Ikhlas Melepaskan Bukan Berarti Menyerah

Pernah nggak sih ngerasa pikiran penuh dan sesak tapi kamu tetap memaksakan diri buat cari solusi? Padahal ketika semakin dipikirin, justru hal itu bikin dirimu lelah dan capek. Seringkali juga ingin berhenti tapi takut dianggap menyerah atau takut terlihat lemah karena memilih untuk mundur. 

 

Lalu, mengapa kita tidak belajar untuk melepaskan? karena melepaskan bukan berarti menyerah, terkadang kita harus melepas sesuatu untuk menjaga diri agar tetap sehat secara mental.

 

Melepaskan Bukan Berarti Menyerah

Ada saatnya kita terlalu keras dengan diri sendiri. Selalu merasa harus kuat dan bisa menyelesaikan semua hal sesegera mungkin. Ada kalanya juga sesuatu terasa begitu berat. Bukan karena dirimu lemah tetapi memang bebannya yang terlalu besar, terlalu berat, dan terlalu menguras mental. Hingga membuatmu menjadi cemas, gelisah, overthinking, tidak dapat tidur nyenyak, dan kehilangan semangat untuk menjalani hidup. Jika sudah mengalami itu apakah masih pantas disebut dengan perjuangan? 

Pada momen ini kita tak jarang mendengar orang-orang sekitar menyarankan kita untuk “sabar aja dulu.”, “nanti juga selesai kok.”, atau “udah, jalanin aja.” Seolah kita tidak cukup kuat jika merasa ingin berhenti, seolah kita salah jika ingin menyerah. Padahal, melepaskan bukan berarti menyerah atau gagal. Ketika kita memilih melepaskan berarti kita mengambil langkah paling berani dan jujur yaitu menyelamatkan diri sendiri. 

Melepas terkadang bisa diartikan sebagai salah satu bentuk mencintai diri sendiri dengan lebih bijak. Kita belajar untuk mengenali batas antara hal yang bisa diselesaikan dan yang bisa dilepaskan. Dengan melepaskan kita menjadi sadar bahwa kesehatan mental bukan hal yang bisa terus dikorbankan. Kebahagian diri sendiri juga pantas untuk diperjuangkan, karena hidup bukan sekedar memenuhi ekspektasi orang lain. 

 

Tidak Semua Hal Harus Diselesaikan Hari Ini

Hidup di dunia yang serba cepat, membuat kita berpikir bahwa semua hal harus selesai sekarang juga. Semua masalah harus ada solusinya hari ini juga. Namun, kita juga harus tahu bahwa tidak semua rencana berjalan sesuai ekspektasi. Terdapat hal-hal yang memang belum bisa diselesaikan sekarang. Terdapat pertanyaan yang menunggu waktu untuk mendapatkan jawabannya. Dan terdapat proses yang membutuhkan waktu, bukan paksaan.

Ketika semua terasa sangat melelahkan, istirahat sejenak adalah opsi yang tepat. Kamu  tidak harus memaksakan diri untuk mencari jawaban atau jalan keluar atas semuanya hari ini. Terkadang ketika kita mulai melepaskan dan membiarkan semua berjalan apa adanya, pikiran kita juga menjadi lebih jernih dan perlahan jawaban atau solusi yang kamu cari akan datang dengan sendirinya.

Islam sendiri mengajarkan sabar dan ikhlas sebagai jalan yang panjang. Sebuah proses yang tidak instan. Jadi, jika hari ini kamu merasa ada sesuatu yang belum selesai, tenang saja. Mungkin belum waktunya. Atau mungkin Allah sedang menyelamatkan kamu dari sesuatu yang kita tidak pernah tahu sebelumnya. Karena seperti yang tertulis dalam Al-Baqarah (2):216, Allah berfirman “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Dengan begitu, melepaskan bukan berarti menyerah, apalagi lari dari kenyataan. Melepaskan adalah bentuk dari tawakal—sikap berserah diri setelah berikhtiar. Sebab tidak semua hal harus selesai dengan tangan kita. Ada hal-hal yang lebih baik diserahkan kepada Allah SWT.

 

Belajar Ikhlas Melepaskan Juga Bisa Jadi Ibadah

Kebanyakan orang mengira bahwa ibadah hanya tentang sholat, puasa, dan zakat. Tetapi sebenarnya ketika kita menjaga diri agar tetap sehat lahir dan batin juga termasuk dalam ibadah. Dengan menjaga pikiran agar tetap waras dan menjaga hati tetap hidup dalam ketenangan. Semua itu merupakan bentuk rasa syukur dan amanah atas tubuh dan jiwa yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Untuk itu, jika hari ini kamu merasa bebanmu terlalu berat jangan sungkan untuk menurunkannya. Jika pikiran terlalu kacau, mungkin juga terdapat beberapa hal yang memang harus dilepaskan. Bukan karena lemah, tetapi kamu tahu batasan akan dirimu dan tahu bahwa kesehatan mental juga penting.

Percayalah, ketika kamu belajar melepaskan dengan ikhlas, saat itulah kamu memberikan ruang bagi Allah untuk menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Sesuatu yang lebih menenangkan dan lebih sesuai dengan kebutuhan jiwamu.

Jadi, jika kamu masih merasakan bahwa semua hal harus selesai sekarang, coba kamu tanyakan ke dirimu sekali lagi “Apakah ini hal yang harus aku pikirkan sekarang? Atau sebenarnya, aku hanya terbiasa merasa bersalah jika harus berhenti atau melepaskan?”

 

Penulis: Annisa Fadhilah

Rekomendasi Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *