Pendidikan dan Perempuan: Kunci Membangun Masa Depan Cemerlang

Perempuan dan Pendidikan

Pendidikan merupakan hak yang dimiliki oleh semua umat manusia, baik perempuan ataupun laki-laki. Melalui pendidikan kita dapat mempelajari berbagai hal untuk menjalani hidup, mulai dari aspek intelektual, emosional, dan spiritual. Dalam Islam, pendidikan sendiri merupakan kewajiban yang harus dijalankan sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Menuntut Ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim,” (HR. Ibnu Majah). Namun, ternyata masih banyak pandangan yang menyatakan bahwa perempuan tidak memerlukan pendidikan yang tinggi. Lalu, sebenarnya seberapa penting sih pendidikan untuk perempuan?

Pada dasarnya perempuan dalam lingkup keluarga memiliki peran sebagai istri, ibu, hingga menjadi anak. Perannya sebagai ibu merupakan peran yang vital karena menjadi penghubung pertama dengan anak-anak sehingga merekalah yang akan mengajarkan dan mendidik anak-anak tentang kehidupan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perempuan adalah ujung tombak yang melahirkan generasi emas di masa mendatang. Seperti halnya yang dikatakan oleh Imam Syafi’i, “Jika kamu mendidik satu laki-laki, maka kamu mendidik satu individu. Namun, jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi.” 

Peran perempuan yang cukup krusial tersebut semakin mendukung bahwasannya perempuan memerlukan bekal pendidikan yang tinggi agar dapat memberikan pendidikan bermutu bagi generasi mendatang. Selain itu, pendidikan juga merupakan sarana pemberdayaan perempuan. Hal ini karena menurut penelitian perempuan yang mengenyam pendidikan formal cenderung memiliki pola pikir yang lebih positif dalam mengatasi tantangan ataupun mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

Islam sebenarnya tidak pernah membatasi perempuan dalam menuntut ilmu. Dalam beberapa kisah, perempuan selalu diberikan kesempatan bahkan kedudukan tinggi karena ilmu yang mereka miliki. Seperti kisah Sayyidah Aisyah RA yang merupakan istri Rasulullah SAW, beliau memiliki peran dalam penyampaian ajaran Islam dengan bekal ilmu pengetahuan yang ia miliki meliputi ilmu al-Qur’an, hadits fiqih, tauhid dan akidah, serta syariat islam lainnya sehingga Aisyah kerap menjadi rujukan dalam menafsirkan Al-Qur’an dan periwayatan hadits. Tidak hanya itu, ia juga mendirikan majelis ilmu bagi kaum Muslimah agar dapat terus menyebarkan dakwahnya. Maka tidak heran jika Aisyah disebut sebagai “Ibu pendidikan umat Islam”.

Kisah tersebut merupakan bukti nyata bahwasannya perempuan dapat memiliki pengetahuan yang luas melalui pendidikan, serta memiliki kebebasan dalam berkarya dan meraih mimpinya tentunya dengan tetap mempertahankan kodrat dan fitrahnya sebagai perempuan. Oleh karena itu, diharapkan perempuan dapat meneladani kisah Sayyidah Aisyah RA yang tidak hanya menjadi istri yang bertanggung jawab tetapi memiliki kemauan untuk menambah wawasan dan mengembangkan diri. Apabila perempuan memiliki tekad untuk mengejar pendidikan, maka mereka juga akan siap menjadi madrasah pertama bagi keturunanya kelak sehingga akan melahirkan generasi penerus berbekal pengetahuan luas yang berlandaskan hukum Islam.

Berkembangnya zaman ke arah digital tentunya semakin mempermudah perempuan untuk mengakses pendidikan. Namun, terdapat beberapa hambatan yang dapat terjadi diantaranya dalam hal sosial, budaya, maupun ekonomi yang mempengaruhi proses dalam memperoleh pendidikan. Dengan begitu, perlu diingat bahwa kunci kemudahan dalam mengenyam pendidikan yaitu semangat dan tekad yang dimiliki setiap individu. Hal ini sejalan dengan hadits riwayat muslim, “Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim). Melalui hadist tersebut, tentunya Allah memberikan pengingat kepada kita bahwa setiap perjalanan dalam mencari ilmu baik itu sulit atau mudah, Allah memberikan ganjaran berupa surga bagi mereka yang tidak patah semangat. 

Selain itu, perlu diingat pula jika pendidikan tidak hanya ditempuh melalui pendidikan formal tetapi dapat datang dari pengalaman. Maka, bagi para perempuan carilah ilmu dari berbagai sumber dan belajarlah sedini mungkin. Bekali diri dengan ilmu dan keterampilan yang cukup untuk menjadi perempuan yang berkualitas. Muslimah yang baik yaitu memiliki daya saing, cerdas, berilmu, bermanfaat dalam bidang apapun, serta memiliki kecakapan agama yang baik. Kita perlu tekankan bahwa perempuan merupakan aset yang berharga, karena dari dirinya lahirlah kehidupan, peradaban, pemimpin, dan masa depan.

Apabila teman-teman ingin menjadi perempuan yang berkualitas dengan memiliki pengetahuan yang luas, teman-teman dapat mengikuti kegiatan yang dimiliki oleh Yayasan Rumpun Nurani diantaranya yaitu kegiatan belajar Al-Qur’an setiap hari Kamis (BBQu Kamisan), belajar keterampilan kreatif bersama (BBQu Fun & Learn), Pesantren Nurani, dan Kelompok Ibu Produktif.

Mari kita tumbuh dan berproses bersama! Karena pendidikan bukan perjalan yang harus ditempuh sendiri, bersama Yayasan Rumpun Nurani kita menjadi perempuan yang cerdas, terampil, tangguh, dan berkualitas.

Oleh: Annisa Fadhilah

 

Sumber: 

Florentina, S. (2023). Aisyah Perempuan Pengukir Sejarah Pendidikan Pada Masa Rasulullah. JPT: Jurnal Pendidikan Tematik, 4(2), 163-174. Dapat diakses melalui: https://siducat.org/index.php/jpt/article/view/843 

Waty, E. R. K., Nurrizalia, M., Elvito, S. N., Toressa, A., Nurafifah, S., & Naura, K. (2024). Peran Perempuan dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Non formal, 1(4), 13-13. Dapat diakses melalui: https://www.researchgate.net/publication/380981256_Peran_Perempuan_dalam_Pendidikan

Rekomendasi Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan Update Terbaru dari Kami!

Berlangganan newsletter kami sekarang untuk menerima artikel inspiratif, berita terkini, dan informasi penting lainnya, Gratis!