian BBQu,” ujar Dewi ketika kami wawancarai pada Sabtu (9/1/2021).
Sama seperti Dewi, Nur Sobriyah yang juga peserta program, mengatakan bersyukur dapat bergabung dengan kegiatan kajian BBQu. Di samping mendapat segudang ilmu dunia dan akhirat, Nur merasa berhasil menemukan ukhuwah yang kuat dengan teman-teman komunitas BBQu. “Saya selalu rindu dan terus ingin ikut kegiatan karena orang-orangnya selalu peduli sesama,” ujarnya.
Kemudian, Ully Pitaloka yang telah menjadi peserta program BBQu sejak tahun 2013, menceritakan pengalaman mengikuti kajian tersebut. Ully menjelaskan bahwa program BBQu telah mengubah hidupnya menjadi lebih baik. “BBQu itu seperti oase bagi saya, jawaban dari Allah SWT mengenai doa saya yang minta untuk dipertemukan dengan orang-orang yang membuat saya belajar,” kata Ully. Melalui program BBQu, Ully merasa terpacu untuk selalu berkomitmen, konsisten, dan membuka hati untuk belajar hal baru, serta berusaha mengambil hikmah dari segala peristiwa.
Ia kemudian menceritakan pengalamannya ketika mendapat masalah dan berada di titik terbawah hidupnya. Baginya, kajian yang ia dengarkan di BBQu saat itu menjawab rasa emosinya yang tidak stabil. Kajian tersebut membantunya untuk belajar ikhlas serta pasrah terhadap semua ketentuan Allah SWT. “BBQu adalah rumah bagi saya, rumah dimana ilmu dipelajari,” kata Ully seraya mengakhiri percakapan.