2022, Menerima dan Memulai Kembali

Apakah Kawan Nurani pernah merasa keruntuhan rasa percaya diri? Rasa percaya diri yang sudah dipupuk, lalu pelan-pelan bertumbuh hingga daun-daun hijaunya siap berfotosintesis, Namun tiba-tiba fotosintesis tersebut gagal. Hal ini mengibaratkan gambaran umum berbagai peristiwa yang terjadi pada dua tahun sebelumnya ketika masuknya pandemi COVID-19. Beberapa dari kita harus menerima kehilangan pekerjaan, kesempatan belajar, hingga kehilangan keluarga dan sahabat.

Rasa percaya diri yang tadinya berdiri kokoh, pelan-pelan duduk kembali. Daya dan upaya yang dilakukan telah lama seperti tidak ada gunanya, dipecundangi oleh dunia yang sepertinya tidak mau lagi berpihak. Meskipun rasanya ingin mengeluh dan menyerah, sudah seharusnya kita menerima dengan sadar keadaan terpuruk tersebut. Dengan menerimanya, kita dapat memulainya kembali. 

Jersild (dalam Hurlock, 1974) secara rinci menjelaskan ciri dari orang yang menerima keadaan dirinya adalah ia yakin dengan standar dan pengetahuan terhadap dirinya. Maksudnya adalah orang yang menerima paham tentang keterbatasan dirinya, sadar akan kemampuan dirinya, menyadari kekurangan tanpa harus menyalahkan diri sendiri. 

Dalam perspektif Islam, menerima dalah bagian dari qana’ah. Yaitu merasa cukup dan ridha akan rizki yang telah Allah berikan. Hal ini juga dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 155 yang artinya:

“dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar.”

Ayat tersebut adalah sebuah pengingat bagi kita bahwa tidak ada beban yang berat ketika kita memaknai beban tersebut sebagai bentuk titipan dari Allah agar kita dapat bersabar. Menerima bukan berarti kita menyerah, melainkan buah dari kepercayaan kita bahwa Allah akan memberikan kabar gembira dan kekuatan yang lebih besar.

Setelah menerima, hal selanjutnya yang kita lakukan adalah dengan memulai kembali. Pada dasarnya “memulai kembali” memang mudah untuk diucapkan, namun dalam penerapannya membutuhkan kekuatan yang besar. Namun, kekuatan tersebut bisa jadi telah kita dapatkan dari sikap menerima yang telah kita lakukan sebelumnya. Seperti yang tersirat dalam Surah Al-Insyirah ayat 5-6 yang artinya:

“Karena sesungguhnya bersama dengan kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

Dalam kedua ayat tersebut, Allah mengungkapkan bahwa sesungguhnya di dalam setiap kesempitan, terdapat kelapangan, dan di dalam setiap kekurangan terdapat pula jalan keluar. Oleh karena itu sudah seharusnya Kawan Nurani yang merasa terpuruk dan kehilangan rasa kepercayaan diri untuk menerima dan kembali memulai yang seharusnya dimulai. Karena Allah tidak akan pernah mengingkari janjinya untuk membantu hambanya yang bertawakal dan bersabar akan keadaan sulitnya. 

Mari kita menerima peristiwa pahit yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, melihat kegagalan kita sebelumnya sebagai bentuk pengalaman. Tahun 2022 ini menjadi waktunya kita melepaskan semua kecemasan, evaluasi dan menyusun rencana akan masa depan kembali, dengan percaya pada kemampuan yang kita miliki. Karena pada dasarnya kesuksesan adalah milik orang yang tidak berlarut dalam keterpurukan dan mau untuk memulai kembali.

Ditulis oleh: Ahmad Wasil Mustofa

Rekomendasi Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan Update Terbaru dari Kami!

Berlangganan newsletter kami sekarang untuk menerima artikel inspiratif, berita terkini, dan informasi penting lainnya, Gratis!