Nggak Semua Orang Wajib Bersuara, Tapi…

Di era media sosial saat ini, rasanya semua orang dituntut untuk speak up tentang berbagai isu. Dari isu-isu politik, agama, kemanusiaan, sampai gosip artis sehingga timeline kita penuh dengan opini orang. Tapi, apakah kita semua wajib bersuara? 

Jawabannya: tidak. 

Kenapa? 

Karena tidak semua orang punya mental yang siap untuk bersuara dengan lantang. Mungkin ada yang takut salah dalam penyampaian, takut diserang, atau memang masih berusaha untuk memahami isu-isu tersebut. And that’s okay

Tapi, bukan berarti kita diperbolehkan untuk diam saja. Ada saatnya kita juga harus ikut berpartisipasi dalam menyuarakan hak-hak rakyat yang ditindas oleh pihak berwajib. 

 

Normalisasi: Nggak Semua Orang Wajib Bersuara

Kita perlu menormalisasi bahwa diam itu bukan berarti tidak peduli sama sekali. Tidak bersuara bukan berarti hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. Banyak usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk tetap menyebarkan kepedulian, seperti repost story yang informatif, membantu donasi, atau sekadar berdiskusi di lingkaran kecil pertemanan. Bahkan aksi kecil seperti ini atau bahkan mengedukasi satu orang pun sudah termasuk kontribusi. 

 

Social Pressure is Real!

Faktanya, banyak orang takut bersuara karena takut ada penyampaian yang salah, takut diserang netizen, takut jadi kehilangan teman karena perbedaan pendapat, takut menyinggung, dan jadi overthinking berlebihan, “Kalau aku speak-up, kelihatan sok tahu nggak ya?”. 

Fenomena ini biasa disebut social pressure, dan hal ini wajar banget terjadi. Apalagi di era digital saat ini, setiap postingan kita bisa dengan mudah di-screen record dan di-screenshot sebagai bukti. 

 

Yuk, Kita Mulai dari Hal Kecil Dulu!

Nggak masalah kalau belum siap speak up dengan lantang, tapi kamu bisa mulai dengan langkah-langkah kecil yang bisa dilakukan tanpa tekanan. 

  • Repost informasi penting yang sudah valid atau sudah pasti kebenarannya. 
  • Edukasi diri sendiri dengan banyak-banyak membaca berita dari sumber yang terpercaya.
  • Diskusi sehat dengan teman atau keluarga, tidak perlu membuktikan mana yang benar mana yang salah. Cukup diskusi dengan tujuan untuk menambah ilmu dan membuka pikiran. 
  • Ikut berdonasi berapapun nominalnya atau bisa juga ikut campaign kemanusiaan. 

Langkah kecil ini tetap berarti, karena pada akhirnya yang penting adalah niat baik untuk berkontribusi.

 

Tidak semua orang wajib bersuara, dan itu normal. Tapi, jangan sampai membuat diri kita menjadi seseorang yang apatis, tidak peduli dengan sekitar. Ada banyak sekali cara untuk menunjukkan kepedulian tanpa harus selalu jadi yang paling vokal. Mulailah dari diri sendiri, dari langkah-langkah paling sederhana, dan dari lingkaran terdekatmu. 

 

Penulis: Ratna Atika Firzanty

Rekomendasi Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *