Menggali Makna Qurban dari Hal-Hal Sederhana

Pelaksanaan qurban yang dilakukan pada Hari Raya Idul Adha atau Hari Tasyrik kerap diartikan sebagai proses penyembelihan hewan ternak seperti sapi dan kambing dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Akan tetapi pemaknaan qurban tidak hanya sebatas “menyembelih hewan ternak” saja, seperti halnya tertulis dalam QS. Al-Hajj (22):37 yang berbunyi “Daging (hewan qurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu.” Melalui penggalan ayat tersebut, dikatakan bahwa ibadah qurban bukan dinilai dari bentuk fisiknya saja tetapi juga terkait dengan ketakwaan suatu umat kepada Allah SWT. 

 

Dengan begitu, sebelum kita melaksanakan qurban yang sesungguhnya ada baiknya untuk sedini mungkin kita dapat memupuk semangat berqurban dengan memperluas rasa ikhlas, taqwa, taat, dan rasa pengorbanan. Semangat berqurban tersebut dapat dilatih melalui hal-hal yang sangat sederhana, sebab ketulusan dalam langkah sederhana mampu menumbuhkan jiwa yang besar sebagai bekal untuk ibadah qurban yang sebenarnya. 

 

Berikut ini 5 hal-hal sederhana yang dapat dilakukan:

  • Menyisihkan Uang Jajan untuk Kegiatan Sosial

Apabila kita memiliki rezeki, baik dalam jumlah besar atau kecil ada baiknya kita gunakan dalam hal kebaikan. Misalnya, menyisihkan uang jajan yang kemudian dikumpulkan bersama teman-teman untuk kegiatan Jum’at Berkah seperti berbagi makanan dan minum kepada yang membutuhkan. Kegiatan tersebut tidak hanya melatih kita untuk rajin menabung tetapi kita juga belajar bahwa dalam memberikan sesuatu dibutuhkan keikhlasan, kerelaan, dan perhitungan tidak asal memberi sama seperti ketika ingin berqurban yang memiliki tata cara tersendiri. Melalui langkah sederhana, jika kita konsisten maka ketika Allah menitipkan rezeki yang lebih besar kita tidak akan ragu untuk melaksanakan qurban secara penuh.

  • Meluangkan Waktu dan Tenaga untuk Membantu Sesama

Bagi manusia waktu dan tenaga merupakan dua hal yang berharga. Maka ketika kita rela meluangkan waktu untuk orang lain seperti membantu teman ketika kesusahan, menemani keluarga ketika membutuhkan support, atau menolong orang lain yang membutuhkan bantuan, kita juga sudah melakukan salah satu bentuk qurban yaitu mengorbankan waktu dan tenaga untuk kepentingan bersama. Sikap ini jika dikembangkan akan membawa kita menjadi pribadi yang empati, peka terhadap kondisi sekitar, ringan tangan, dan nantinya akan siap berkorban dalam bentuk yang lebih besar.

  • Mengalah untuk Kebaikan

Di kehidupan sehari-hari, ego kerap kali menguasai diri kita sehingga muncul sifat egois yang membiarkan diri kita untuk mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Sifat tersebut tentu tidak disukai oleh Allah, apabila hal tersebut untuk kebaikan kita bisa mendorong diri kita untuk mengalah terhadap orang lain. Sikap “menyembelih” ego tersebut sama dengan konsep dari qurban, melalui sikap ini kita belajar untuk mengendalikan perasaan ingin menang dan diakui demi sesuatu yang lebih baik. Contohnya memilih untuk mengalah dalam suatu perdebatan agar tidak memperkeruh suasana dan berbuat baik tanpa diumbar-umbar. Dengan begitu, rasa mengalah demi kebaikan ini merupakan bentuk pengorbanan yang mulia karena mengembangkan  rasa ikhlas, rendah hati, dan kedewasaan yang diperlukan ketika melaksanakan ibadah qurban sesungguhnya.

  • Menahan Diri untuk Membeli Keinginan yang Tidak Diperlukan

Mengendalikan diri untuk tidak membeli barang yang kita inginkan juga dapat dianggap sebagai latihan qurban. Hal ini karena ketika kita memilih untuk tidak membeli barang yang diinginkan dan justru menabung atau menggunakan uang tersebut untuk hal yang lebih bermanfaat seperti membantu orang tua, sedekah/infaq rutin, dan hal baik lainnya kita sama saja telah mengorbankan keinginan pribadi kita untuk kebaikan jangka panjang dengan tujuan mendapatkan ridha Allah. Ini juga merupakan bentuk pengendalian diri yang disukai oleh Allah.

  • Saling Berbagi dan Mendoakan Terhadap Sesama

Sebagai manusia sudah hakikatnya kita saling berbagi kepada sesama salah satunya dapat dengan memberikan barang yang kita punya kepada orang yang lebih membutuhkan karena dengan ini kita juga belajar untuk melepaskan keterikatan pada barang duniawi demi kebahagiaan orang lain yang lebih memerlukan. Tidak hanya itu, kita juga harus mendoakan orang lain dalam hal kebaikan tanpa sepengetahuan mereka karena dengan begitu kita telah merelakan ruang doa kita kepada orang lain dengan tulus.

 

Semua langkah sederhana di atas adalah cara untuk membentuk pribadi yang lebih kuat, ikhlas, tangguh, dan bertaqwa sebelum kita dipertemukan dengan ibadah qurban yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan qurban tidak hanya mengenai tradisi penyembelihan hewan ternak saja tetapi bagaimana kita bisa “menyembelih” atau menghilangkan ego, kemalasan, dan kenyamanan yang dapat menghalangi kita dari kebaikan guna mencapai ridha Allah SWT. 

 

Yuk, lakukan aksi nyata dengan mengikuti program Qurban Prioritas dari Yayasan Rumpun Nurani. Melalui program ini kita tidak hanya berqurban untuk diri sendiri tetapi kita dapat membantu mereka yang membutuhkan agar bisa menikmati berkah qurban. Info lebih lanjut bisa cek di akun instagram kami @rumpunnurani 

 

Penulis: Annisa Fadhilah

Referensi:

Siregar, I., Palem, I. A., & Anggreini, N. (2024). Menguak hikmah di balik ibadah qurban. Semantik: Jurnal Riset Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Budaya, 2(3), 173-186.

Rekomendasi Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *