BBQU (Belajar Bersama Qur’an), Ustad Syatori Abdul Rauf : Agar Semua Takdir Hidup Kita Bernilai Langit

Foto BBQU

BBQU (Belajar Bersama Qur’an) merupakan kegiatan kajian rutin setiap seminggu sekali dengan mengundang pembicara yang berbeda-beda pada setiap minggunya. Program ini sudah berjalan selama kurang lebih 11 tahun lamanya –sudah ada sebelum Yayasan Rumpun Nurani– yang dimulai dari kajian di perumahan dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore sebanyak 3 sesi. Semakin lama jama’ahnya semakin banyak, maka dari itu seluruh pengurus memutuskan untuk mengadakan pengajian di masjid-masjid daerah padat penduduk yang harapannya bisa menjangkau lebih banyak lagi jama’ah, khususnya warga di sekitar masjid tempat dilaksanakannya program ini. Qadarullah, saat pandemi covid-19 program kajian ini masih terus berjalan, namun dilaksanakan secara online supaya bisa tetap berjalan. Pasca pandemi, program ini masih terus berjalan bahkan sampai saat ini. 

Kamis, 25 Juli 2024 Yayasan Rumpun Nurani mengadakan kegiatan BBQU yang dilaksanakan di Masjid Al-Falah Minomartani dengan mengundang Ustadz Syatori Abdul Rauf yang menjelaskan mengenai Agar Semua Takdir Hidup Kita Bernilai Langit yang mana sangat sesuai dengan tema besarnya, yaitu Melangitkan Takdir dengan Akal yang Dibimbing Iman. 

Pada kajian kali ini, Ustadz Syatori menjelaskan mengenai konsep takdir. Beliau mengibaratkan takdir itu seperti kayu bekas, artinya kayu tersebut memang ada harganya, namun tidak seberapa. Lalu, bayangkan jika kayu bekas tersebut diserahkan ke tukang ukir kayu yang sangat handal, pasti akan menghasilkan karya yang bagus, harganya pun bisa melangit. Jadi, “Tidak ada cara melangitkan takdir, selain dengan ‘mengukirnya’.” seperti yang sedang kita lakukan sebagai manusia saat ini ialah ‘mengukir takdir’.

Seseorang yang mengukir takdir hidupnya hanya dengan Akal tanpa Iman, maka akan menjadikan apapun takdir hidupnya tersebut bernilai rendah dan hina. Begitu pun sebaliknya, seseorang yang mengukir takdir hidupnya dengan Akal yang dibimbing Iman, maka akan menjadikan apapun takdir hidupnya tersebut bernilai tinggi dan mulia. 

Umumnya, manusia tertarik kepada apa saja yang dianggap memiliki harga yang sangat bernilai tinggi. Akal-lah yang bisa membuat manusia merasakan senang dan susah. Dalam kehidupan nyata, jika kita tiba-tiba kejatuhan uang 100 juta pasti senang rasanya, namun saat kehilangan uang 1 juta pasti susah rasanya. Padahal, saat susah lah, Akal berjalan menuntun kita untuk terus sabar dan menerima bahwa saat ini memang kita sedang kehilangan uang, dan Iman itu membuat kita berpikir bahwa, “Mungkin memang dengan cara ini Allah bisa mengajarkan saya sabar, menggugurkan dosa-dosa saya, dan menambah pahala saya.” 

Apa yang terjadi jika tiba-tiba kita kejatuhan uang 100 juta dari langit? senang rasanya. Namun, rasa senang yang kebablasan bisa menjadikan takdir tidak bernilai mulia, melainkan bernilai hina. Maka dari itu, Iman harus tetap menyertai kita untuk tidak lupa dalam bersedekah dan tetap sadar bahwa harta yang dititipkan oleh Allah kepada kita, terdapat hak-hak orang lain juga di dalamnya. Semua orang tahu jika jabatan, uang, gelar memang sesuatu yang besar, namun Allah lebih besar, dan untuk mengerti hal itu, kita tidak hanya membutuhkan Akal melainkan membutuhkan Iman juga. 

Jangan lupa untuk tetap bersyukur dengan ada wujud amalnya, karena seseorang yang mengatakan, “Alhamdulillah” belum bisa dikatakan bersyukur, harus diwujudkan dalam bentuk tindakan amalnya, yaitu melalui infaq; zakat; dan sedekah. Lalu, sebagai manusia, bolehkah kita tetap mengeluh? Boleh. Justru mengeluh itu merupakan pijakan kita untuk bisa ikhlas, sama halnya seperti berusaha untuk sabar, kita harus ada dalam keadaan yang ‘tidak sabar’ terlebih dahulu karena untuk bisa sabar itu butuh ‘musibah’. Takdir itu adalah kenyataan hidup. Apapun takdir yang diberikan kepada kita, tujuannya adalah menjadikan kita orang yang lebih baik lagi, serta membantu kita untuk dapat mengelola Akal yang dibimbing Iman. 

Yuk, Kawan Nurani, kita bersama-sama belajar dengan mengikuti program BBQU (Belajar Bersama Qur’an) yang telah berlangsung selama kurang lebih 11 tahun ini untuk memperdalam pemahaman kita mengenai ilmu agama. Jangan lupa untuk ajak keluarga, teman, dan kerabat untuk ikut serta dalam kajian ini! Mari bersama-sama belajar untuk lebih memahami ilmu agama dan menjadi bermanfaat untuk diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita. 

Follow Instagram @ngajibbqu untuk informasi lebih lanjut!

 

Rekomendasi Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan Update Terbaru dari Kami!

Berlangganan newsletter kami sekarang untuk menerima artikel inspiratif, berita terkini, dan informasi penting lainnya, Gratis!