Menyelamatkan Generasi Berikutnya : Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Mengatasi Fatherless? Bacaan untuk Sesama Perempuan

Kawan Nurani pasti pernah mendengar berita mengenai “Indonesia Peringkat ke-3 Fatherless Country di Dunia”. Memang benar bahwa Fatherless telah menjadi salah satu masalah sosial yang mempengaruhi kehidupan banyak anak di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia. Apalagi Indonesia sangat dekat dengan budaya Patriarki. Budaya Patriarki mengacu pada sistem sosial yang memberikan kekuasaan lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan, dalam konteks keluarga, peran Ayah dianggap sebagai penyokong utama dalam perekonomian keluarga. 

Hal ini dapat menyebabkan seakan-akan Ayah ‘hanya’ bertanggung jawab dalam menyediakan kebutuhan materi, sementara Ibu bertanggung jawab dalam mengasuh anak. Ketidakhadiran Ayah dalam pengasuhan anak baik secara fisik maupun emosional, berkontribusi pada fenomena Fatherless. Budaya Patriarki ini secara tidak langsung menghambat keterlibatan Ayah dalam kehidupan keluarga secara utuh. Untuk menyelamatkan generasi berikutnya, kita semua harus bersama-sama mendorong keterlibatan emosional yang lebih mendalam dari para Ayah. 

 

  • Memilih Pasangan yang Green Flags

Salah satu langkah awal yang baik dalam mengatasi masalah Fatherless adalah dengan memilih pasangan yang mampu menjadi sosok Ayah yang baik untuk anak-anak kita kelak. Maksud dari Green Flags ini adalah tanda-tanda positif dalam perilaku dan karakter pasangan yang menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi untuk menjadi pasangan dan Ayah yang baik. 

Pasangan yang peduli terhadap perasaan dan emosi orang lain adalah tanda bahwa mereka bisa menjadi sosok Ayah yang terlibat secara emosional dengan anak-anaknya. Adanya keterlibatan emosional ini sangat penting karena anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. 

Pastikan pasanganmu memiliki komitmen yang kuat terhadap hubungan. Seorang Ayah yang hadir dan terlibat langsung dalam kehidupan anak membutuhkan komitmen jangka panjang dalam hal pengasuhan dan juga tanggung jawab keluarga. Ayah yang baik juga tahu bagaimana caranya menyeimbangkan waktu untuk bekerja dan untuk keluarganya. Sosok Ayah yang selalu absen karena alasan pekerjaan bisa membuat anak menjadi tidak respect dengan ayahnya sendiri.

 

  • Mendidik Anak Laki-Laki Menjadi Ayah yang Bertanggung Jawab

Selain memilih pasangan yang tepat, kita juga bertugas untuk mendidik generasi laki-laki berikutnya untuk menjadi Ayah yang bertanggung terhadap keluarga. Sebagai Ibu, kita memiliki peran penting dalam membesarkan anak laki-laki agar memahami nilai-nilai seperti empati, tanggung jawab, dan pentingnya terlibat secara aktif dalam berkeluarga. Berikan contoh yang baik tentang peran Ayah dalam berkeluarga juga akan memberikan pemahaman kepada anak-anak kita. 

 

  • Memperbaiki Hubungan dengan Ayah yang Tidak Hadir

Pada beberapa kasus, ketidakhadiran Ayah terjadi karena hubungan kedua orang tuanya kurang baik. Sebagai perempuan, kita bisa mencoba untuk memperbaiki atau setidaknya memperlancar komunikasi antara anak dan Ayahnya, meskipun hubungan dengan pasangan dirasa sudah tidak harmonis. Hal ini penting supaya seorang anak itu tetap bisa merasakan kehadiran seorang Ayah di hidupnya walaupun tidak hadir secara fisik. 

 

  • Mendorong Peran Ayah yang Lebih Setara dalam Pengasuhan 

Budaya Patriarki secara tidak sengaja menempatkan peran Ibu jauh lebih besar dalam hal pengasuhan. Maka dari itu, perlu ada dorongan untuk kesetaraan dalam pengasuhan anak. Ayah harus selalu dilibatkan dalam setiap aspek pengasuhan, mulai dari merawat bayi hingga mendampingi anak di masa remaja menuju dewasa. Peran Ayah bukan sebatas mencari nafkah, namun sebagai pendamping yang terlibat dalam proses anak memahami emosional mereka. 

 

Fenomena Fatherless bukan hanya masalah bagi individu, tetapi masalah sosial yang membutuhkan peran dan perhatian banyak orang agar fenomena ini tidak merembet ke hal-hal tidak baik lainnya. Sebagai seorang perempuan, kita bisa ikut berusaha untuk membantu dan menyelamatkan generasi berikutnya dengan memilih pasangan yang tepat, mendidik anak laki-laki, dan juga memberikan dukungan kepada mereka yang terdampak dari ketidakhadiran Ayah dalam kehidupan mereka. Dengan cara-cara yang tepat, kita bisa mengurangi dampak negatif dari Fatherless dan membentuk generasi yang lebih kuat dan sehat secara fisik maupun emosional. 

 

REFERENSI : 

Pew Research Center. “The Impact of Involved Fathers on Children.” 

Banyak sekali lho program-program yang dibuat oleh Yayasan Rumpun Nurani dalam usaha untuk memperhatikan kondisi kesehatan mental diri sendiri atau orang-orang yang ada di sekitar kita. Ada kampanye kesehatan mental #connecttocare yang dibersamai oleh Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia, serta masih banyak lagi program-program lainnya. 

Yuk, cek dan follow Instagram @rumpunnurani untuk tau lebih banyak kegiatan lainnya! 

Rekomendasi Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan Update Terbaru dari Kami!

Berlangganan newsletter kami sekarang untuk menerima artikel inspiratif, berita terkini, dan informasi penting lainnya, Gratis!