Kalian sadar nggak sih kalau Indonesia ini negeri yang kaya? kaya akan suku, budaya, bahasa, dan sumber daya alam. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia tentunya juga memiliki sifat dan pemikiran yang beragam. Bayangkan betapa indahnya jika kita bisa saling menyayangi dan merawat satu sama lain beserta seluruh kekayaan yang ada. Namun, tidak dipungkiri keberagaman kerap menjadi sumber konflik apabila tidak disikapi dengan bijak. Seperti pada kenyataannya, negeri ini sedang diwarnai oleh konflik, baik konflik politik, fisik, sosial, bahkan dalam ranah digital sekalipun. Walaupun konflik yang terjadi tidak semua dalam skala besar, namun masalah-masalah tersebut dapat memecah belah kepercayaan dan persaudaraan masyarakat.
Melihat peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, tentunya harapan hidup dalam kedamaian dengan persaudaraan yang terjaga, keadilan yang menjadi pondasi, serta konflik yang diselesaikan secara kepala dingin merupakan harapan semua orang. Begitupula harapan Rasulullah SAW yang selalu mengajarkan umat Islam bahwa kekuatan umat terletak pada persatuan, bukan perselisihan. Rasulullah juga sangat mendambakan negeri yang damai bagi seluruh umatnya. Untuk itu penting bagi kita meneladani Rasulullah dalam menangani konflik dengan cara yang penuh kedamaian.
Rasulullah dan Cara Bijaknya Dalam Menangani Konflik
Kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW bukan sekedar catatan dalam sejarah Islam tetapi juga sebagai pedoman keagamaan yang patut kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Banyak dari kisah Rasulullah yang menceritakan bagaimana bijaknya beliau dalam menangani konflik melalui cara penuh kedamaian sehingga meminimalisir adanya perseteruan yang berkelanjutan. Salah tindakan Rasulullah dalam menangani konflik yaitu terciptanya Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian tersebut merupakan perjanjian damai yang dibuat oleh Rasulullah bersama kaum Muslimin dan kaum Quraisy di Mekah pada tahun 628 M, yang pada saat itu kedua kaum selalu bertikai. Dengan begitu Rasulullah membuat perjanjian tersebut dengan tujuan untuk mengakhiri konflik, sekalipun perjanjian tersebut tampak “merugikan” umat Islam. Namun, berkat kebijaksanaan dan kesabaran-Nya, melalui perjanjian tersebut justru menjadi pembuka dakwah secara damai serta jalan bagi banyak orang untuk mengenal Islam.
Selain itu, terdapat kisah lain yang cukup terkenal yaitu peristiwa peletakkan Hajar Aswad ketika dilakukan renovasi Ka’bah. Pada saat akhir renovasi, terjadi pertikaian kecil dalam memperebutkan siapa yang berkah untuk meletakkan Hajar Aswad. Hal ini memicu pertikaian karena setiap tokoh dari masing-masing suku di sana merasa berhak melakukan hal tersebut. Namun, sosok Rasulullah yang adil dan bijaksana memberikan solusi untuk meletakkan Hajar Aswad di atas kain sorban-Nya, lalu mengajak seluruh tokoh lain untuk turut serta dengan memegang ujung kain sehingga mereka dapat meletakkan Hajar Aswad bersama-sama. Melalui saran tersebut, akhirnya pertikaian dapat dihentikan dan semua berjalan dengan damai.
Negeri yang Damai Lahir Dari Kesabaran, Keberanian, dan Doa
Melalui kisah Rasulullah dalam menangani konflik dalam paragraf sebelumnya, tentunya membuka pikiran kita bahwa konflik atau peperangan tidak hanya dapat diselesaikan dengan perang juga. Seperti halnya api yang tidak akan padam jika ditambahkan api lagi, tetapi diperlukan air untuk memadamkannya. Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah. Dalam misi menjaga agar umat manusia dapat saling berdampingan secara rukun dan damai, ia selalu memperlakukan semua orang penuh kasih sayang, adil, tanpa memandang agama, suku, maupun latar belakang mereka.
Namun, Rasulullah juga tetap tegas, beliau tidak segan untuk menunjuk pihak yang salah dalam konflik. Bahkan Rasulullah juga sangat berani dalam menghadapi konflik dan tantangan, walaupun sulit sekalipun. Hal ini karena Rasulullah selalu percaya bahwa dengan keberanian dan kesabaran segala ujian akan terlewati. Dengan begitu, dalam mengambil keputusan beliau tidak pernah tergesa-gesa, melainkan Rasulullah selalu mempertimbangkan segala hal dengan cermat agar tidak salah langkah. Melalui hal ini, kita dapat meneladani sikap Rasulullah untuk menyikapi konflik dengan lebih bijak demi terciptanya negeri yang damai.
Mulailah Menciptakan Kedamaian Dari Diri Sendiri
Ada-pun kedamaian suatu negara itu tercipta karena masyarakatnya, untuk itu kita harus belajar menangani konflik yang ada di sekitar kita melalui diri sendiri terlebih dahulu karena perdamaian tidak harus dimulai dari panggung besar. Beberapa langkah kecil yang dapat kita lakukan diantaranya yaitu pertama kita harus melatih mengontrol emosi diri sendiri dengan mendorong sikap toleransi terhadap perbedaan, baik perbedaan pendapat ataupun perbedaan latar belakang lainnya. Kedua, tanamkan sikap adil dalam sehari-hari dengan tidak bersikap egois. Ketiga, utamakan memaafkan dan bersikap sabar ketika menghadapi suatu permasalah. Keempat, selalu cari jalan damai dalam menyelesaikan konflik seperti melalui negosiasi dan mencari kesepakatan bersama.
Kemudian, yang tidak kalah penting yaitu selalu menjunjung tinggi nilai persaudaraan karena kita umat manusia diciptakan untuk saling menjalin ukhuwah antar sesama manusia, seperti firman Allah yang berbunyi, “Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13). Ayat tersebut mempertegas bahwa Allah menciptakan perbedaan bukan untuk ditentang tapi agar saling memahami satu sama lain.
Maka dari itu, mari bersama ciptakan Indonesia menjadi negeri yang damai melalui diri kamu sendiri, melalui doa, kesabaran, dan aksi nyata, serta kepedulianmu terhadap keadilan sosial. Ingat bahwa Indonesia memiliki keberagaman yang luar biasa dan berpotensi besar untuk menjadi negeri yang damai bahkan dihargai oleh dunia. Tentunya, Rasulullah akan tersenyum bahagia apabila melihat umatnya menjaga persaudaraan, menegakkan keadilan, dan memilih untuk berdamai dari konflik.
Dalam rangka membangun negeri yang damai, Rumpun Nurani memiliki program yaitu “Buku Untuk Papua” guna mewujudkan kedamaian dalam hal pendidikan. Melalui program ini diharapkan literasi semakin merata dan seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan pendidikan yang adil. Informasi lebih lanjut kunjungi instagram kami @rumpunnurani . Yuk, ikuti program ini sebagai langkah kecilmu dalam membangun kedamaian.
Penulis: Annisa Fadhilah
Referensi:
Elvanda, E. N. A. (2024). Sirah nabawiyah: inspirasional dalam menangani konflik dan mempromosikan kedamaian. Maliki Interdisciplinary Journal, 2(6).
https://urj.uin-malang.ac.id/index.php/mij/article/download/9130/3028/



