Sejatinya, hidup adalah tentang perjuangan. Setiap langkah yang kita tapaki adalah sebuah bentuk perjuangan—perjuangan untuk mencari nafkah, mengejar ilmu, meraih mimpi, dan perjuangan-perjuangan penuh arti lainnya. Namun, pernahkah kita merenung sejenak tentang perjuangan yang ada di balik layar? Perjuangan yang tidak pernah terlihat, tetapi sangat berarti? Perjuangan yang kecil di mata, tetapi sangat besar di makna? Di balik setiap keberhasilan, kebahagiaan, dan hal-hal baik dalam hidup, selalu ada perjuangan yang berjalan diam, senyap, dan tak terucap. Kita seringkali tidak menyadarinya, jarang menyorotnya, bahkan kadang melupakannya. Padahal, di sanalah letak kekuatan yang sesungguhnya. Kekuatan dari kesungguhan, kesetiaan, dan pengorbanan yang diberikan tanpa pamrih, tanpa mengharap imbalan atau secuil apresiasi. Perjuangan yang perlahan tapi pasti membawa kita sampai ke tempat yang lebih baik. Sayangnya, perjuangan seperti itu seringkali luput dari perhatian kita. Kita terlalu fokus pada hal-hal besar, pencapaian yang gemerlap, keberhasilan yang diumumkan ke dunia, sampai-sampai kita lupa bahwa tidak semua perjuangan harus terlihat besar untuk menjadi berharga.
Seperti seorang ibu yang setiap malam memanjatkan doa penembus langit, berharap anak-anaknya selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Atau seorang ayah yang tanpa lelah bekerja keras sejak fajar hingga malam kembali menyelimuti bumi, tidak peduli lelah dan letih yang dirasakan, hanya demi memastikan keluarganya bisa makan sesuap nasi dan hidup sejahtera. Atau seorang sahabat yang meskipun sibuk, tetap meluangkan waktu untuk hadir dan memberi dukungan di saat kita paling membutuhkannya. Ayah, Ibu, dan Sahabat merupakan bukti nyata bahwa perjuangan tidak selalu terlihat, tidak selalu disorot, tidak selalu berharap pujian. Namun, dari perjuangan mereka, banyak hal baik dalam hidup kita terjadi. Kadang kita sering lupa bahwa perjuangan tidak harus terlihat besar untuk memiliki makna yang mendalam.
Sayangnya, terlalu banyak orang yang lebih memilih untuk mengapresiasi hal-hal yang terlihat. Menilai bahwa perjuangan yang berarti adalah perjuangan yang tampak, diumumkan, dan penuh sorotan. Padahal, tidak semua perjuangan hadir dalam bentuk yang terlihat. Ada perjuangan yang justru sangat sederhana, kecil di mata, tetapi besar di makna. Doa yang dipanjatkan dalam diam, peluh yang menetes tanpa keluhan, atau kehadiran yang tak pernah diumumkan tetapi selalu ada. Semua itu adalah bentuk perjuangan yang mungkin tak terucap, tak tercatat, tak terlihat, tetapi kekuatannya nyata dan pengaruhnya jauh menembus batas. Kita perlu belajar untuk lebih peka, lebih membuka mata, bahwa di balik setiap langkah maju yang kita capai, ada tangan-tangan yang menopang tanpa pamrih, ada hati-hati yang berkorban tanpa menuntut balas. Itulah perjuangan yang layak kita syukuri.
Kesadaran ini seharusnya mengajak kita untuk lebih menghargai setiap bentuk perjuangan, sekecil apapun. Memberi ruang bagi setiap upaya, dan mengingatkan diri bahwa tidak semua hal harus menjadi sorotan untuk layak disebut sebagai pengorbanan. Kesadaran ini pula yang seharusnya membuka mata kita bahwa tidak semua perjuangan harus terlihat besar. Bahwa perjuangan juga bisa dilakukan di jalan yang sunyi seperti menjadi relawan. Di Rumpun Nurani, ada banyak sosok yang tanpa pamrih meluangkan waktu, tenaga, bahkan hati, untuk melayani mereka yang membutuhkan. Mereka bukan hanya sekadar bekerja, tetapi sungguh-sungguh berjuang untuk memastikan kesehatan masyarakat di wilayah konsentrasi melalui program REKAN (Relawan Kesehatan). Tak jarang, perjuangan mereka pun luput dari sorotan. Mereka membuktikan bahwa perjuangan tidak harus membutuhkan panggung besar. Kadang, cukup dengan satu sentuhan tangan, satu senyuman tulus, satu doa dalam senyap, dunia seseorang bisa menjadi lebih baik. Karena sejatinya, menjadi relawan di Rumpun Nurani adalah wujud nyata dari perjuangan yang kecil di mata, tapi besar di makna. Sebuah pengingat bahwa setiap kebaikan, sekecil apapun, selalu berarti.
Penulis: Fatihah Wenny Rahmantika